20. Bicara

195 17 0
                                    

Selamat membaca, dan jangan lupa vote!

❄________________________❄
💙__________________💙
❄____________❄
😻

.

Di salah satu lift sebuah gedung pencakar langit, sosok Aaron dengan langkah besarnya masuk ke sebuah Penthouse mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di salah satu lift sebuah gedung pencakar langit, sosok Aaron dengan langkah besarnya masuk ke sebuah Penthouse mewah. Ia mulai melepas jas dan melonggarkan dasinya. Biasanya dia akan langsung menuju kamar di lantai dua untuk membersihkan diri. Tapi perhatiannya teralih pada sebuah kotak berukuran sedang, berwarna navy dengan pita emas yang mengikat kotak itu.

 Tapi perhatiannya teralih pada sebuah kotak berukuran sedang, berwarna navy dengan pita emas yang mengikat kotak itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kotak itu tergeletak di meja ruang tamunya Aaron, pasti asisten rumah tangganya yang sudah menaruhnya di sana. Dia menduga jika itu sebuah paket, karena penasaran Aaron mencoba membuka pita emas yang mengikat kotak itu. Setelah membukanya, tatapan Aaron berubah bingung.

"Buku ini?" gumamnya.

Buku yang dia ambil di perpustakaan rumah Lea, tiba-tiba sudah ada di Penthousenya. Bahkan kemarin dia tidak jadi meminjam buku ini karena penolakan gadis itu saat di Perpustakaan. Kembali mengingat itu membuat ia merasa malu sekaligus menyesal, seharusnya ia tidak seagresif itu saat mendekatinya. Sepulangnya ia dari sana, Aaron berkali-kali merutuki perbuatannya sendiri.

Iris coklat Aaron mulai mencari nama pengirim di dalam kotak, tapi yang ia temukan justru secarik kertas di sana. Kertas kecil yang dilipat menjadi dua itu di buka itu tertulis.

Anda bilang ingin meminjam buku ini, jadi saya mengirimkannya. Semoga anda suka.

Meski tidak ada nama pengirim, Aaron bisa menebak siapa yang mengirim buku ini. Sudut bibirnya terangkat, membayangkan Lea mengirim buku ini saja sudah membuatnya senang. Meski di malam itu dia sedikit kecewa karena tidak berhasil mendapatkan nomor teleponnya, tapi pria itu sepertinya lupa akan rasa kecewa yang sempat ia rasakan. Dengan senyum yang masih tersungging, ia membuka lembar demi lembar buku yang ada di tangannya, sampai tangannya berhenti pada satu halaman yang menunjukkan sederet nomor. Dilihat dari tiga angka awal sepertinya ini sebuah nomor telepon, dan di bawahnya terdapat tulisan.

SCANDAL PROTECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang