13. Getting Worse

264 60 8
                                    

Sedikit panjang but happy reading!

Hari ini adalah weekend, yang dimana Jennie bisa beristirahat setelah seminggu lembur hanya untuk mempersiapkan peluncuran koleksi baru besok. Jennie sudah meniatkan diri kalau ia akan tidur seharian ini. Kelopak matanya bahkan sudah tidak bisa diajak berkompromi.

Baru saja hendak memejamkan mata, dering telfon mengganggunya.

Eomma is calling...

Jennie terdiam sebentar. Ibunya menelfon? Ada apa ini? Mengapa perasaannya sungguh tidak enak?

Dengan ragu ia menggeser tombol hijau, dan sedetik kemudian sebuah suara terdengar.

"Jennie?"

"Eo, eomma. Ada apa?" tanyanya pelan.

"Aku dengar beberapa waktu yang lalu kamu di Jeju?"

Jennie mengerutkan dahinya. Jeju? Bagaimana ibunya bisa tahu kalau dia sempat berada ada disana?

Ah, ia tahu. Siapa lagi kalau bukan kakaknya?

"Hm."

"Dengan siapa?"

Jennie menghembuskan nafasnya mendengar pertanyaan ibunya yang bertele-tele. Dirinya sungguh lelah saat ini. Tidak bisakah ibunya to the point dan membiarkannya beristirahat?

"Bersama karyawanku. Urusan kerjaan."

"...."

"Ada apa, eomma? Jika yang eomma tanyakan tidak penting, aku tutup telfonnya. Aku lelah."

"Bohong."

"Katakan dengan jujur. Kamu pergi dengan Dowoon?"

Seketika lidah Jennie menjadi kelu. Gawat. Bisa bahaya jika ibunya tahu kalau ia beberapa hari ini bersama Dowoon. Jennie sangat tahu kalau ibunya membenci itu.

"Jawab Jennie!"

"Ti---tidak, eomma." jawabnya gelagapan.

"Jangan berbohong, Jen! Aku tahu semuanya dari Sowon. Bukankah aku sudah melarangmu untuk dekat-dekat dengan Dowoon? Apa susahnya menuruti perintahku?!"

"Tidak, eomma! Dia pergi dengan temannya, sedangkan aku dengan bawahanku. Ka---kami juga tidak sengaja bertemu disana." dalihnya. Tetapi, benar seperti itu kan kenyataannya? Mereka memang tidak sengaja bertemu disana, dan tentu saja ini tidak di rencanakan.

"Berhenti berbohong, Jen! Kakakmu sudah memberitahu semua! Kamu mendekati Dowoon dan menciumnya?! Berani sekali kamu membuat Sowon menangis? Memangnya siapa dirimu? Kamu tau apa dampak dari perbuatanmu itu? Kakakmu mengurung diri di kamar dan tidak mau keluar! Itu bisa membahayakan kandungannya. Kalau ada apa-apa dengan calon bayinya, kamu siap untuk bertanggung jawab?"

"Eo---eomma..."

"Jennie, aku bersungguh-sungguh dengan ucapanku. Aku bisa menutup butikmu saat ini juga. Bukankah butikmu itu segala-galanya untukmu? Cita-citamu adalah membuat butikmu itu menjadi perusahaan mode, bukan? Kamu ingin mimpimu itu lenyap? Aku bisa lakukan."

Supernumerary | YDW • KJN [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang