okee, next
jangan lupa vote ya :)******
Bola mataku bergerak-gerak karena silau matahari yang masuk lewat jendelaku. Kulihat Rey duduk di sofa dan membaca bukuku.
"Rey?" panggilku sedikit berat.
"ya" jawabnya namun tatapannya tak lepas dari buku itu.
"sejak kapan.." tanyaku menggantung berharap ia mengerti. Dia pun tersenyum sambil membetulkan kacamatanya yang bertengger di hidung mancungnya.
"sejak tadi malam" ujarnya lalu menatap buku tebal itu lagi. Aku menghela nafas pelan.
"kunci rumahmu rusak lagi?" tanyaku seraya membetulkan posisiku sehingga punggungku menyender tepi ranjangku.
"ya.. aku sudah memanggil peri perlengkapan. Tapi, nampaknya mereka belum pulang dari humans world." ujarnya sambil membaca dan menyesap dalam-dalam teh hangatnya.
"teh rasa apa?" tanyaku lagi sambil merapikan letak bantalku.
"apel." jawabnya singkat.
"kau membaca buku ini tadi malam?" tanyanya sambil melirikku.
"ya. ada hal yang kuingin tanyakan padamu." kataku. Kulihat dia tersentak dan merenggang kembali sambil meletakkan cangkir tehnya.
"apa?" tanyanya sambil menutup buku itu.
"kau pasti tau orangtuaku kan?" tanyaku seketika membuat tubuhnya menegang dan kemudian mengendur sambil memberikanku senyuman rilex.
"ya. aku tau." jawabannya membuatku makin bertanya-tanya. Dan segera terbang cepat ke tempat duduknya. Aku mendesaknya agar menjawabku.
"siapa mereka? dimana mereka? mengapa mereka pergi? apa yang terjadi pada mereka??" tanyaku beruntun membuatnya tertawa keras--tak seperti biasanya.
"stop it! Aku tak punya waktu untuk mendengar suara tawamu!" kesalku sambil duduk disebelahnya.
"ada satu syarat." katanya sambil melepas kacamatanya.
"Apakah kau memanahku dan Heilannia?" tanyanya.
"eeng.." aku menggantungkan kata-kataku dan kulihat dia mulai mendekat ke tubuhku dan memojokkanku di sofa.
"kau salah besar dalam pemanahan kali ini, Callia!" kata-katanya membuatku harus mengerjapkan mataku berkali-kali.
"kau ber..canda. iya kan?" tanyaku sambil melihat pancaran matanya.
Tidak.
"kau bukan Rey?!" teriakku. Aku mempertajam penglihatan mataku. Bola matanya bukanlah berwarna biru kehijauan namun berwana biru langit yang bening.
Dia tertawa sinis, sambil merapatkan tubuhnya ke tubuhku.
"jadi, kau punya penglihatan yang sangat baik. Calliabelle Aphrodite." katanya sadis. Ia menyunggingkan senyum. Seketika ia merubah wajahnya ke dalam wujud aslinya.
Alisnya tebal dan menukik, hidungnya mancung, bibirnya tipis berwarna peach. Taringnya tajam dan runcing. Matanya yang tajam dan mematikan berwarna biru langit yang terang.
"kkau siappa?" tanyaku bergetar saat tangannya mulai mencengkram pundakku.
"kau bisa, Calliabelle." katanya sok sadis.
Mataku menyipit dan menajam. Seakan berubah seketika menjadi merah dalam beberapa detik. Kucari informasinya.
Nama : Dalvent Vinnaous
Umur : 26
Peri : The prince of Fairys world
KAMU SEDANG MEMBACA
PERI PEMANAH CINTA
Ficción históricaapa yang kau tanyakan tentang diriku? jangan tanyakan. apa yang kau pikirkan tentang diriku? berhentilah berpikir. apa yang kau inginkan dari diriku? jangan inginkan lagi. apa yang kau bayangkan dengan diriku? berhentilah membayangkan. hidupku itu h...