cuatro

272 29 4
                                    


Sorry for typo
Happy reading

Sudah seminggu setelah hari pemakaman Yangyang dan Shotaro serta hari dimana Y/n kecelakaan dan dinyatakan meninggal di tempat. Keadaan Haechan jauh dari kata bai-baik saja sekarang. tubuhnya jauh lebih kurus dari sebelumnya, kantung matanya terlihat menghitam karena dirinya tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak. dirinya selalu terbayang-bayang tubuh bersimbah darah Yangyang, Shotaro dan juga Y/n. Juga dengan teror yang selalu datang padanya.

Bahkan akhir-akhir ini Haechan sering berhalusinasi, menganggap Yangyang dan Shotaro masih hidup. Renjun, Jaemin dan Jeno seringkali memergoki Haechan yang berbicara sendirian di kamarnya, dan saat ditanya Haechan selalu menjawab jika dia bebicara dengan Yangyang dan Shotaro.

seperti hari ini, saat Renjun membuka pintu kamar kost Haechan, dia bisa melihat Haechan yang duduk di pojok ruangan sembari mengobrol dengan 'Yangyang dan Shotaro'

Renjun melirik sebentar ke arah Jaemin dan Jeno di belakangnya, kemudian diangguki oleh Jaemin

"Chan.." Panggil Renjun pelan

"Oh, njun" Haechan melihat ke arah Renjun, kemudian pandangannya teralih pada sofa dimana ada Jaemin dan Jeno di sana

"Jen, Jaem. Tumben dateng bareng-bareng" Haechan bertanya heran, sebab biasanya mereka tidak pernah datang bersamaan karena jadwal kuliah mereka

"Chan, ikut kita yuk" atensi Haechan kembali pada Renjun di depannya

"Kemana Njun?"

"ikut aja, yuk" Renjun berdiri, diikuti oleh Haechan

"kira-kira Renjun ngajak kita kemana ya, Yangs, Ro?" Renjun tersenyum getir saat Haechan bertanya pada angin

Renjun kemudian berbalik dan menatap Jaemin juga Jeno, kemudian melangkah keluar kamar Haechan diikuti oleh Haechan dibelakangnya kemudian Jeno dan Jaemin.

ternyata Renjun dan Jaemin juga Jeno membawa Haechan ke sebuah komplek pemakaman dimana Yangyang dan Shotaro dimakamkan

"Njun, ngapain sih ngajak gue ke pemakaman" Haechan memeluk lengan Renjun erat

"Buat ketemu Shotaro sama Yangyang"

"Lah, kan mereka sama kita" namun saat Haechan menengok ke sampingnya, tidak ada Yangyang disana. Haechan menghentikan langkahnya dan berbalik, namun yang dilihatnya hanya ada Jeno dan juga Jaemin, padahal seingatnya Shotaro berjalan bersama mereka berdua

"loh, mereka kemana?" Haechan bertanya, namun tidak ada jawaban dari ketiga temannya itu

melihat Haechan yang kebingungan, Jaemin memilih untuk untuk maju dan merangkul Haechan kemudian membawanya untuk melanjutkan langkah mereka. Sampainya di dua gundukan tanah dengan nisan bernamakan Liu Yangyang dan Osaki Shotaro serta foto mereka yang tersandar di masing-masing nisan, Jaemin segera jongkok dan menarik tangan Haechan supaya ikut berjongkok, disusul oleh renjun dan Jeno di sebrangnya

"Mereka udah pergi, chan" Jaemin berkata dengan lirih sambil menatap kedua gundukan tanah di depannya

Haechan ikut memandangi gundukan tanah itu dengan pandangan kosong. ingatannya kembali pada hari dimana dirinya bertengkar dengan Yangyang yang menyebabkan Yangyang terjatuh dari atap gedung kampus juga pada saat dirinya mendorong tubuh Shotaro hingga tubuhnya jatuh terguling dari tangga

Haechan menggelengkan kepalanya, tangisannya kembali pecah. kemudian Haechan berdiri sambil menarik kerah kemeja yang jaemin gunakan membuat Jaemin mau tak mau ikut berdiri

"Lo pasti bohong kan Jaem? IYA KAN?!" tangannya melepaskan kerah kemeja Jaemin kemudian pandangannya beralih pada Renjun yang hanya diam di tempatnya dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya

"Njun, cepet bilang kalo ini cuma becanda. lo pada pasti lagi jailin gue kan? YANGS, ARO, CEPET KELUAR LO PADA! UDAH CUKUP BECANDANYA!LO UDAH BERHASIL! SEKARANG KELUAR KALIAN!" Haechan terus berteriak, tak peduli pada Renjun dan Jaemin yang kini sama-sama menangis

Bughh

"HARUSNYA LO SADAR DIRI, MEREKA MATI GARA-GARA SIAPA KALO BUKAN KARENA LO HAH?!" Jeno menonjok Haechan dan berteriak marah padanya

Haechan yang mendapat tonjokan dengan tiba-tiba, tentu langsung terjatuh ke tanah. Jaemin langsung berlari ke arah Jeno untuk menahannya agar tidak ada lagi adegan kekerasan, sedangkan Renjun mendekat ke arah Haechan dan memeluk sahabatnya itu dengan erat.














































Seminggu setelah kejadian di pemakaman, Haechan benar-benar berubah. Dirinya menjadi sangat pendiam, namun akan mengamuk tiba-tiba pada saat-saat tertentu. Hal itu tentu membuat Renjun, Jaemin dan Jeno kewalahan, dan akhirnya memilih menghubungi keluarga Haechan. Namun, tidak ada balasan apapun karena mereka tau, Haechan tak pernah dianggap oleh keluarganya. Akhirnya mereka memilih membawa Haechan ke Rumah sakit jiwa, tidak, mereka tidak menganggap bahwa Haechan gila, hanya saja bagaimanapun mereka memiliki kesibukan masing-masing sebagai mahasiswa semester akhir dan sulit untuk melepaskan Haechan tanpa pengawasan, mereka hanya tak ingin Haechan melalukan sesuatu yang tak mereka inginkan.

Tbc
_________________________________________

Haiii
Sepi ternyata ya?

Vote sama komennya jangan lupa!
See you...

Axiomatic | Lee Haechan ft NCT 00L |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang