VII

222 35 79
                                    

Don't be Sidder 🙏

Hallo ada yang kangen cerita ini gak ya 🙈💜

Notes : Tolong di bacanya pelan-pelan, jangan sampe ada yang kelewat informasinya, entah di dialog atau narasinya. Gak panjang kok, jadi santai aja, ya.

👑👑👑

     Daphne menyamarkan raut wajahnya yang terlihat gamang. Sesekali dirinya melirik sosok Jayden yang tengah sibuk dengan latihan pedangnya bersama prajurit lain dari jendela kamarnya.

     Mungkin memang benar, jawaban yang lelaki itu lontarkan kemarin membuat seorang ratu seperti, Daphne harus bimbang.

"Tetapi memang sedikit masuk akal, saat dia mengatakan bahwa segala respons nya, akibat dari lingkungan yang tak mendukungnya," gumam Daphne saat ia kembali menunduk kebawah dan membaca lanjutan buku tentang mengenai psikologis.

"Tetapi, jika memang ia bertahun-tahun dalam tahanan, maka ia tidak akan seaktif itu untuk mengutarakan sebuah perspektif. Aku yakin saat dia dikurung, dia dibekali beberapa ilmu dasar tentang kerajaan. Bahkan bukti yang selama ini aku kumpulkan cukup memperkuat segala asumsi ku terhadapnya," lanjut Daphne saat melirik sekilas pada selembar catatan yang berisikan beberapa perkembangan Jayden yang ia amati secara diam-diam selama ini.

     Entah harus percaya atau tidak, yang pastinya Daphne masih membutuhkan Jayden saat ini. Lelaki itu bisa diandalkan untuk membantunya.

     Namun tak berapa lama sebuah ketukan pintu di kamarnya membuat kegiatan sang ratu harus berhenti. Lantas, Daphne menatap siapa yang datang ke kamarnya.

     Ternyata, Eline sahabatnya.

     Dengan cepat, Daphne menerjang tubuh itu untuk ia peluk dengan erat. Bahkan perempuan itu pun ikut membalasnya tak kalah erat.

“Yang Mulia, kau memelukku sangat erat sampai aku tidak bisa bernapas,”
keluh Eline sembari tersenyum.

“Sudah ku bilang jangan panggil aku seperti itu, jika hanya ada kita berdua. Tetap panggil aku, Daphne.”

     Eline menggeleng pelan bersamaan dengan senyum manisnya menatap sang sahabat. “Dulu berbeda, tetapi sekarang kau sudah menjadi ratu Carovia. Aku harus menghormatimu.”

     Pasalnya Daphne tidak setuju, ia sangat tidak suka jika orang terdekatnya harus menjadi orang asing dan berjarak dengannya.

“Kalau begitu ini perintah dari seorang ratu, kau harus memanggilku dengan sebutan Daphne jika kita berdua. Maka kau tidak boleh menolaknya, Eline.”

     Tampaknya Eline sangat pasrah, tetapi ia hanya mengangguk. “Baiklah jika itu mau mu.”

“Bagus, lalu apa kabar denganmu? Aku bersalah karena mengabaikan mu, bahkan aku lupa terkahir kita menikmati waktu bersama.”

“Jangan berpikir seperti itu, aku baik-baik saja, dan aku mengerti kau sangat sibuk sekarang. Lagi pula berbeda saat dulu dan sekarang. Pasti semuanya terasa berat kan?” tanya Eline dengan tatapan yang sangat tulus pada sahabatnya.

“Berat sekali, bahkan aku tidak tahu sampai mana batas ku untuk ini semua? Apakah aku bisa melindungi kalian? Dan menjaga kerajaan yang sudah Ayah dirikan untuk kita semua?”

      Semua keputusasaan itu hanya dapat di dengar oleh, Eline. Tak ada siapa pun di kerajaan yang bisa mendengar semua perasaan Daphne. Di saat ibu dan ayahnya tiada, hanya ada Eline dan Vincent yang tersisa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

METANOIA •JJK ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang