Kamis, 5 Mei 1994

11 0 0
                                    

Siang itu tengah berkunjung ke rumah Tedi untuk pertama kalinya untuk hanya sekedar membutuh waktu dan juga mengalihkan perhatianku mengenai studik yang tersendat karena pergantian dosen pembimbingku, beliau pergi keluar negeri yang mengakibatkan aku harus ganti pembimbing yang otomatis merombak lagi tugas akhirku itu. Rasanya ingin menyerah, namun siang tadi, setelah aku solat dzuhur di masjid kampus, Tedi mengajakku untuk main ke rumahnya yang aku iyakan. 

Momen selanjutnya adalah, aku tidak pernah tahu aku akan merasakan seperti ini lagi... Tedi memiliki seorang adik perempuan bernama Kasih namun keluarga dan teman-teman dekatnya memanggilnya Aling, padahal tak seguratpun ia terlihat seperti keturunan Cina. Namun, yang aku tahu, aku merasakan dadaku menghangat seketika aku melihat Aling. Rambutnya panjang sebahu, kulitnya putih bersih, perawakannya semampai. Aku kira aku jatuh pada Aling pada pandangan yang pertama, begitu yang aku simpulkan pada diriku sendiri. 

Kami mengobrol cukup singkat, aku tahu bahwa Aling hanya tiga tahun lebih muda dariku dan adik Tedi yang terakhir. Ia mengambil jurusan sosial disalah satu sekolah kedinasan di Bandung. Semua hal tentang dirinya membuatku terpukau, kesederhanaannya, suara tawanya, senyumnya, bahkan bagaimana ia berbicara sekalipun. 

Tentu aku tidak langsung bilang pada Tedi bahwa aku tertarik dengan adik perempuannya itu, namun dari sorot mata Tedi sepertinya ia sadar akan hal itu. Karena, seketika lidahku kelu saat mengobrol dengannya, sekalipun aku tidak pernah begini bahkan ketika aku beradu argumen dengan dosen di kelas sekalipun. 

Ck! Aneh tapi nyata!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 21, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Catatan BaskaraWhere stories live. Discover now