Semakin dewasa,
Seiring bertambahnya usia,
Diikuti waktu yang terus berjalan,
Perlahan,
Sedikit demi sedikit,
Memahami bagaimana pertumbuhan dalam suatu hubungan,
Saat materi dan fisik bukan menjadi fokus utama lagi,
Lebih mengutamakan untuk saling menjaga perasaan satu sama lain,
Rasa percaya harus lebih besar dibanding rasa cemburu,
Mengesampingkan ego bersama,
Mengutamakan waktu bersama,
Sibuk bukan menjadi alasan baik untuk tidak menjalankan komunikasi,Dia,
Seseorang yang baru aku kenal,
Tidak baru sejujurnya,
Selama ini dia dan aku sudah saling bertegur sapa,
Tetapi enggan mengenal lebih dekat,
Hingga akhirnya,
Aku diberikan kesempatan oleh Tuhan mengenal kamu lebih dekat,
Mulai menjalin komunikasi,
Saling memahami satu sama lain,
Mengerti bersama,
Semua itu nampak mudah dijalankan saat dua sayap bersedia terbang bersamaan,Jika pada akhirnya aku tidak bisa menjadi rumah untukmu,
Setidaknya aku sudah pernah mengenalmu lebih erat,
Pernah menggenggam hari-hari yang kamu jalani,
Pernah mengukir sebuah kisah singkat yang terpatri dalam ingatan,Kamu mengajarkanku bagaimana caranya menjadi dewasa,
Dengan rendah hati kamu bersedia mengoreksi diriku,
Memberi tahu secara perlahan hal apa saja yang tidak kamu suka agar kita tidak terlibat dalam debat,
Kamu juga bersedia mengoreksi diri kamu dihadapanku,
Terima kasih untuk kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴄᴀᴛᴀᴛᴀɴ ᴋᴇʟᴀᴍ
Teen FictionIni bukan perihal siapa yang benar dan siapa yang salah. Semua ini perihal bagaimana perasaan seseorang menjadi rapuh setelah mengalami banyak luka yang harus diterpa sendirian.