Kupandangi lingkunganku dari jendela di kamarku bukan untuk sekedar membunuh sang waktu, tetapi ada yang ingin ku kerjakan. Aku sedang berusaha melatih kemampuan mata batinku dalam melihat atau memandang segala sesuatu. Dengannya, aku ingin menangkap atau merasakan keindahan yang tentunya tak kumiliki. Kini, semua hal terasa fana, dengan hanya mengandalkan mata lahir gambaran sebenarnya tentang seseorang akan tertutup semua oleh penampilannya; wajah, kemewahan, strata sosial dan sebagainya yang bersifat duniawi. Hal-hal tersebut hanyalah keindahan semu yang fana, beban keindahannya yang dimiliki oleh seseorang.Lalu, malam ini aku ingin menumpahkan isi hati pada buku catatan ini. Tentang segala hal yang menganggu pikiran ku sekarang ini. Biasa, tentang tahta, harta dan wanita. Dalam hal ini harta berupa keuangan, tahta berupa karir dan studi ku dan wanita mengenai Erna, pacarku saat ini. Mari kita bahas satu persatu.
Keuanganku akhir-akhir ini lagi benar-benar buruk. Ibuku dengan keterbatasan penghasilannya tidak dapat membantu lebih jauh. Namun, aku tahu selalu ada jalan dari hal ini, aku mendapatkan uang beasiswa tanggal 19 nanti.
Masalah terbesarku sekarang adalah tentang studi-ku. Sepertinya terkatung-katung. Tapi, aku yakin hal ini pun ada jalan keluarnya. Aku telah menyusun siasat kemenanganku.
Gangguan yang terlihat sepele namun cukup menyita waktu adalah wanita. Wanita yang aku sendiri tidak yakin masih mencintainya ketika kunyatakan dia sebagai pacarku. Dan kini kebulatan hatiku mengatakan bahwa aku tidak mencintainya dan tidak ingin menjadikannya calon pendamping hidupku sama sekali, aku sama sekali tidak berminat mempermaikan perasaannya. Namun semakin aku berusaha untuk mencintainya, semakin hatiku mengarahkan aku telah mempermainkan perasaanku sendiri dan dirinya.
Jadi ku bulatkan tekatku untuk menemuinya Sabtu ini, besok akan aku telfon Erna, janjian untuk bertemu tapi tentunya jangan di rumahnya. Begini siasatku untuk menghadapi permasalahan mengenai wanita;
Siapa? Erna, aku harus menemui Erna
Dimana? Di café pernah kita cerita
Kapan? Pukul 7 malam
Apa? Menerangkan bahwa sebaiknya kita hanya berteman saja, kita sudah berbeda prinsip, dunia kita berbeda dan aku sudah tidak mencintainya lagi.
Bagaimana? Dengan kepala dingin, dan bersikap dewasa menerangkan poin-poin yang telah aku siapkan; beda prinsip, aku sudah tidak mencintai Erna lagi, dan aku tidak ingin main-main dengan perasaannya.
YOU ARE READING
Catatan Baskara
RomanceDalam hidup, semua hal akan terus berputar. Senang, sedih, silih berganti. Tapi seakan semua hal itu seakan berhenti saat aku bertemu dengan dia, gadis yang begitu sederhana namun terlihat bersajaha. Semua tentangnya begitu mempesona, aku tidak tah...