Tugas : Kerkuron (2)

77 7 0
                                    

Semenjak insiden perubahan warna beberapa helai rambutku itu. Pangeran sialan itu selalu saja menggodaku. Terkadang aku merasa ingin demo pada dewa, mengapa harus rambut peri yang berubah ketika jatuh cinta sedangkan manusia tidak??

"sudah jangan salahi dewamu." ejeknya sekali lagi.

"aku tak menyalahkannya." ketusku, ia hanya tertawa keras.

"bisakah kita ke Kerkuron selatan sekarang?" tanyaku, Ia pun menghentikan tawanya dan seketika itu ia merubah raut wajahnya menjadi sedikit kaget.

"tugasmu?" tanyanya. Aku hanya mengangguk mantap.

"dimana tempatnya?" tanyaku.

"dibelakang lembah itu" katanya sambil menunjuk ke luar jendela.

aku mengernyitkan dahiku.

"jalannya sudah rusak parah karena pembunuhan malam besar-besaran itu." ceritanya

"apa pembunuh itu berkelompok?" tanyaku sambil menyelidik, seketika pangeran diam menatapku lama dan akhirnya ia mengangguk.

"bukankah kau hanya peri cinta antar dua orang?" tanyanya sambil mengambil rompinya.

"entah, tapi aku mendapat tugas itu." kataku.

"ayo." ajaknya sambil menggandengku.

"apa kita perlu berpamitan pada kepala suku?" tanyaku, ia pun hanya menggeleng lemah.

"jalan kaki." potongnya saat aku mau mengeluarkan sayapku. Aku pun hanya mengikuti perintahnya saja.

Kami pun berjalan sekitar dua kilometeran. Hutan di lembah tadi cukup menyeramkan. Banyak ular yang bergelantungan.

"kau tau seluk-beluk tempat ini?" tanyaku yang sekian lama telah memecah keheningan diantara kami.

"aku pernah tinggal disini" jawabnya singkat sambil berjalan menghindari lumpur dan menggandeng tanganku.

"kau mau apakan Karq itu? tak ada bukti bahwa dia pembunuhnya." lanjutnya.

"aku tak akan membuatnya dihukum mati atau lainnya. aku hanya akan meluruskan cinta butanya." kataku. Dia tersenyum sedikit tertawa mengejek.

"apa? Cinta apa? buta?" celanya sambil menyingkirkan dahan pohon yang menutupi jalan kami.

"ya. kenapa?" tanyaku bingung. Seketika ia menengok kearahku.

"jadi dia melakukannya hanya karena cinta buta?" ejeknya sambil tertawa kecil.

"i.. ya. Kau tak perlu cemas, karena ada peri Calliabelle yang akan menuntas kejahatannya." kataku sambil berlagak sailor moon.

"kau saja salah panah saat Rey dan Heilannia." katanya, aku menatapnya secara refleks.

"salah bagaimana maksudmu??" tanyaku sedikit emosi.

"Heilannia itu tak pantas dengan Rey yang kutu buku." ejeknya.

"hei! enak saja kau menjelekkan sahabatku." kataku sambil menatap tajam matanya.

"salah kau, karena telah memanah adik tiriku dengan seorang peri kutu buku." ujarnya sambil membalikkan badannya ke arahku. Kemudian ia membalikkan badannya untuk berjalan lagi.

"aku tak salah memanah..apa? siapa? adik tirimu??" tanyaku sedikit terkejut dengan refleks aku menarik sikutnya untuk menatapku.

"ya. kau memanah adik tiriku, Heilannia dengan seorang lelaki kutu bukumu itu" ujarnya sambil menatap tajam.

"mana aku tau, aku hanya menjalankan perintah!" bentakku tak terima.

"wowowow. bentakanmu benar-benar seperti suara lelaki, Callia." ejeknya.

PERI PEMANAH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang