61

9 1 0
                                    

Mimpi. Tenda.

Kedua kata ini berbeda, jauh berbeda, tapi berhubungan. Saling berhubungan? Seperti ketika kamu terlelap di dalamnya, di dalam tenda, lalu imajimu berkeliaran membuat otakmu bekerja?Ah, ini bukan mimpi yang seperti itu.Ini sebuah mimpi yang membuat kita hidup. Lebih hidup. Sebuah mimpi yang membuat ayah-ibu kita tersenyum, bahkan tangis bahagia.

Coba perhatikan tenda itu, di sekelilingnya ada tiang, tali, dan pasak. Satu lagi yang penting, orang-orang yang mendirikannya. Bukan hanya satu orang, tapi lebih. Lalu, kini kita ganti tenda itu dengan mimpi kita, mimpi yang kita inginkan sejak lama. Ya, tenda itu ibarat mimpi kita.

Seperti mendirikan tenda yang membutuhkan tiang, tali dan pasak. Menghidupkan mimpi juga membutuhkannya, membutuhkan niat, do'a dan usaha. Hilang tiang, tenda mau didirikan dengan apa? Hanya tali dan pasak? Mustahil. Menghidupkan mimpi hanya bermodal usaha? Ngayal. Hilang satu sama saja dengan dikalikan nol. Niat baik sudah ada. Usaha sudah mati-matian. Do'a tak pernah dipanjatkan. Omong kosong. Semuanya harus ada, agar saling menguatkan.

Seperti mendirikan tenda yang membutuhkan lebih dari satu orang untuk mendirikannya. Menghidupkan mimpi juga membutuhkannya. Kita bermimpi menjadi dokter, tentu ada ayah-ibu kita yang ikut ambil andil dalam segala sesuatunya bukan? Terlebih, do'a dan restunya. Ada kakak-adik kita yang selalu mendukung kita, yang diam-diam merindukan. Ada teman sejawat kita, yang hadir untuk membantu, bersama-sama menghidupkan mimpi kita menjadi sempurna. Ada masa depan kita yang menunggu, menunggu pelukan hangat dari kita sambil berucap, "Aku berhasil melakukannya!"

Dan, ada Allah yang membuat segalanya menjadi mungkin, yang akan benar-benar menghidupkan hidup kita.

Bermimpilah. Teruslah bermimpi, karena mimpi bukan mati satu tumbuh seribu, tapi punya satu tumbuh seribu :)

Quotes PramukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang