Bagian 14

843 754 286
                                    

RUMAH HEI RAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RUMAH HEI RAN

Hari sudah berganti, Hei Ran selalu berharap hari barunya lebih baik dibanding hari kemarin. Meski hari Minggu, Hei Ran diharuskan bangun pagi-pagi. Jika tidak, Ibunya pasti akan memarahinya. Lebih baik menurut dibanding mendapat dosa dan omelan sepanjang hari. Yah, meskipun sebenarnya Hei Ran juga ingin merasakan bangun siang atau setidaknya tidur lebih lama dibanding hari lain.

"Aku lagi yang harus belanja ? Ayolah, Eomma. Harusnya Hye Jin yang berangkat hari ini." Hei Ran jelas saja mengeluh. Beberapa hari yang lalu dia juga berbelanja keperluan rumah sendiri. Dan hari ini harus melakukan hal yang sama ? Hei Ran benar-benar malas.

"Kau itu diminta belanja saja ogah-ogahan ! Lagi pula kau juga akan menikmati hasil belanjamu kan ?"

"Masalahnya Eomma selalu menyuruhku saja. Padahal anak Eomma ada dua."

"Aku ada janji keluar dengan teman-temanku. Kau kan tidak sibuk. Apa susahnya sih menurut ?" sahut Hye Jin sembari mengeringkan rambutnya seusai keramas.

Hei Ran memutar bola mata. Ia segera menghabiskan roti tawar berselai cokelat di piringnya. "Kalau aku tidak keluar rumah bukan berarti aku tidak sibuk. Aku memang tidak punya banyak teman sepertimu, karena itu aku tidak banyak keluar rumah. Tapi bukan berarti aku tidak boleh menikmati hari santaiku kan ? Lagi pula dari awal kita punya kesepakatan untuk bergantian membantu Eomma dan Appa. Bukannya menepati, kau malah sering pergi untuk kebahagiaanmu sendiri. Dan pada akhirnya semua bagianmu dibebankan padaku."

"Jangan kurang ajar pada Eonnimu, Hei Ran !" sentak Cha Min Ji.

"Aku hanya mengutarakan pendapatku, Eomma. Tahu begitu, tiap hari saja aku pergi jalan-jalan."

"Jadi, kau mau tidak belanja ke pasar sekarang ? Waktu tetap akan berjalan meskipun kau mengomel." Cha Min Ji melipat koran pagi yang baru selesai dibacanya.

"Memangnya aku punya pilihan untuk tidak menurut ?" Hei Ran bangkit dari duduknya.

"Kalau begitu, ya jangan menggerutu." sahut Hye Jin.

"Kau pikir aku ini benda mati ? Ya wajar kalau manusia menggerutu. Setidaknya aku tidak lari dari tanggung jawab sepertimu."

Hye Jin menatap Hei Ran tak suka lalu berhambur ke kamarnya. Gadis itu selalu begitu jika kalah bicara.

Meski sempat berontak, Hei Ran tetap menuruti perintah Cha Min Ji. Anak itu memang kerap mengeluh jika harus mengambil alih kewajiban sang kakak. Tapi dia tidak pernah tega menolak mentah-mentah. Yah, meskipun mengeluh setidaknya tetap Hei Ran lakukan. Dia masih waras untuk berpikir kasihan jika Ibunya yang harus pergi belanja. Ibunya sudah susah payah bekerja untuknya. Intinya, alasan utama keluhan Hei Ran adalah Kang Hye Jin.

"Bagaimana kalau aku tidak ada atau aku sibuk juga ? Siapa yang akan membantu Eomma ? Seharusnya Eomma juga sadar kalau ia membutuhkan bantuan Hye Jin bila aku tidak bisa membantunya. Seharusnya Eomma tidak selalu mengiyakan kemauan anak itu."

QUARTET (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang