O8: Perjodohan

434 84 25
                                    

KELUPAAN UPDATE SHGSGSHW😭🤧 MAAF YA

Setelah Jihoon pergi dari apartemen Chaeyeon, dia langsung dijemput oleh mobil pribadi nya. Di dalam sudah ada Haechan yang menunggu.

"Jadi dia tinggal disini?" tanya Haechan saat Jihoon sudah masuk.

"Hmm." jawab Jihoon berdehem

"Gimana keadaan nya?"

Jihoon menghela nafas, "Dia sama anaknya baik kok."

"Gue bantu koreksi, anak lo."

"Iya anak gue."

Selanjutnya tidak ada lagi pembahasan tentang Chaeyeon. Hanya ada obrolan biasa. Lima belas menit mobil pun berhenti di depan sebuah restoran bernama Lature.

"Kabarin gue kalo urusannya udah selesai." pesan Haechan ketika Jihoon sudah keluar dari mobil. Jihoon mengangguk paham setelah itu ia masuk kedalam restoran.

•••

Saat dia masuk dia langsung disambut oleh pelayang restoran. Jihoon bertanya pada pelayan tersebut lalu ia langsung mengantar Jihoon menuju ke dalam ruangan VIP yang ada di restoran. Dari kejauhan dapat Jihoon lihat ada ayahnya bersama seorang laki laki yang juga seumuran ayahnya, juga seorang perempuan.

"Pakaian kamu kenapa gini? Kamu habis darimana?" baru saja Jihoon datang dia sudah di interogasi sang ayah.

"Ada apa manggil Jihoon?" tanya Jihoon enggan menjawab pertanyaan sang ayah.

Jinhwan menggeleng melihat tingkah Jihoon. Laki laki paruh baya itupun tersenyum ramah menatap laki laki di hadapan nya, "ini anak pertama yang saya ceritain tadi pak Jimin."

"Wah jadi ini dia yang namanya Jihoon," Jimin berdiri dan mengulurkan tangannya, "Perkenal kan saya Jimin Park. Senang bertemu kamu Jihoon."

"Saya Alaska Jihoon Xavier. Senang juga bertemu dengan anda pak Jimin." balas Jihoon lalu duduk disamping Jinhwan. Di hadapan nya ada seorang gadis cantik yang menatap nya ramah.

"Jihoon kenalin ini anak saya, Seoyeon." ucap Jimin. Gadis di hadapan Jihoon pun tersenyum.

"Seoyeon Park." ia menjulurlan tangannya. Jihoon membalas uluran tersebut dengan singkat. Dia juga hanya tersenyum tipis, "Jihoon."

"Jadi ayah manggil aku buat apa?" tanya Jihoon sekali lagi. Dia merasa tingkah ayahnya sangat aneh. Terlebih sedari tadi ayah nya selalu tersenyum.

"Engga ada basa-basi lagi, jadi ayah langsung aja. Ayah dan pak Jimin, kita berdua sepakat untuk jodohin kamu dengan Seoyeon."

Perkataan Jinhwan membuat Jihoon menoleh kaget. Apa-apaan nya ayah nya ini? Bahkan Seoyeon terlihat santai dan malah tersenyum malu. Jihoon sudah tidak tahan lagi. Dia langsung berdiri untuk pergi.

"Maaf yah, tapi aku gabisa. Aku nolak." ucapan Jihoon barusan membuat suasana menjadi panas. Jinhwan ikut berdiri menahan bahu anaknya.

"Kamu ga boleh nolak Jihoon."

"Aku berhak buat nolak ini. Ini hidup aku. Aku yang nentuin, bukan ayah." Jihoon melepaskan tangan Jinhwan dari bahu nya.

"Maaf pak Jimin, tapi saya menolak." Jihoon melirik Seoyeon sekilas. Dia pun membungkuk sopan pada Jimin lalu pergi dari restoran.

••••

"Kakak darimana?"

Setelah pergi dari restoran tadi, Jihoon kembali ke hotel. Ketika ia masuk ke kamar, dia dibuat kaget oleh kehadiran Yujin yang entah kapan sudah ada di kamarnya.

"Kamu ngapain sih?" tanya Jihoon kesal.

"Nungguin kakak. Aku bosan makanya kesini."

Jihoon menghela nafas panjang. Dia melepaskan jaket dan juga topi nya. Tak lupa juga ia lepaskan sepatunya. Setelah itu Jihoon menghempaskan badannya di kasur.

"Kakak darimana aja? Kenapa ga pulang bareng kak Haechan?"

"Malas."

Yujin memutar bola matanya, "jawab dulu ih, habis darimana?" tanya Yujin sekali lagi sambil menggoyangkan bahu Jihoon.

"Anak kecil gaboleh kepo."

"Kak Jihoon ih!" seru Yujin dan memukul wajah Jihoon menggunakan bantal. Bukannya kesal, Jihoon langsung membalas memukul adik nya dengan bantal juga. Lalu terjadi lah aksi perang bantal.

•••

Limat menit kemudian Jihoon dan Yujin terguling di atas kasur. Mereka sama-sama kelelahan akibat perang bantal barusan.

"Ah seruuu!" kata Yujin tertawa.

Jihoon juga ikut tertawa. Terakhir dia dan Yujin tertawa lepas seperti sekarang, saat sebelum sang ibu meninggal. Namun tak beberapa lama kemudian tawa nya seketika langsung berhenti. Raut wajahnya yang tadi bahagia kini berubah murung.

"Kak? Kak Jihoon gapapa?" tanya Yujin khawatir. Jihoon bangun dari guling nya menjadi duduk. Yujin melakukan hal yang sama.

"Kak kalo ada apa apa, cerita. Kan kita udah janji. Engga ada main rahasia." kata Yujin berusaha membujuk Jihoon.

"Tadi kakak ketemu ayah. Dia ngenalin kakak ke temannya. Terus kamu tau selanjutnya apa?"

"Apa?"

"Kakak mau di jodohin sama anak temannya."

Yujin langsung terbelalak kaget mendengar ucapan Jihoon. "Terus?!"

"Ya kakak nolak lah. Gila kali kakak setuju."

Yujin bernafas lega. Jujur saja dia belum rela kakak nya menikah sekarang.

"Terus ada lagi hal yang pasti kamu bakal lebih kaget," suara Jihoon merendah. Dia menunduk sambil memainkan jari jarinya.

"Kenapa kak?" tanya Yujin. Tiba-tiba dia merasa lebih khawatir.

Jihoon menggigit bibir bawahnya, "K-kakak ketemu Chaeyeon."

Dua nama yang disebut Jihoon berhasil membuat Yujin terdiam kaget.

"Dia... Dia udah punya anak." nafas Jihoon tercekat. Dia menarik nafas, berusaha menenangkan dirinya. "I-itu anak kakak."

Tidak hanya teman teman Jihoon yang tau hal itu. Yujin juga tau hal itu. Ketika Jihoon selesai dihajar oleh Yoshi, dia langsung pulang. Bodohnya saat itu Jihoon bukannya pulang ke apartemen melainkan ke rumah asal nya.

Yujin yang ada dirumah langsung dibuat kaget dengan keadaan kakak nya yang babak belur. Gadis itu memaksa Jihoon agar menceritakan kejadian tersebut. Dan ya, Jihoon menceritakan semuanya. Dari dia dihajar sampai penyeban mengapa dia bisa dihajar.

"Kak Chaeyeon nya gimana? Baik-baik aja?"

"Sekarang bisa dibilang dia baik baik aja. Tapi dulu.. Kakak yakin dia engga baik baik aja."

Yujin belum mengeluarkan suaranya. Dia masih kaget dengan apa yang barusan dia dengar.

"Terus rencana kak Jihoon selanjutnya apa?"

"Kakak mau tebus kesalahan kakak."

"Hah?"

Jihoon berdiri dan melirik Yujin disamping, "Kakak bakal berusaha buat nebus kesalahan kakak."

"Tapi kak, ayah gimana?"

Ah iya, Jihoon baru ingat. Ayah nya sama sekali tidak tau masalah ini. Baik Jihoon maupun Yujin tidak ada yang menceritakan semua ini.

"Biarin aja. Kakak ga peduli. Yang terpenting sekarang kakak mau berusaha nebus kesalahan."

•••

STRUGGLE [chaehoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang