Chapter 1

2K 83 4
                                    


SD Teitan...

"Ibuku adalah seorang ilmuwan. Dia sangat cantik dan pintar. Dia telah berhasil menemukan obat untuk menyembuhkan AIDS dan Mers. Disamping pekerjaannya, Okasan sangat peduli padaku. Aku tidak memerlukan kursus tambahan untuk pelajaran Matematika atau Bahasa Inggris karena, Okasan bisa mengajariku dengan baik melebihi guru lainnya. Okasan dapat mengajariku Bahasa Inggris dan Matematika dengan cara yang menyenangkan, sehingga aku tidak bosan ataupun tertekan. Bagiku Okasan adalah ibu terbaik di dunia ini. Aku sangat menyayanginya. Terima kasih Okasan," Shuichi Miyano mengakhiri ceritanya. Semua hadirin bertepuk tangan untuknya. Ibunya Shiho Miyano sangat bangga padanya dan tersentuh mendengar ceritanya. Hari ini adalah hari dimana anak-anak membuat karangan mengenai orang tuanya dan menceritakannya di depan kelas disaksikan teman-teman, guru dan termasuk orang tuanya masing-masing.

"Bagaiman tadi Okasan?" tanya Shuichi ketika mereka berjalan bergandengan bersama untuk pulang ke rumah.

"Bagus sekali Shuichi. Okasan sangat bangga padamu dan sebagai hadiah Okasan akan membuatkan makanan kesukaanmu malam ini," Shiho tersenyum pada putranya.

"Hore! Kau memang ibu terbaik di dunia ini, Okasan," Shuichi berkata penuh cinta.

"Dan kau benar-benar putra terbaikku, Shu-Chan," Shiho memandangnya penuh sayang.

Mereka tertawa bersama.

Sepuluh tahun sudah berlalu sejak Black Organization hancur. Shiho Miyano akhirnya dapat mengumpulkan data-datanya kembali untuk membuat antidote APTX4869 untuk mengembalikan tubuhnya dan tubuh Shinichi ke ukuran normal. Dia pun berhasil. Shinichi akhirnya bisa melanjutkan hidupnya di SMA dan berkencan dengan Ran. Setelah Shinichi lulus dari SMA, ia melanjutkan pendidikannya ke universitas mengambil jurusan hukum sementara Ran mengambil kuliah jurusan psikologi anak. Setelah lulus dari kuliah, mereka menikah. Shinichi membuka kantor agensi detektifnya dan semakin hari agensinya semakin berkembang. Kliennya semakin banyak sampai ia harus memperkerjakan beberapa detektif lain dan sejumlah staff admin. Sedangkan Ran bekerja sebagai guru TK di sebuah sekolah.

Lalu Shiho Miyano yang sebatang kara, setelah BO hancur ia tetap tinggal bersama Profesor Agasa yang telah menganggapnya sebagai putrinya. Begitu juga dengan Shiho, ia telah memandang Profesor Agasa sebagai ayahnya. Shiho melanjutkan studinya hingga ia berhasil menjadi ilmuwan hebat. Ia sering mengikuti seminar dan symposium. Namanya telah diakui dunia sebagai ilmuwan muda berbakat. Empat tahun setelah BO hancur, Shiho yang tidak ingin merasa kesepian lagi, memutuskan untuk memiliki bayi. Ia tidak punya teman kencan pria, bukan karena tiada pria yang tertarik padanya namun ia tidak yakin kalau ia menginginkan hal tersebut. Jadi ia memilih program bayi tabung. Spermanya berasal dari bank sperma. Sesuai prosedur, dia tidak tahu sperma itu milik siapa karena sangat rahasia. Tapi ia tidak peduli akan hal itu. Selama Dokter Araide berkata sperma itu berasal dari seorang pria yang baik, Shiho memercayainya. Setelah gagal dua kali, Shiho akhirnya berhasil hamil pada percobaan ketiga. Ia melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Shuichi. Nama sepupunya yang telah meninggal karena menyelamatkannya dari Gin.

Shuichi Miyano sekarang sudah berusia enam tahun. Dia sangat tampan dan pintar. Dia mencintai matematika, sains, misteri dan sepakbola. Dia sangat periang dan penuh rasa ingin tahu. Terkadang kalau Shiho sedang membantu Shinichi dalam investigasi kasusnya, Shuichi juga ikut nimbrung dan Shinichi pun tidak keberatan. Kalau Shiho harus keluar kota atau keluar negri, Shinichi senang sekali dititipi Shuichi dan ia akan membawanya untuk ikut menginvestigasi kasus. Entah kenapa melihat Shuichi, ia jadi teringat dirinya sendiri waktu kecil. Shuichi seperti dirinya dalam versi Conan. Ran pun tidak keberatan kalau sesekali Shuichi datang main ke rumah. Terlebih lagi, sejak menikah dengan Shinichi sampai sekarang, mereka belum dikaruniai anak satupun. Mereka sudah mencoba segala cara, namun belum berhasil.

"Shinichi Ojisan!" Shuichi berlari pada Shinichi ketika mereka sampai dirumah.

"Hei boy!" Shinichi menyambutnya dan mereka melakukan tos khas mereka. Hanya mereka berdua yang bisa melakukannya.

"Apa yang kau lakukan disini Kudo-Kun?" tanya Shiho.

"Oh, seperti biasa, aku memerlukan bantuanmu untuk investigasi kasus," jawab Shinichi.

"Lagi?" Shiho menaikkan sebelah alisnya.

"Asik! Kali ini kasus apa Shinichi Ojisan? Kau mau menceritakannya?" tanya Shuichi penuh semangat.

"Tentu saja," Shinichi menepuk lunak kepala bocah itu.

"Mandi dulu Shu-Chan," pinta Shiho.

"Hai..." Shuichi pun berlari ke kamar mandi.

Ketika Shuichi sudah menghilang ke kamar mandi, terdengar Shinichi menghela napas.

"Ada apa?" tanya Shiho lagi.

"Dia benar-benar menyenangkan ya? Shuichi..."

"Ya tentu saja," Shiho tersenyum

"Kau mendidiknya dengan baik. Aku tidak pernah menyangka ternyata kau bisa menjadi ibu yang hebat juga, evil yawny eyes," goda Shinichi seraya nyengir.

"Hentikan itu!" omel Shiho.

"Aku harap kami bisa memiliki anak juga,"

"Bersabarlah, waktunya akan segera datang,"

"Coba pikirkan. Kau tidak memiliki suami tapi kau berhasil dalam bayi tabung. Sementara aku dan Ran, kami menikah tapi sudah gagal dalam program itu dan percobaan lainnya,"

"Aku juga pernah gagal dua kali kan?"

"Sudah enam tahun kami menikah, Shiho. Aku dan Ran tidak ada masalah kesehatan maupun kesuburan. Aku tidak tahu apa yang salah pada kami. Terkadang kami bertengkar karena hal itu,"

"Eh? Benarkah?" Shiho terkejut.

"Ya, aku tidak tahu ternyata menikah bisa menjadi sesulit itu. Hal-hal yang tadinya bukan masalah besar tapi sekarang hampir selalu diperdebatkan. Aku kira Ran wanita yang sangat pengertian dan sabar tapi entahlah, aku merasa dia berubah. Kami tidak hanya bertengkar karena masalah anak, tapi dia sudah mulai menuntut waktuku. Dia muak dengan kesibukan pekerjaanku sebagai detektif dan teror-teror yang terkadang datang dari musuh para klien,"

"Dia sudah bersabar menunggumu ketika kau masih mengecil. Lalu kau sekarang sibuk dengan kasus-kasusmu. Mungkin kau memang harus meluangkan lebih banyak waktu untuknya,"

"Ya dan dia selalu mengungkit hal itu. Dia sudah bersabar menungguku dan sekarang berharap aku juga mengalah. Kau tahu Shiho, aku akan melakukan apapun untuknya tapi entahlah, tampaknya dia tidak mengerti,"

"Apa kau pernah mempertimbangkan untuk adopsi?"

"Ya, aku tidak keberatan adopsi, tapi Ran tampaknya masih enggan. Ia masih menaruh harapan besar kami memiliki anak sendiri,"

"Sepertinya Ran-San benar, Kudo-Kun. Sekarang saatnya bagimu untuk mengalah dan bersabar. Kau juga harus mengerti dirinya. Ambil cuti dan berliburlah bersama. Siapa tahu keadaan kalian membaik,"

Shinichi terdiam sesaat sebelum berkata, "Ya mungkin kau benar. Maaf, aku tidak tahu kenapa tiba-tiba saja jadi menceritakan ini padamu,"

"Tidak apa-apa Kudo-Kun. Aku mengerti kesulitanmu. Itulah sebabnya aku belum mau berkencan apalagi berumah tangga. Karena tidak semua orang awam bisa mengerti panggilan hidupku sebagai ilmuwan sama seperti panggilan hidupmu sebagai detektif,"

"Aku mengerti," dalam hatinya Shinichi mengagumi keputusan berani Shiho. 

Find My Way Home To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang