Deran rasa tadi ia menyebut supermarket bukan mall, kenapa Tara malah mengajaknya ke pusat perbelanjaan ini.
"Kok kesini? Kamu mau beli sesuatu?." Menatap suaminya.
"Iya, saya butuh meja kerja. Kita ke Ikea sebentar gapapa kan?Sekalian kamu belanja disini lebih lengkap. Kita belanja bulanan aja." mengangguk, Deran ikut turun dari mobil mengikuti suaminya.
Berjalan beriringan masuk ke dalam, menuju bagian furniture, ikut membantu Tara memilih meja kerja. Deran rasa ia perlu menambah piring dan gelas dirumah, tidak mungkin kalau rumahnya nanti tidak akan kedatangan tamu. Tapi di pikir lagi Deran tidak memiliki uang sama sekali, selama ini bundanyalah satu satunya deposit yang ia punya. Deran menghentikan langkahnya, melihat Tara berbicara dengan Staff disana. Sepertinya dia sudah memilih.
"Saya udah selesai, kamu mau beli sesuatu selagi masih disini." Tanyanya menghampiri Deran.
"Hm..Kayaknya kita harus beli perlengkapan makan deh mas, yang dirumah kan cukup buat kita berdua aja." Mengerti, Tara mengajaknya ke rak perlengkapan dapur. Membantu Deran memilih. Niat Deran kan hanya beli piring dan gelas kenapa ia jadi merambat mengambil alat masak lain.
"Udah?." melihat troli mereka Deran rasa sudah cukup, ia mengangguk.
"Mas, boleh minta uang ga?Aku gapunya uang saku dari ibu lagi. Aku ganti nanti kalo diterima ditempat kerja." sambil berjalan, menuju kasir. Deran memang sempat melamar kerja disalah satu cafe, ia tidak mungkin tak memiliki uang sama sekali sampai dia lulus. Selesai membayar dan menuliskan alamat rumah mereka agar barang dikirim lebih dulu. Mereka sampai di cafetaria Ikea.
"Kenapa kerja?Uang saku kamu kan dari saya. Kamu butuh sesuatu bisa minta sama saya. Saya sekarang suami kamu Deran, Saya masih mampu menanggung kuliah kamu sampai s3. Kenapa harus kerja." Deran menggeleng, maksud dirinya kan bukan seperti itu. Memang kenapa kalo Deran kerja, ia hanya ingin meringankan perekonomiannya dengan sang suami.
"Ya gapapa mas, pengen aja." bingung mau menjawab apa, melihat wajah tidak suka dari suaminya Deran urung mengeluarkan pendapatnya. Apa Tara tipe suami posesif, apa ia juga akan melarang Deran bekerja setelah lulus nanti?Lalu untuk apa gelar dan pendidikannya selama ini.
"Kamu fokus sama kuliahmu aja. Kamu bisa minta uang sama saya kapanpun, Apa yang kamu butuhkan bilang sama saya. Tenang, Saya ga akan melarang kamu kerja nanti, tapi untuk sekarag fokus kuliah aja dulu." Jawab Tara seakan tahu apa yang dipikirkan dirinya, menepis pemikirkan negatif tadi. Deran mengangguk, menurut saja lah lagipula enak juga tinggal minta.
"makan dulu ya, baru belanja yang lain. Saya lapar." Deran ikut duduk, lalu mengangguk. Ia juga haus sejak tadi.
Makan sambil melihat kearah lain, banyak juga pasangan yang makan disini, kebanyakan anak muda. Apa dia dan Tara sedang melakukan Ikea date?seperti vlog youtuber yang sempat Deran tonton waktu itu. Tersenyum geli, pasalnya hanya dirinya dan Tara yang kelihatan tua disana.
"Kenapa?" merasa diajak bicara, Deran menggeleng, melihat suaminya. Ya, Deran sedang kencan Ikea bersama Tara. Di lihat lihat suaminya memang sangat tampan, terbukti dari beberapa pasang mata gadis lain yang mencuri pandang sesekali pada suaminya ini. Deran baru sadar juga kalau wajah Tara memang memiliki Vibes sugar daddy.
"Ah gapapa, rame juga ternyata yang makan disini. Aku baru sempet rasain sekarang, padahal dulu sering nemenin bunda kesini." Melihat sekeliling Tara mengangguk.
Selesai makan mereka menuju pusat perbelanjaan makanan. Deran berjalan di depan diikuti Tara yang mendorong troli di belakang. Deran sempat berfikir apa kali ini namanya shopping date?haha.
"Mas kamu suka roti pake isian apa?." berbalik menatap suaminya sambil menunjuk deretan selai dan toping roti.
"Apa aja, aku ga ada alergi tertentu. Tapi kalo boleh peanut butter aja." mengangguk, Deran setuju karena itulah yang sebenarnya akan ia ambil.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐧𝐮𝐧𝐭𝐚 𝐛𝐫𝐮𝐬𝐜𝐚||ᵇᵒʸˢˡᵒᵛᵉ•²¹⁺
Romance"ᶜⁱⁿᵗᵃ ˢᵘᵈᵃʰ ʰᵃᵈⁱʳ ˢᵉʲᵃᵏ ᵃʷᵃˡ, ʰᵃⁿʸᵃ ᵏᵉʰᵃᵈⁱʳᵃⁿⁿʸᵃ ˢᵃʲᵃ ʸᵃⁿᵍ ᵗᵉʳˡᵃᵐᵇᵃᵗ ᵈⁱˢᵃᵈᵃʳⁱ." -🏳️🌈 -Mpreg Publish:25/05/21 Finish:- Cerita ini murni karangan saya. Tidak menjiplak atau mencuri tulisan orang lain. Kesamaan nama hanya kebetulan. Dilarang menjip...