***
Langkahnya ia bawa keluar ke arah luar rumah besar itu. Dengan sebuah koper besar berada di tangannya. Jimin kini berdiri di depan pintu bagasinya, memasukkan koper miliknya kedalam sana dan setelahnya Jimin pun masuk ke dalam mobil.
Blam
"Sudah semua?" Tanya pria di samping Jimin yang kini memasang seat belt nya.
"Sudah ayah." Sahut Jimin yang sudah selesai dengan seat belt miliknya.
Setelahnya mobil mereka pun melaju meninggalkan rumah besar itu dengan seseorang yang baru saja berlari keluar dengan nafas tersengal.
"T-tuan muda hah hah.. melupakan obatnya." Ucap Taehyung yang kini menatap kepergian kedua orang itu dengan tangan kanan yang menggenggam beberapa tabung obat.
"Ya Tuhan, apa tuan muda berniat untuk tidak meminum obatnya?" Ucapnya dengan menatap sedih pada benda di tangannya itu lalu kembali menatap ke arah perginya mobil tuan nya.
≈≈≈≈≈
Sementara itu, Jimin dan Jungkook saat ini tengah melalui waktu panjang perjalanan mereka menuju Daegu. Kedua orang itu sungguh tahan dengan hanya terdiam di dalam mobil. Jungkook yang fokus dengan menyetir, Sementara Jimin hanya menatap jalan dari kaca samping tempat duduknya. Tanpa adanya perbincangan di antara keduanya.
Hingga akhirnya beberapa jam kemudian keduanya pun sampai di sebuah kawasan gedung apartemen elite yang ada di Suseong-gu.
Jimin pun melihat sekitarnya setelah ia turun dari mobilnya dan merasa heran saat ia turun di depan salah satu gedung apartemen di sana.
"Selamat datang tuan." Jungkook mengangguk lalu segera masuk ke gedung bertingkat itu setelah dua orang pelayan membawakan koper miliknya dan juga milik putranya.
Keempatnya kini sudah berada di lobi dan mengambil kunci Apartment yang akan ia tinggali di lantai dua. Menaiki lift dan sampailah mereka di lantai 2 kembali melangkah ke salah satu kamar Apartment yang hari ini mereka tinggali.
Ceklek
Jungkook pun membuka pintunya lalu membawa dirinya masuk ke dalam di ikuti Jimin dan dua pelayan itu.
"Letakkan koper kami di sana." Ucap Jungkook seraya melangkah pergi untuk melihat kamar di sana.
"Baiklah, kami permisi tuan." Ucap pelayan itu pada Jimin yang masih berdiri di ruang tamunya, tersenyum dan membungkuk yang di lakukan Jimin saat dua pelayan itu berpamitan.
Kini Jimin pun menatap pada sekitarnya di mana ruangan itu begitu luas dan terasa sangat nyaman.
"Kamar mu di sana, istirahat lah." Jimin pun mengangguk saat sang ayah baru saja keluar dari salah satu kamar yang berada dekat dengan dapur.
Jimin pun melangkah ke salah satu kamar yang di tunjukan sang ayah.
Cklek
Pintu pun dibuka, sebuah senyuman pun terukir di bibirnya saat suasana yang begitu nyaman ia rasakan sesaat pintu terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy I'm sorry ✔
FanfictionAbout, Family violence kisah seorang pemuda berusia 16 tahun yang setiap harinya mendapat kekerasan dan tekanan dari sang ayah. bahkan di sekolah ia menjadi korban bullying hingga pada akhirnya memilih untuk melakukan Self harm. Park Jimin (16) Jeon...