Chapter 3

1.1K 79 2
                                    

Beberapa hari kemudian di rumah sakit...

"Watson membeku ketika ia melihat Sherlock di kamarnya..." Shinichi membacakan novel Sherlock Holmes untuk Shuichi yang sudah sadar. Tubuh Shuichi menerima darah dari Shinichi dengan baik. Sekarang ia sangat antusias mendengar Shinichi membacakan cerita. Sementara Shiho dan Ran memandang ayah dan anak itu dari luar. Mereka terjebak dalam kebahagiaan, terharu sekaligus kekecewaan. Mereka berdua tampak canggung satu sama lain.

"Bisa kita bicara sebentar Shiho-Chan?" tanya Ran memecahkan kesunyian.

"Uhm," Shiho mengangguk.

Mereka meninggalkan Shinichi dan Shuichi untuk berjalan bersama ke bagian belakang rumah sakit dan duduk di sebuah kursi di taman rumah sakit di pinggir kolam ikan.

"Apa yang ingin kau bicarakan Ran-San?" tanya Shiho.

"Jujur saja, aku sangat terkejut ketika mengetahui Shuichi adalah anak Shinichi,"

"Begitu juga denganku,"

Ran menarik napas dalam-dalam, "Setelah kupikirkan. Aku bisa menerima Shuichi anak Shinichi. Aku mengerti, hal ini bukan salahmu maupun Shinichi,"

"Aku lega kau tidak marah karena hal ini,"

"Setiap kali melihat Shinichi bersama Shuichi kalau dia sedang main ke rumah kami, aku tahu betapa kami merindukan kehadiran seorang anak di rumah kami,"

"Ran-San. Kau dan Kudo-Kun boleh bermain dengan Shuichi kapan saja. Aku tidak akan melarangnya. Tidak akan ada yang berubah. Terlebih sekarang setelah kita tahu Shuichi adalah anaknya. Ya aku akan melarang kalian mengatakan kebenarannya. Dia masih anak-anak, dia akan mengetahuinya nanti ketika dia telah siap,"

"Aku tahu itu tapi..." Ran menggigit bibirnya, merasa sulit untuk bicara.

"Ada apa?"

"Kau lihat sendiri bagaimana Shinichi dan Shuichi yang sangat dekat,"

Shiho menunggu kata-kata Ran selanjutnya.

"Aku pikir, bagaimana jika kau membiarkan kami mengadopsi Shuichi? Sehingga Shuichi bisa menyandang nama Kudo,"

Shiho terkesiap ketika mendengar ide Ran tersebut.

"Shiho-Chan?" panggil Ran ketika melihat Shiho hanya diam saja tanpa ekspresi.

"Oke," Shiho mendadak berkata.

"Eh?" Ran terkejut. Apakah Shiho bersedia membiarkan putranya diadopsi mereka?

"Tapi dengan satu syarat," kata Shiho dingin.

"Apa itu? Aku akan melakukan apa saja," Ran berkata penuh harap.

"Benarkah?"

Ran mengangguk penuh semangat.

"Apa saja?"

"Apa saja yang kau mau,"

"Oke. Aku ingin sebagai ganti Shuichi..." Shiho sengaja menggantungkan kalimatnya.

Ran menunggu.

"Aku menginginkan suamimu," kata Shiho tajam.

Ran membeku dan kemudian meledak marah, "Apa kau gila?!"

"Tidak," sahut Shiho tenang.

Ran berdiri, "Kau meminta suami dari seorang istri!"

Shiho berdiri juga, "Begitu juga denganmu, meminta anak dari seorang ibu,"

Ran terdiam, merasa malu.

"Tidakkah kau sadar? Kau tidak bisa memiliki semua yang kau inginkan tanpa berkorban! Kau ingin anak? Oke aku bisa memberikannya tapi aku juga menginginkan Shinichi karena kau dengar sendiri, aku hanya bisa melahirkan anaknya, bukan pria lain! Aku mengikuti program bayi tabung karena aku tidak ingin kesepian. Sekarang kau ingin merebut putraku. Sebagai gantinya aku juga menginginkan Shinichi untuk menjadi partnerku sampai akhir sisa hidupku!"

"Kau serakah Shiho!"

"Aku yang seharusnya mengatakan itu Ran-San! Kau serakah! Kau tidak pernah mensyukuri apa yang telah kau miliki! Kau selalu mengeluhkan perceraian orang tuamu tanpa berterima kasih mereka masih hidup di dunia ini. Kau memiliki suami yang baik yang sangat mencintaimu. Tapi kau selalu mengeluhkan pekerjaannya dan kesibukannya! Tidak bisakah kau lihat berapa banyak wanita diluar sana yang menginginkan suami sebaik itu? Hanya karena dirinya tidak bisa memberimu bayi, kau menyatakan dirimu sendiri sebagai mahkluk paling menyedihkan di dunia! Kau terlalu perfeksionis karena itulah kau tidak mau adopsi anak yang bukan darah dagingmu atau Shinichi. Aku mencintai Shuichi tidak peduli dia anak Shinichi atau bukan! Jika kau terus seperti ini kau tidak akan pernah bahagia!"

Shiho berbalik untuk meninggalkan Ran.

"Apa kau mencintai Shinichi?" tanya Ran tiba-tiba.

Shiho bergeming.

"Apa kau mencintai Shinichi?" Ran mengulang pertanyaannya.

Lambat-lambat Shiho menjawab, "Ya, aku mencintainya,"

"Kalau kau mencintainya, kenapa kau tidak berpura-pura saja kau tidak dapat membuat penawar itu? Sehingga tubuh kalian akan tetap mengecil dan kalian bisa terus bersama-sama,"

"Karena aku bukan dirimu Ran-San," Shiho menoleh, menatap Ran tajam.

Ran gemetar, "Nani?"

"Aku bukan dirimu yang suka merebut sesuatu atau sesorang yang bukan milikku. Kau terbiasa menjadi malaikat atau putri sementara aku selalu dipandang sebagai penyihir. Tapi sekarang sepertinya kita tahu, siapa penyihirnya sebenarnya,"

Shiho meninggalkan Ran yang menangis dalam diam. 

Find My Way Home To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang