.
.
.IRIS terbangun dengan keadaan yang segar. Tidurnya nyaman dan begitu nyenyak, dia terbangun dan mendapati sudah berada di kasur lebar miliknya. Maksudnya, ini masih kamar yang bersebelahan dengan kamar Abber dan kakaknya yang lain. Hari ini dia akan berencana pergi ke luar untuk berjalan-jalan.
Akan tetapi, siapa yang akan diajak? Mengingat jika dirinya tidak memiliki pelayan satupun. Iris harus segera meminta pelayan baru dari Laney, pelayan yang setidaknya satu arah dengannya, nyambung jika diajak bicara, dan pintar dalam mencari informasi.
Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Iris dari jendela kamarnya, perempuan itu segera beranjak dari kasurnya, merapikan rambutnya yang agak kusut sebelum berjalan ke arah pintu.
"Ya, mencari siapa?" Iris memperhatikan seorang perempuan yang menunduk di hadapannya, pakaiannya biasa, dan terlihat lebih pendek darinya.
"Salam Putri, perkenalkan saya Anne Mayassa, pelayan baru Putri."
Iris mengerutkan kening sesaat, sebelum tersenyum kecil, mempersilahkan Anne masuk. Ah, ternyata Laney---Mamanya terlampau peka. Iris belum membicarakan apapun, selain kriteria dari pelayan barunya, tapi lihat, sekarang sudah ada di hadapannya. "Berapa umurmu Anne?"
"Saya sembilan belas tahun, Putri."
Iris memperhatikan Anne sekali lagi, gadis itu lebih tua darinya, meskipun ulang tahun ke sembilan belasnya masih dua minggu ke depan. Anne terlihat manis dengan netra hitam juga rambut hitam legam yang bergelombang. Dan juga, dia sopan dan tidak terlalu banyak tingkah.
"Baiklah Anne. Selamat datang di kamar sementaraku, aku menerimamu menjadi pelayan pribadiku. Panggil aku dengan nona saja, dan sudah berapa lama kau bekerja di Istana ini?" Iris bertanya sembari membuka jendela kamarnya, sinar matahari yang hangat langsung menyapa paras tanpa riasan miliknya.
"Saya bekerja di sini hampir enam tahun, terimakasih telah menerima saya, Nona." Anne segera bergegas mengambil alih untuk membersihkan tempat tidur, membuat Iris tersenyum kecil. Tampaknya, Anne lolos seleksi.
"Aku terbiasa membersihkan kamarku sendiri, Anne. Untuk keperluan pribadi, seperti mandi, mengganti baju, merias, dan menata barang pribadiku bisa kulakukan sendiri. Kau bisa mengerjakan yang lainnya saja, okey." Iris mengucapkannya dengan nada semangat, entahlah, sepertinya dia akan memulai hal hal baru lainnya hari ini.
Iris membutuhkan privasi, dan dia sudah besar, dia bisa mandi dan berpakaian sendiri.
Ada apa dengan kebiasaan yang lainnya ketika mandi harus ada banyak pelayan di sampingnya. Itu malah akan membuat malu, bagi Iris pribadi begitu. Apalagi ketika kemarin dirinya melihat beberapa putri bangsawan yang diikuti setidaknya ada enam pelayan untuk satu orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iris De Caelum
Fantasy𝑰𝒓𝒊𝒔 𝑫𝒆 𝑪𝒂𝒆𝒍𝒖𝒎 Iris Rahdian terbangun, mendapati dirinya dalam raga, tempat, serta suasana yang berbeda dari tempat asalnya. Mendapati 'kisah tersembunyi dibalik kisah' yang tertulis dalam buku kuno bersampul merah darah dari Shagufta. ...