Family

148 10 2
                                    

Hai! Ini ceritanya tentang KePat Family ahahaha semoga suka yaa.
warning:
- penolakan punya ayah 2
- typo(s)
cerita ini fiksi dan hasil pemikiran aku jadi jangan dibawa ke rl ya..

enjoy.

***

Seorang gadis cantik tengah menikmati mimpi indahnya sampai sang Papa membuka tirai kamarnya dan sinar mentari masuk kedalam kamarnya.

"Jian, bangun yuk. Sekolah sayang." Patrick menarik selimut sang gadis kecil membuat Jian bergerak terganggu.

"Papa, boleh aku libur hari ini?" Jian bertanya kecil sembari menatap harap kepada sang Papa.

"Kenapa, cantik?" Patrick -sang Papa- mendekat kearah Jian lalu mengusap rambut gadis mungilnya sayang. Patrick tersenyum tipis menenangkan membuat Jian ikut merasa tenang.

Gadis mungil dengan rambut hitam itu memeluk Patrick dari samping dan membenamkan wajahnya pada dada Patrick. Jian menggeleng kecil lalu menatap Patrick. "Nggak jadi, aku sekarang udah semangat belajar karena senyuman Papa." Iris cokelat indahnya menatap Patrick.

Mendengar itu Patrick tersenyum lebar lalu mengecup pipi Jian. "What a sweet morning, baby girl." Jian tertawa membuat matanya menjadi sebaris membuat Patrick ikut tertawa.

"Wah, pagi yang ceria." Seorang pria jangkung berdiri didepan pintu dengan tangan melipat diperut. Ia menatap suami dan anaknya dengan bahagia.

"Papi!" Jian berteriak semangat lalu memeluk sang Papi.

Patrick ikut menyusul suaminya, Daniel.

"Morning, Papi." Jian memeluk erat leher Daniel lalu mengecup singkat pipi sang Papi.

"Pagi, Jian. Sekarang kamu mandi ya biar Papi bantuin Papa nyiapin sarapan." Dengan lembut Daniel menurunkan Jian dikamar mandi.

"Siap!"

Pintu kamar mandi tertutup dan Patrick mendekati Daniel. Dengan senang Daniel memeluk sang suami. "Good morning, baobei." Daniel mengusap kepala Patrick.

"Morning, bae." Patrick menyapa kemudian menarik Daniel untuk turun kebawah.

"Daniel..." Panggil Patrick sembari menyiapkan bekal Jian.

"Ya?"

"Menurut kamu, aku kurang apa buat jadi Papanya Jian?" Patrick menatap sang suami yang sibuk menuang susu untuk Jian. Gadis kecil mereka belum rapi.

Mendengar itu Daniel menaruh karton susu lalu menyampar Patrick. Daniel memeluk Patrick lalu berujar. "Kamu kenapa? Kamu nggak kurang apa-apa sebagai Papa Jian maupun sebagai suami aku. Kamu adalah Papa terhebat dan suami terbaik. Jangan pernah bicara begitu lagi ya. Aku sedih."

Patrick hanya mengangguk lalu duduk disamping Daniel. Jian turun tangga mengenakan pakaian bebas. Daniel mengernyit dahi dan Patrick tersenyum tipis.

"Cantiknya anak Papa." Puji Patrick melihat Jian yang mengenakan dress biru laut dengan pattern bunga merah muda tanpa lengan dengan tali dan renda disekitar bahu. Jian hanya tersenyum malu. Rambut panjangnya tergerai indah.

"Jian, kok pakai baju bebas?" Daniel membuka mulutnya. Jian tak mengindahkan ucapan Papinya dan berjalan menuju meja makan. Jian terlalu bingung untuk menjawab apa.

"Jian, Papi nanya kenapa pakai baju bebas?" Daniel masih berusaha mendapatkan jawaban. Patrick pun masih berdiam diri dan menyiapkan roti dengan selai strawberry keatas piring Jian. 

YouniverseWhere stories live. Discover now