Bab 18 : Genin Graduation Exam (2)

967 89 14
                                    

“ Cukup. Angkat tangan kalian semua. Waktunya telah habis. ”

Secara serentak, semua murid yang sedari tadi sibuk mengerjakan dan menjawab soal - soal yang diujikan langsung secara spontan mengangkat tangan mereka karena diperintahkan sekaligus juga karena waktu yang diberikan kepada mereka untuk ujian tertulis itu telah selesai.

Meski sudah diberi waktu untuk mengerjakannya, beberapa murid masih memiliki raut kurang puas dan kesal dengan ujian tertulis mereka.

Mungkin mereka merasa kurang puas atas jawaban yang mereka tulis, dan yang kesal, mereka mungkin kesal karena belum selesai menulis jawaban dari soal yang tersisa.

Diantara semuanya yang kurang puas dan kesal itu ada Naruto.

Dia mengangkat kedua tangannya dengan raut biasa, dia tak tampak kesal atau pun menghela nafas karena merasa kurang puas atas jawaban yang telah ditulisnya, dia hanya bersikap wajar seolah tak terjadi apa - apa.

Nah, meski beberapa saat yang lalu dia kebingungan sendiri karena menemukan kertas soalnya memiliki pertanyaan - pertanyaan diluar apa yang dia pelajari di akademi.

Mata merahnya turun dan menatap kertas soal dari ujian tertulisnya, disaat yang sama kertas soal tersebut beriak layaknya air tenang yang disentuh.

Itu bukan pertama kalinya dia melihat hal tersebut, semenjak tadi dia sudah melihat kertas tersebut beriak beberapa kali dan saat permukaan kertas itu beriak, maka tulisan yang ada dikertas itu menjadi kacau dan tak dapat dibaca lagi.

Namun bukan hal itu yang menjadi masalahnya, melainkan apa yang dibalik riakan tersebut yang menjadi masalahnya.

“ .. Apa yang sebenarnya orang itu inginkan sampai - sampai dia melakukan ini padaku? Apa itu karena dia membenciku? Ya, di ruangan ini memang banyak orang yang membenciku, tapi apa harus sampai seperti ini?

Naruto mempertanyakan hal itu pada dirinya sendiri, seolah dia meminta dirinya sendiri mencari jawabannya.

Kebenarannya adalah, Naruto telah di curangi oleh seseorang, dia dicurangi dengan harapan ujian tertulisnya gagal total.

Kecurangan yang Naruto terima adalah kertas soal ujian tertulisnya diberikan sedikit ilusi kecil yang mana hal tersebut sukses membuat Naruto kebingungan pada awalnya.

Ilusi kecil yang diberikan pada kertas soalnya itu adalah untuk mengaburkannya dengan soal lain dari soal - soal ujian tertulis yang sebenarnya, dengan begitu orang tersebut berharap Naruto akan menulis jawaban aneh atau tidak menjawabnya sama sekali karena tidak tahu jawaban.

Naruto pun sedikit merasa kesal dengan siapa yang melakukan hal tersebut padanya.

Beralih meninggalkan Naruto, didepan kelas, Iruka menatap ke semua penjuru kelas dan melihat bahwa semua muridnya telah mengangkat tangannya atas perintahnya.

“ Baiklah, waktu yang diberikan untuk mengerjakan ujian tertulis telah habis! Selesai tidak selesai, kalian tidak diperkenankan untuk mengerjakannya lagi.  ”

““ ... ””

“ Kemudian selanjutnya, kalian silahkan bangun dan segera pergi keluar ke lapangan latihan belakang untuk mengikuti ujian kedua disana. ”

Dan secara serempak, semua murid pun bangun berdiri dan secara beraturan berjalan keluar kelas.

Setelah semua murid telah keluar, Iruka pun bertatapan dengan teman - teman pengawasnya. Iruka hanya memberi anggukan ringan dan teman - temannya itu pun menanggapinya mengerti.

Kemudian beberapa pengawas pun berjalan ke meja - meja murid, pengawas - pengawas tersebut mengambil kertas soal dan jawaban murid dimeja - meja itu.

Dari sekian beberapa pengawas, ada satu pengawas yang saat ini berjalan pelan ke arah meja yang ditempati oleh Naruto saat ujian tertulis barusan.

Naruto with Evil PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang