• 3 ; Mulai Melakoni Peran •

815 202 141
                                    

          MISI pertama yang akan Iris lakukan adalah sebuah perubahan, atau sebut saja ini sebagai tugas utamanya menjadi seorang pendatang di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          MISI pertama yang akan Iris lakukan adalah sebuah perubahan, atau sebut saja ini sebagai tugas utamanya menjadi seorang pendatang di sini. Dia menempati raga baru, meskipun wajahnya dengan Iris Cassiopeia itu serupa, tetap saja sikap mereka menunjukkan perbedaan yang besar. Hidupnya yang dulu sederhana, sekarang bak putri Raja, tidak ada kata cacat dalam kemewahan ini.

Satu-satunya yang bisa diharapkan untuk saat ini hanyalah buku merah itu, sebut saja buku petunjuk. Akan tetapi, keberadaannya sekarang tidak diketahui dimana. Jelas saja, sebelum sadar, Iris sudak mendekap buku itu erat, saat terbangun dirinya tak mendapati buku itu di sampingnya. Selain itu, tugasnya yang lain adalah mengamati orang-orang yang tinggal di kastil ini. Mulai dari orang tua, serta ke lima saudarannya itu.

Iria tidak yakin dengan lima saudara laki-lakinya. Mereka tidak akrab, jarang berbincang, dan terlihat saling tidak menyukai.

Jika boleh jujur, dulu Iris sangat ingin memiliki kakak lelaki. Itulah alasan mengapa, Aksel---kakak sepupunya itu menganggapnya sebagai adik kecil kesayangan. Aksel itu pengertian, begitu lembut, serta sangat memanjakannya. Maka dari itu, misi keduanya adalah melakukan pendekatan pada sudara-saudaranya itu. 

Dia mengingat, jika Victor adalah yang paling bengis, tapi juga perhatian. Mungkin, Iris bisa memulai dari Victor.

"Ma, apa aku memiliki pelayan pribadi? Atau setidaknya em, seorang teman dekat?" Iris bertanya pada Laney yang sibuk memilah baju dalam lemari, gaun-gaun panjang itu baru saja datang. Lebih parahnya, gaun mewah yang terlihat 'berat' dengan jumlah banyak itu adalah barang belanjaanya, minggu lalu. Maksudnya belanjaan milik Iris Cassiopeia.

Jika Iris belanja sebanyak itu, dia akan mimisan di tempat.

"Kamu ingin pelayan baru sayang? Akan Mama carikan nanti."

Sebenernya Iris menanyakan hal ini untuk mengorek informasi, setidaknya dia memiliki pelayan pribadi atau jika tidak satu orang teman, 'kan?

"Kenapa pelayan baru, Ma? Apa pelayan yang lama sudah berhenti?"

Laney menoleh, menatapnya dengan bingung. "Bukankah kamu memecat mereka sayang? Sekitar sepuluh pelayan lebih kamu pecat."

Iris tercengang, tak menyangka jika drama kehidupan ini akan rumit. Biasanya 'kan dalam novel itu akan diceritakan jika akan ada pelayan setia, dan nantinya dia bisa meminta untuk diceritakan kisah hidupnya atau kesehariannya.

Tapi sekarang, jangankan mencari narasumber untuk keseharian dirinya. Pelayan saja dia tak punya.

"Ah, b-begitu ya, Ma. Baiklah, nanti akan aku cari sendiri. Ma, bisakah aku pergi ke kamar yang lain? Aku ingin sendirian, untuk beberapa saat."

Laney mendekati Iris, menatap putrinya itu dengan raut khawatir. "Kenapa sayang, kamu tidak nyaman di sini?"

"Bukan begitu, hanya saja, aku ingin menyendiri untuk beberapa saat, Ma. Apa ada kamar kosong yang lainnya? Untuk sementara aku akan tinggal di sana saja, setelah kamarku selesai di perbaiki, aku akan kembali ke kamarku nanti." Iris berkata panjang lebar, dia itu ingin segera menemukan tersangka---Si buku sampul merah itu.

Iris De CaelumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang