Chapter 5

127 3 0
                                    

Yang terbaik dari 3 Dunia(Dunia pernikahan)

Tawa Muey lama tak terdengar.. mereka sudah menikah lebih dari dua minggu dan Muey terlihat stress dengan hidupnya lebih dari sebelumnya. Dia selalu berpikir panjang ketika melakukan sesuatu dan semakin dia berpikir semakin buruk juga kondisinya. Tapi bagi Thian dia tetap menjalani kehidupan normalnya, dia bangun pagi lalu pergi bekerja dan ketika sudah malam dia pulang dan tidur. Tetapi ada sesuatu yang aneh. Setiap Thian pulang bekerja, Muey sudah berada di rumah. Biasanya dia pulang larut malam ketika Thian sudah tidur, tapi sekarang dia selalu pulang lebih dulu dari Thian. Sepertinya dia takut seseorang akan menyakiti Thian, sehingga dia buru-buru pulang agar bisa menemaninya.

Karena pekerjaannya sudah selesai, akhir pekan ini Thian akan memiliki waktu senggang dan dia bisa sekedar rebahan di rumah dengan tenang. Setelah bangun tidur dan mandi. Dia turun dan melihat seseorang tenggelam dalam kesibukannya di dapur, rumah terlihat bersih dan jendela sudah dibuka. Udara sejuk berhembus masuk ke dalam rumah.

"apa yang kau lakukan?" Thian hanya bertanya, tapi Muey terlihat sangat kaget.

'sejak kapan dia menjadi penakut?'

"ah, sedang memasak, apa P' butuh sesuatu?" tanya Muey.

Thian berdiri di sampingnya dan dia berusaha bersikap normal tapi semuanya terlihat aneh dimata Thian yang sedang menatapnya. Thian tetap diam sambil menatapnya, dan berpikir apakah gadis ini berbuat kesalahan? Muey terlihat takut karena Thian menatapnya seperti itu. Tangannya mulai mengambil ini dan itu, mengambil barang lalu meletakkan kembali walaupun memang disanalah tempatnya berada. Dia kikuk.

"kenapa wajahmu seperti itu? apa yang kau takutkan?".

Dengan tenangnya dia bertanya kepada Muey yang terlihat punya masalah karena menikahinya. Mata yang tajam itu membuat orang yang ditatapnya kesulitan bernapas(aww Muey sangat mencintainya). Dia menyadari muka Muey sudah sangat pucat seperti akan pingsan, lalu berniat berhenti menatapnya dan melanjutkan berbicara

"malam ini buatlah makanan yang banyak, temanku akan datang untuk makan malam bersama"

Inilah alasan kenapa dia berbicara dengan Muey karena biasanya Thian tak suka berbincang apapun dengan Muey. Sebelum menikah memang sudah seperti itu, dan setelah menikah malah jadi lebih buruk karena hidup terpisah dan semakin diam. Jarak diantara mereka menjadi lebih jauh.

"biar ku periksa kulkas dulu" dia berjalan menuju kulkas.

"berita bagusnya, kulkas kita sangat bersih",

Dia mencoba tersenyum dan tertawa. walupun tidak membuat Thian tertawa. Thian melihat ada beberapa bahan makanan segar di atas meja

"kau bekerja cukup keras di waktu libur" dia berkata sembari menatap mata Muey untuk mengetahui apa kesalahan yang dilakukan gadis itu.

"ah!" Muey pun membuat ekspresi yang mencurigakan.

"oh tidak juga, aku hanya melakukan tugasku. Bibi Jee menyuruhku menjagamu"

'Tanggung jawab jenis apa? 'sebagai adik atau yang lainnya?' Thian bertanya-tanya di dalam kepalanya.

Sekarang, Muey tidak berani menjawab lagi. Kapanpun thian menyuruhnya melakukan sesuatu dia akan cepat melakukannya karena takut Thian akan kesal atau kecewa, atau masalah yang lebih besar akan datang.

Tanpa berpikir panjang Thian berkata 'sebelum terlambat'

"jangan lupa kalau kita menikah karena kebutuhan, jangan sembarangan berpikir pernikahan ini nyata"

Muey menghindari kontak mata dengannya, tapi Thian tetap menunggu nya mengangguk dan memahaminya. Dia berharap Muey tidak berpikir lebih dari itu, tapi sekarang dia sendiri pun ragu.

MY HUSBAND IN LAW ( Terjemahan Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang