O2: meet Allen

380 82 24
                                    

Vote and coment nya ya!

Malam ini keluarga Xavier tengah makan malam bersama di restorannya Okura Hotels. Suasana tenang diringi dengan alunan musik klasik, mendominasi di setiap sudut ruangan yang berdesain mewah.

"Gimana? Seru kan disini?" tanya Jinhwan, kepala keluarga Xavier. Jihoon hanya mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban.

"Biasa aja." balas Jihoon singkat.

"Kamu kapan lagi masuk kuliahnya?" kini Jihoon bertanya pada adik perempuan nya, Yujin.

"Bulan depan aku udah masuk." jawab Yujin.

"Besok kamu ikut ayah. Ayah mau kenalin kamu ke salah satu teman ayah."

Mendengar ajakan ayah nya tadi membuat Jihoon dengan sengaja menjatuhkan garpu dan pisau sehingga membuat suara dentingan yang kuat.

"Aku tau maksud ayah dan aku engga akan mau." Jihoon membersihkan mulutnya dan berdiri. Yujin yang sadar akan perubahan mood sang kakak, langsung menenangkan nya dan mencoba membujuk kakak nya agar kembali duduk.

"Kamu engga boleh nolak, kamu harus ikut Jihoon." kata Jinhwan sekali lagi penuh penekanan.

Jihoon menatap ayahnya dingin, "Ngga makasih." lalu dia pun pergi meninggalkan Yujin dan ayahnya yang terlihat geram menatap kepergiannya.

🗼

Disini lah Jihoon sekarang, di sebuah taman yang berada tak jauh dari hotel. Duduk sendirian sambil menikmati sekaleng bir. Padahal niat nya ke Jepang hanya untuk menenangkan pikiran sekalian liburan. Tapi ayah nya berhasil membuat rencana liburan nya kacau

Jihoon menatap kedepannya dimana banyak orang yang berlalu lelang melewati dirinya. Jihoon juga melihat ada dua anak kecil yang tengah saling berdebat dan ibu mereka yang berusaha melerai keduanya.


Spontan ia ikut tersenyum melihat perdebatan kecil di depannya tersebut. Dia jadi teringat saat dia dan Yujin masih kecil dulu. Ngomong-ngomong soal anak kecil, Jihoon juga teringat dengan anak kecil yang dia temui siang tadi. Dia masih merasa bersalah karena tidak sempat mengobati luka anak kecil tadi.

Tiba-tiba Jihoon terkejut saat mendengar suara tangisan yang cukup keras. Jihoon berdiri dan berjalan sambil celingak-celinguk mencari sumber suara tersebut.  Dan akhirnya dia menemukan sumber suara tersebut.

Ada seorang anak kecil menangis di tengah taman tanpa ada satupun orang yang memperdulikan kehadiran nya. Maka dengan cepat Jihoon langsung menghampiri anak itu.

'Eh ini anak yang siang tadi' batin Jihoon terkejut. Dia jadi heran kenapa dia sering bertemu dengan bocah kecil ini.

"Hey mama kamu- eh dia mana paham. Maksud aku, where's your mom? HARUSNYA PAKE BAHASA JEPANG JIHOON OGEB!"

Anak laki laki itu bukannya diam malah makin menangis ketika melihat Jihoon yang malah emosi sendiri.

"Astagfirullah ini kalo emak nya tau, habis nih gue." gumam Jihoon. Dia kembali menenangkan anak itu menggunakan bahasa campur. Iya, campur. Bahasa Jepang, Indonesia, dan Inggris.

Sampai anak laki laki itu mengeluarkan suaranya yang membuat Jihoon terdiam.

"Allen ngerti kok."

Jihoon baru ingat siang tadi ada perempuan yang mungkin itu ibu nya, berbicara menggunakan bahasa Indonesia bukan bahasa Jepang.

"O-oh oke, sekarang mama kamu dimana?"

Anak laki laki bernama Allen itu bukannya menjawab malah kembali menangis. Orang orang yang lewat sampai melihat kearah Jihoon dengan tatapan penuh selidik. Sadar bahwa ia dia dicurigai, Jihoon pun menggendong Allen.

"Hey jangan nangis dong. Yaudah om bakal bantu kamu buat nyari mama kamu, tapi janji dulu jangan nangis ya?" bujukan Jihoon berhasil membuat tangisan Allen berhenti.

Jihoon tersenyum. Dia mengeluarkan sapu tangan dari saku kemeja nya dan membersihkan bekas air mata juga ingus yang ada di hidung Allen.

"Nah udah bersih. Sekarang ayo kita cari mama Allen!"

Saat menyusuri jalanan, Allen tidak banyk mengeluarkan suara. Jihoon sampai bingung apakah Allen memang tidak banyak bicara atau karena kondisi nya yang baru habis menangis? Maka dengan inisiatif Jihoon mengajak Allen bicara lebih dulu.

"Tadi nama kamu Allen kan? Kalo om namanya Jihoon. Salam kenal ya Allen." Jihoon mengulurkan tangannya dan diterima oleh tangan mungil Allen. Terus terang Jihoon merasa agak aneh harus menggunakan panggilan om.

"Salam kenal juga om Jiun." ucap Allen. Jihoon langsung tersenyum gemas mendengar Allen memanggil nya bukan Jihoon tapi Jiun.

"Allen kok bisa kepisah sama mama kamu?"

Wajah Allen langsung berubah sedih, "A-Allen nakal. Allen engga dengerin kata mama." ucap Allen lalu kembali menangis.

Entah dorongan darimana yang membuat Jihoon langsung memeluk Allen. Bahkan tangannya terangkat mengelus kepala Allen penuh sayang.

"Allen bukan anak nakal kok, jadi udah ya nangis nya nanti ganteng kamu hilang loh,"

Bujukan Jihoon berhasil lagi, tangis Allen kembali berhenti. Jihoon merasa bangga dengan dirinya sendiri.

"Kamu lapar? Ayo om jajanin kamu makanan. Mau ga?"

"Mauuu!"

Hello Allen!

Btw, cerita ini mungkin bakal slow update🙏🏻 apalagi kan masih ada Asrambi yang belum ada sama sekali di update:(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw, cerita ini mungkin bakal slow update🙏🏻 apalagi kan masih ada Asrambi yang belum ada sama sekali di update:(

STRUGGLE [chaehoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang