Mama

9 5 2
                                    

Wajahnya tenggelam dalam petang, senyumnya pudar kala gelap. Jemari mungil nan kotor itu meremat bagian perut yang rata. Merintih.

Jangan merindukan mama, hei. Mama pasti pulang.”

Buliran bening menetes, kaki kecilnya gemetar tak kuat menahan beban tubuhnya.

Setahun lalu, wanita itu meninggalkan dia, mengadu nasib di negara tetangga. Tiga bulan terakhir, wanita itu tak mengirim uang, tak jua mengirim kabar.

Dia lapar. Dia haus. Dia rindu mama.

Terkahir, warga melihat dia berkeliaran kala surup. Puncaknya dia tak terlihat pasca penemuan mayat di tumpukan sumpah. Tersenyum.

Tak ada lagi lapar.

Kini, dia telah bersama mama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bacaan Ketika SenggangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang