Chapter 2

503 13 4
                                    

Titik Perubahan

"Gimana Thian? Kabarnya kamu akan menikah dengan Muey." Ledek Pariwat.

Walaupun hanya sekedar candaan yang tak seorang pun berpikir akan benar terjadi,Thian merasa kesal karena banyak orang meledeknya.

"lanjutkan,tertawalah sampai melayang-layang nantinya" mengejek kakaknya karena kembali bersama mantan pacar yang akhirnya ia nikahi.

Mereka berdua sangat dekat seperti permen yang menempel. Antara Thian dan Pariwat, tak pernah ada kata P (kakak) atau Nong (adik) karena jarak umur mereka hanya 2 tahun mereka lebih seperti teman dekat. Dia  hanya tersenyum tanpa berkata apapun tapi tersenyum adalah jawaban yang paling bagus.

Pariwat duduk dan meneguk bir dengan matanya yang berputar mencari seseorang. Walaupun ingin selalu bersama, Mon mendorongnya agar berinteraksi dengan kerabat yang sudah datang jauh-jauh demi resepsi pernikahan mereka.

Thian memandangi kakaknya dan Mon. Mereka pergi ke sekolah yang sama, seringkali hubungan mereka putus nyambung. Walaupun waktu berlalu dengan sangat panjang, akhirnya mereka memutuskan kembali bersama.

'bagaimana dengan Thian?kapan ia akan mengalaminya?'

"sebenarnya tidak terlalu buruk, aku tak pernah melihatmu punya pacar sebenarnya." Kata seseorang dengan wajah yang mirip dengannya.

Bicara tentang kemiripan, Pariwat  dan Thianwat terlihat serupa hingga orang-orang akan bingung siapa yang lebih tua dan siapa yang lebih muda.

JIka kamu memisahkan mereka, kepribadianlah yang membuat mereka berbeda. Pariwat mudah tersenyum dan ramah, tapi Thianwat tenang, dan kaku hingga tak ada seorangpun berani mengganggunya.

Mon datang dan memukul kepala mereka berdua dengan sebuah keranjang. 

"kejam sekali" ucap Thian sambil  menatap tajam, dia kembali meneguk birnya.

"jadi bagaimana rasanya? apa menikah membuat hidupmu lebih baik?" Tanya Thian. Karena ia tak pernah merasakannya, memiliki seseorang yang datang dan saling menjaga setiap waktunya.

"umm...masih penyesuaian. Lihat Mon, dia masih bingung kalau kami sudah menikah." Ri tersenyum lebar, mengingat usahanya memenangkan Mon yang tidak siap pada awalnya (Ri melamar Mon, tapi Mon belum siap menikah).

'Ri, apa yang akan kita lakukan setelah kita menikah?'   Mon berpikir tentang hidup bersama.

Ri melihat keraguan di mata Mon tentang memulai hidup baru dan membentuk  keluarga yang sempurna. Mon memang seperti itu, setiap kali ia memiliki masalah dia selalu memikirkannya. Ketika ditanyai, Ri tak tahu harus menjawab apa karena sebelumnya dia juga belum pernah menikah.

Tapi hal yang ia yakini, hidupnya akan berubah yang dulunya segala hal ia lakukan sendiri. Mulai dari sekarang setiap bangun pagi, ada seseorang untuk dipeluk, say i love you, memiliki seseorang yang peduli untuknya sepanjang waktu tak peduli dimanapun dan apapun yang dia lakukan. 

Dari yang selalu bekerja sepanjang waktu,sekarang hidupnya memiliki tujuan untuk kebahagian Mon 'Wanita paling lucu dan yang memiliki senyum paling manis seluruh dunia'. Ri tersenyum bahagia sebelum menyadari adiknya yang memelihara kejombloannya seperti sebuah keyakinan.

"ketika kau menikah, kau akan merasa lebih baik daripada sendirian, mulailah mencari seseorang Thian." Walaupun tahu tak ada seorangpun yang bisa memaksanya, apalagi menemukan seseorang tapi sesuatu tiba-tiba memotivasinya untuk bertanya.

"Thian, jika suatu hari kau harus menikahi Muey, bagaimana pendapatmu?" Thian menatap Ri

"Ri jangan berbicara hal yang tidak jelas".

MY HUSBAND IN LAW ( Terjemahan Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang