Siang itu Jimin tengah berjalan keluar dari kelasnya. Waktu belajar hari ini telah usai dan saat ini semua murid telah keluar dari kelas untuk segera pulang ke rumah masing-masing. Dengan tubuh yang terasa lelah, Jimin berjalan melewati semua teman-temannya di sana dengan wajah pucatnya. Hari ini Jimin merasa tidak baik-baik saja, setelah mengikuti jam olahraga pagi tadi dan melupakan kenyataan jika dia sedang sakit dan tak bisa mengalami kelelahan dan berakhirlah Jimin seperti sekarang. Rasanya ia ingin cepat-cepat sampai di rumah untuk membaringkan tubuhnya yang lelah.
Bruk
Tiba-tiba Jimin tanpa sengaja menabrak seseorang yang ada di depannya. Ia sungguh terkejut dengan hal itu membuatnya membungkuk untuk meminta maaf. Namun saat akan berdiri tegak lengannya di tarik kasar oleh seseorang yang tadi ia tabrak.
"Kau sudah buta huh?!" Ucap seorang pemuda yang tak lain adalah Wonho si biang onar di sekolah itu.
Jimin sungguh jengah jika harus berhadapan dengan pemuda itu. Sungguh ia begitu lelah dan segera ingin pulang saat ini.
"Aku sudah meminta maaf padamu. Jadi tolong biarkan aku pergi." Ucap Jimin dengan menyentak tangan Wonho yang memegang tangannya.
"Ouh.. kau berani melawanku!" Tantang Wonho yang terlihat kekanakan bagi Jimin.
"Aku bukannya menantang mu, aku memang sudah meminta maaf dan.. sudahlah aku ingin segera pulang." Ucap Jimin tanpa menghiraukan Wonho yang kini tengah emosi dengan jawaban pemuda mungil di depannya.
Lalu, tanpa Jimin duga pemuda itu kini menariknya pergi dari sana. Membawa pemuda mungil itu ke arah belakang sekolah yang mana di sana terlihat beberapa gadis dan pemuda tengah asik bercanda.
Bruk
Jimin pun tersungkur ke tanah, mengundang tatapan terkejut dari orang-orang yang ada di sana.
"Wow wow wow.. ada apa ini?" Tanya pemuda lain yang kini berjalan mendekat ke arah Wonho yang kini berjalan menghampiri Jimin dan menarik kerah kemeja pemuda mungil itu.
Grep
"Semakin berani saja kau hah!"
Plak!
Sebuah tamparan yang cukup kencang mendarat di wajah Jimin. Lalu di susul sebuah tarikan di rambutnya membuat Jimin meringis dengan sudut bibir terluka.
"Punya nyali hum, sepertinya kau harus mendapatkan pelajaran dari kami. Agar kau mengerti bagaimana cara bersikap pada kami." Sebuah seringai pun terukir di bibir Wonho.
Dan akhirnya Wonho pun memukul wajah Jimin dengan kepalan tangannya hingga hidung mungil itu pun mengeluarkan darah. Jimin yang kini merasa kesakitan di wajahnya pun mencoba untuk membalas ia pun berdiri dan mendorong tubuh yang lebih besar darinya dan memberi pukulan ke arah wajah Wonho hingga pemuda itu pun tersungkur.
"Sialan!"
Wonho dengan cepat bangkit dan bergerak cepat ke arah Jimin dan tanpa si mungil duga tangannya di tahan oleh teman Wonho ke belakang dan dengan tiba-tiba ia pun menerima sebuah pukulan di perut nya hingga Jimin pun membungkuk merasakan nyeri di bagian yang terkena pukul itu.
"Akh!"
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Berkali-kali Wonho mendaratkan pukulan di tubuh Jimin hingga pemuda mungil itu kini berlutut masih dengan tangan yang berada di belakang punggungnya sebab teman dari Wonho masih menahannya.
Jimin benar-benar babak belur karena Wonho. Pemuda yang berada di belakangnya pun melepaskan tangannya dan membuat tubuh lemas Jimin jatuh tersungkur.
"Bagaimana huh? Kau benar-benar membuatku muak denganmu, Sialan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy I'm sorry ✔
FanfictionAbout, Family violence kisah seorang pemuda berusia 16 tahun yang setiap harinya mendapat kekerasan dan tekanan dari sang ayah. bahkan di sekolah ia menjadi korban bullying hingga pada akhirnya memilih untuk melakukan Self harm. Park Jimin (16) Jeon...