III

193 38 67
                                    

Don't be Sidder 🙏😊

Happy Reading 🥰

Notes : Tolong di bacanya pelan-pelan, jangan sampe ada yang kelewat informasinya, entah di dialog atau narasinya. Gak panjang kok, jadi santai aja, ya.

👑👑👑

     Suara tapakan jejak kuda masih terdengar jelas di sekeliling hutan. Bahkan semua prajurit sudah turun dari kudanya dan mencoba mencari keberadaan ratu yang masih belum di temukan. Tanah yang menjadi licin akibat hujan, membuat mereka sedikit kesusahan untuk mencapai beberapa tempat tertentu.

     Vincent akhirnya datang bersama kudanya, dengan terlambat. Tubuhnya juga ikut terguyur hujan bersama ke empat prajurit yang ikut mencari Daphne. “Apa, kalian tidak menemukan jejak kuda milik Ratu?” tanya Vincent yang menatap semua prajurit.

     Ke empatnya menggeleng, dan membuat Vincent membuang napas beratnya. “Ini sudah hampir malam. Jika kita tidak menemukannya hari ini, maka keberadaan Kerajaan dalam bahaya.

“Aku tak mau tahu, salah satu dari kita harus menemukan Ratu!” Tegas Vincent yang membuat ke empat prajurit segera  memasuki wilayah hutan tanpa kuda mereka.

     Vincent segera menalikan kudanya di pohon. Tanpa menunggu lama, ia juga ikut masuk ke dalam hutan untuk mencari keberadaan Daphne.

      Selama Vincent menelusuri hutan di timur,ia baru menyadari bahwa kawasan ini sudah lama ia tidak kunjungi, setelah kematian Rudolf.

     Tak jauh dari tempatnya berada, ia bisa melihat sebuah jurang di mana dirinya menyaksikan sang raja —Rudolf, terjatuh ke dalam sana.

     Namun hingga saat ini jasadnya belum di temukan. Tetapi Vincent yakin tubuh itu sudah tidak bisa diselamatkan.

    Sangat mustahil untuk itu.

“Yang mulia, maafkan saya. Sebagai gantinya saya akan menjaga dan melindungi sang ratu dalam keadaan apa pun.”  Kalimat itu terucap di mulut Vincent saat ia membungkuk, sebagai tanda penghormatan terakhirnya untuk sang raja.

👑👑👑

     Sedangkan di dalam rumah yang kecil, sudah di huni oleh kedua orang yang sama sekali belum mengenal satu sama lain. Daphne sudah sempat melirik lelaki di sebelahnya. Namun dapat ia lihat, lelaki itu mencari posisi sangat jauh dari Daphne berada.

     Bahkan lelaki itu, sama sekali tidak menatap wajahnya dan hanya menatap hujan di luar sana. Daphne sempat bimbang untuk membuka suatu pembicaraan. Karena orang yang ia hadapi sangatlah kelewat pasif.

     Beberapa praduga sudah ia pikirkan mengenai lelaki asing tersebut, tetapi ia masih belum yakin sendiri. Karena ia hanya menebak dan menduga. Tetapi yang wanita itu yakin, apa lelaki itu dulunya adalah seorang tahanan yang melarikan diri?

     Karena cara bersikap dan berbicara, dia seolah bukan orang yang terbiasa berbicara dengan siapa pun, bahkan dengan melihat dia menatap langit saja, seakan-akan dia baru melihatnya setelah sekian lama.

     Dalam keheningan, akhirnya Daphne membuka suaranya.

“Kau tahu, sebaiknya kita memperkenalkan diri satu sama lain. Setidaknya nama saja.”

METANOIA •JJK ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang