"Selamat malam, Tuan dan Nyonya Yoon."
Tuan dan Nyonya Yoon berdiri menyambut kehadiran pasangan Kim. Mereka membalas uluran tangan Tuan dan Nyonya Kim.
"Malam."
Nyonya Kim beralih menatap Dowoon. "Eo? Nak Dowoon? Sudah lama tidak bertemu. Kamu makin tampan saja, haha."
Dowoon tersenyum canggung.
"Eomma..."
Mereka menoleh menatap kehadiran Jennie.
"Oh, putriku? Sudah selesai?" tanya Nyonya Kim meramahkan diri.
Jennie memaksakan senyumannya membalas sapaan ibunya.
"Eomma... Ada apa? Tumben sekali mau datang," tanyanya sedikit takut.
Nyonya Kim menuntun Jennie untuk duduk, lalu menatap putrinya. Ia membenahi sedikit rambut Jennie.
"Memangnya salah jika eomma datang mengunjungi peluncuranmu ini, hm?" Nyonya Kim tersenyum manis, namun tampak sangat mengintimidasi bagi Jennie.
Jennie menggeleng kaku, lalu ia tak sengaja mendapati sosok yang familiar.
"Sooyoung-ssi? Bagaimana kamu bisa kesini?" tanyanya bingung. Pasalnya, tidak semua orang ia undang dan menjadi tamu VIP. Seingatnya juga, ia tidak memasukkan nama Sooyoung ke dalam daftar list VIP.
Sooyoung tersenyum simpul. "Jangan terkejut begitu. Ibuku kebetulan menjadi salah satu undangan VIP, namun ia tidak bisa hadir. Jadi aku disini untuk menggantikannya."
Jennie hanya terdiam tidak membalas.
Selama acara makan malam, kedua pasangan muda itu hanya membungkam dalam suasana yang canggung. Disaat yang lain asik berbincang, mereka sama-sama tidak merespon sedikitpun. Entah Jennie yang terlalu fokus, atau Dowoon yang tidak berani membuka suara.
Dowoon berulang kali mencuri pandang ke arah Jennie yang duduk di sampingnya.
Nyonya Yoon menatap Jennie dan Dowoon bergantian, lalu ia menahan senyumannya. "Kalau dilihat-lihat, Jennie dan Dowoon cocok juga ya. Tampan dan manis. Sepertinya aku tidak akan menyesal telah menikahkan mereka. Bukan begitu, yeobo?"
Tuan Yoon mengangguk setuju. Nyonya Kim yang mendengarnya, menjadi tidak suka. Ia melirik Jennie sekilas sebelum tersenyum menatap nyonya Yoon.
"Haha. Tapi tetap saja, yang seharusnya menjadi istri nak Dowoon ialah Sowon." sahutnya.
Ia menatap Dowoon. "Tenang saja, Dowoon-a. Aku akan mencari Sowon secepatnya, sehingga kamu tidak akan tersiksa dan terikat dengan pernikahan ini. Aku harap kamu dapat bertahan sebentar lagi. Hanya sebentar. Aku mengenalmu sudah lama." Ia tersenyum manis.
"Lagipula, aku tidak setuju dengan perkataan Nyonya Yoon, haha. Putriku Sowon, tentu saja lebih cocok untuk bersanding dengan Dowoon. Bukan begitu, nak Dowoon?"
Dowoon menegang. Ia langsung menatap Jennie khawatir. Perkataan dari Nyonya Kim, membuat keluarga Yoon menatapnya tak suka. Sedangkan Jennie, ia menunduk dan meremas gaun yang ia kenakan.
Tuan Kim berdehem. "Yeobo, kecilkan suaramu. Bagaimana kamu bisa mengatakan itu semua disaat ada orang asing disini? Jangan menyebarkan aib kita." ucapnya pelan sedikit menyindir kehadiran Sooyoung disitu.
Mereka melanjutkan acara makan malam disitu.
"Kalian apa ada rencana untuk mempunyai momongan? Atau setidaknya mengikuti program kehamilan? Aku tak sabar menanti menjadi seorang nenek." celetuk Nyonya Yoon yang membuat Jennie tersedak.
![](https://img.wattpad.com/cover/152324443-288-k743626.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Supernumerary | YDW • KJN [ON HOLD]
Fanfic[Trailer Available] Status : On Hold 𝐒𝐮𝐩𝐞𝐫𝐧𝐮𝐦𝐞𝐫𝐚𝐫𝐲; 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐬𝐢 𝐭𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐥𝐮𝐤𝐚𝐧; 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫 𝐛𝐢𝐚𝐬𝐚, 𝐭...