ʷᵉᵈᵈⁱⁿᵍ'ˢ

274 25 2
                                    

  Deran memandang pantulan dirinya di depan cermin. Tubuhnya berbalut setelan tuxedo berwarna putih sangat kontras dengan warna kulitnya. Tersenyum tipis sambil merapikan rambutnya, ini hari pernikahannya setelah diberi kabar bahwa ia dijodohkan oleh orangtuanya secara tiba tiba minggu lalu, ia terima tentu saja. Hidupnya bukan drama musikal, menolak lalu kabur dari rumah atau menangis menolak makan seharian, tak ingin pusing berdebat tentu saja. Sibuk melamun sampai terasa tepukan pada pundaknya.

"Ayo keluar, semuanya sudah siap."Ayahnya datang tersenyum lalu mengajaknya keluar beriringan.

Menuju altar menggenggam tangan ayahnya, Deran masih tak menyangka setelah ini ia akan hidup dan menjadi milik orang lain yang bahkan baru pertama kali ia temui hari ini.



Selesai acara pemberkatan, kini suasana canggung menghampiri Deran dengan orang yang baru saja menjadi 'suami'nya berada disamping, menyapa para tamu undangan dan sedikit berbincang. Acaranya tak terlalu mewah, hanya didatangi keluarga dan teman dekat orang tua serta keluarga suaminya.

"Selamat ya kak Deran, ga nyangka loh kakak diem diem aja tau tau langsung nikah. Soalnya ga keliatan kayak orang yang punya pasangan sih."Ucap helya adik tingkatnya di kampus, mereka dekat karena  satu club photography di kampus.

"Haha iya, sorry deh."Bingung harus menjawab apa, karena perkataan adik tingkatnya itu tak salah juga, ia memang tidak memiliki kekasih selama kuliah.

"Saya kesana dulu."Menengok lalu mengangguk, melihat orang yang sekarang  menjadi pasangannya itu menghampiri teman teman kerjanya mungkin. Ia juga sedikit disibukkan  menjawab pernyataan terkejut dari para teman dekatnya, walau sebenarnya dirinya pun belum sembuh dari keterkejutannya minggu lalu.

°°°°

Acara selesai pukul 8 malam, semuanya sudah izin pulang. Orang tuanya maupun mertuanya sudah pulang sejak satu jam yang lalu. Kini hanya ia dan suaminya dirumah yang akan menjadi tempat tinggalnya hari ini dan seterusnya mungkin. Memasuki kamar, Deran memilih segera mandi tubuhnya lelah, tenaganya cukup terkuras hari ini.

"Sudah?."terlonjak, ia hampir lupa jika tidak sendiri disini.

"Mau mandi?Maaf ya handuknya aku pake, lupa bawa perlengkapan mandi kemarin." Jawabnya, ia lupa kalau dirinya belum memindahkan keperluan pribadinya kerumah ini.

"iya ga masalah. Saya kira kamu tidur di dalem." Ah Daren memang berendam tadi.

"Ah iya aku berendem tadi hehe."

"Saya mandi dulu, kalo sudah selesai pakai handuknya taruh dibelakang pintu saja."jawabnya lalu masuk ke kamar mandi. Deran mengangguk lalu berjalan menuju lemari pakaian. Ah ia lupa, dia kan kesini hanya membawa badan kenapa so soan memilih baju. Dengan ragu Deran mendekati pintu kamar mandi, mengetuk sebentar.

"Aku boleh pinjam baju kamu?bunda bilang mau antar semuanya besok."tanyanya, bundanya merepotkan sekali.

"Ya" mendapat izin, Deran lekas memakai baju milik suaminya. Memilih sweater polos berwarna hitam dengan celana pendek yang ia pakai tadi pagi sebelum berias. Lagipula baru ia pakai beberapa jam lalu dilepas tidak begitu kotor kan.

Mengetuk pintu kamar mandi lagi, ia harus memberi suaminya itu handuk.

"Aku gantung yaa." Mendapat jawaban oke, berjalan menuju ranjang. Ia tidak tidur sendiri lagi sekarang?harus tidur disisi sebelah mana. Sibuk dengan pemikirannya sampai suara knop pintu terbuka. Suaminya keluar dari sana.

"Kenapa berdiri disitu?."

"Eh ga papa. Kamu mau tidur sebelah kiri atau kanan?."jawabnya.

"Terserah."

𝐧𝐮𝐧𝐭𝐚 𝐛𝐫𝐮𝐬𝐜𝐚||ᵇᵒʸˢˡᵒᵛᵉ•²¹⁺Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang