Selasa, 18 Januari 1994

17 0 0
                                    

Wanita lebih menyukai ketergantungan dari pada ketidak tergantungan. Wanita mempunyai keinginan untuk berlindung pada sesuatu yang lebih kuat; ingin diselamatkan, ingin aman, ingin diperhatikan. Kenyataan aku belum bisa melakukan itu untuk Erna ataupun wanita-wanita manapun untuk saat ini. 

Bertahan diam bukanlah suatu kerja yang mulia. Suatu kesia-siaan malahan. Sama halunya dengan berusaha menapak di atas air. Pada akhirnya sesungguhnya bertahan adalah pelarian, pelarian diri dari tantangan. Kita harus mencari tahu apa yang kita takuti dan terus berjalan maju. Begitu yang aku pikirkan mengenai hubunganku dengan Erna. Aku akhirnya telah mengatakan pada Erna sejujurnya bagaimana perasaanku padanya. 

Aku sudah tidak cinta.

Erna menangis Sabtu malam itu. Biasanya ia selalu berbahagia tiap-tiap bertemu denganku, namun kali ini ia menangis. Apa aku merasa bersalah? Hm, mungkin akan terdengar sangat jahat tapi nyatanya aku tidak merasa bersalah. Toh, perpisahanku dengan Erna pun adalah demi kebaikan Erna sendiri. Lagi pula, aku rasa aku tidak dapat membagi pikiranku terhadap hal lain selain diriku. Memang terdengar egois namun begitulah kenyataannya. 

Aku masih harus menyelesaikan studiku yang masih mengantung dan terkatung-katung ini. Memang sedikit lagi. Namun, rasanya aku ingin kabur karena dikejar waktu. Memang sulit untuk membagi waktu, waktu... aku bagai dikejar oleh waktu dan ia tidak memberiku sedikitpun jeda untuk membereskan hal-hal yang tengah mengejarku dan siap menerkam kapanpun. 

Aku harus bisa menghentikan untuk mencemasi secara sadar tentang waktu. Disamping seni mulia menyelesaikan sesuatu, ada seni mulia membiarkan sesuatu tidak selesai. Obrolan iseng dengan seorang kolega, membolak-balik sebuah jurnal tanpa sungguh-sungguh membacanya, melihat keluar jendela dan melamuni ini adalah contoh-contoh dari pencuri waktu yang rupanya tanpa tujuan. 

Makin tersadar akan kehilangan waktu, pikiran itu makin menyelubungiku. Kadang-kadang sampai batas di mana kecemasan akan kehilangan waktu, bersepakat dengan usaha mental dalam memulaikan kembali pada apa yang aku kerjakan. 

Catatan BaskaraWhere stories live. Discover now