° reuni

1K 106 13
                                    

seungmin lagi asyik ngunyah jelly keringnya sementara wooyoung sama yeosang ribut di ruang tengah, rebutan sekaleng sorbet nanas yang baru aja dikeluarin seonghwa dari kulkas. si bungsu sesekali nyuapin jelly nya ke hongjoong atau chan yang lagi ngobrolin musik sekaligus nemenin dia, sama sekali nggak peduli sama keributan nggak jelas yang dilakuin kedua kakaknya.

di saat yang sama, seonghwa masih asyik ngobrol sama minho di teras, dengan tangan masing-masing aktif ngerangkai beberapa tangkai bunga yang baru aja mereka petik di satu petak kecil tanah yang dikelola bersama. tanah ukuran dua kali dua meter dengan kawat khusus buat ngelindungin tanaman yang mereka tanam; terutama bebungaan dan beberapa tanaman obat.

"gimana kalau kita buat green house aja di sebelah sana?" seonghwa ngomong, sambil sesekali bersihin daun-daun yang kurang bagus disertain ke buket yang lagi dia susun. "kurang luas nggak sih area yang kita pagerin pake rosela juga?"

minho ngangguk-ngangguk, tangannya masih aktif nyusun bunga mawar yang asalnya dia pangku, buat dipindah ke satu keranjang yang dibeliin sama suaminya pulang kerja tadi. "ya udah kamu kalau ada ide desain nya bilang aja nanti aku minta kak chris buat panggil tukang, siapin instalasi air sama listrik ke green house nya."

fyi, minho tau aja tempat yang seonghwa maksud padahal dia sama sekali nggak liat arah tunjuk seonghwa, dan yang lebih tua beberapa bulan juga nyambung aja. pokoknya ajaib deh dua kepala rumah tangga ini kalau ngobrol dan gibah. apalagi gibahin suami masing-masing. sampe wooyoung, san, sama yeosang jujur bingung sendiri sama cara komunikasi dua orang yang berjasa gede buat eksistensi woosangsanseung di dunia ini.

"eh, ngomong-ngomong wooyoung masih suka kemusuhan nggak sih sama siapa sih itu yang sempet berantem?" minho mode kepo. "aku kaget pas wooyoung main kok mukanya babak belur. terus san rewel banget, nyalahin aku yang minta dia biar bantuin aku goreng ikan tempo hari."

seonghwa senyum tipis. agak kesel dan heran juga sama si anak tengah kalau dikaitin sama kejadian tempo hari. "ya gitu, mana malah komporin papanya biar ikut musuhin anaknya."

minho cengang denger penjelasan seonghwa. agak bingung juga soalnya setau dia wooyoung sebenarnya bukan tipe orang lama nyimpen dendam. kecuali ya emang orangnya nyentil sudut tersembunyi dalam diriㅡre:hatiㅡseorang kim wooyoung.

"diliat-liat, wooyoung serem juga ya hwa kalau marah." minho geleng kepala.

seonghwa hela napas. "serem banget, no. aku juga kaget sih pas liat dia ngamuk tempo waktu. pantesan sih, kaya sepupunya hongjoong yang biasanya banyak omong langsung kicep kalau udah dipelototi sama wooyoung." selanjutnya pria tiga anak itu ngakak. "bahkan yang udah sepuh aja kalau liat wooyoung masang ekspresi lempeng langsung pamit kalau lagi kumpul keluarga besar kim."

"dia mirip hongjoong nggak, sih?" minho mastiin. "maksudku tuh intimidatif nya persis."

yang punya marga park kedikin bahu sampil kembali mastiin susunan bunga di keranjang. "ya kan mau gimana-gimana juga darah lebih kental dari air atau minyak. masih anaknya, no."

kemudian, obrolan diantara dua pihak bawah itu kembali terajut. udah kesana-kemari aja topiknya. bahkan saking asyiknya ngobrol mereka berdua nggak ngeh sama kedatangan san yang nenteng plastik pesenan mom-nya sama satu kantung besar yang isinya makanan ringan.

"kamu mau berdiri di situ sampai kapan, sanie?"

pertanyaan dari yeosang yang muncul dari pintu depan sambil ngunyah jelly cuma disambut cengiran lucu dari yang punya nama. "hadeuh, malah keasikan nguping obrolan mama sama uncle minho kamu tuh.." yeosang geleng-geleng.

"sanie, nggak boleh nguping!?!" minho yang ngedenger celetukan yeosang bersiap jitak kepala anaknya.

"ampun, mom!!!!"

°Keluarga Canola [seungjin ft ateez]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang