"Lex, Lexa, kamu uda siap belum? itu calon kamu uda datang, ayo buruan dandan nya."
"Iya ma, ini uda mau selesai kok. Lexa uda cantik belum?." Memoles pipinya yang tirus dengan blush on.
"uda dong, anak mama kan selalu cantik. Uda yuk,buruan keluar keburu mereka pulang tuh."
"Ma, kira-kira yang namanya Arga itu ganteng gak ya? Soalnya Lexa kan gak pernah ketemu sama sekali. di poto profilnya juga bukan poto Aslinya Arga. Tapi kayak nya sih, dia baik orang nya so sweet lagi. Sayang banget Lexa cuma bisa chattan aja sama Arga tapi gak pernah ketemu."
"Ya salah kamu sendiri, kan Mama sama Papa uda suruh kamu pulang dari London.Tapi kamu nya selalu bilang nanti-nanti, untung Arga masih mau nunggu kamu. Kalo gak gimana hayo uda keburu di ambil orang kan?"
"Lagian Lexa kan uda bilang, Lexa tuh gak mau di jodohi apalagi sama orang yang gak Lexa kenal sama sekali." kata ku sedikit kesal.
"uda dong, lagian kita kan uda bicara soal ini. Kamu juga uda janji sama papa, bakalan nurut sama perjodohan ini. Uda ayo sekarang kita ke depan."
Perasaan deg - deg-an terus saja menghampiri ku. Aku bertanya-tanya dalam hati "Apakah dia jodoh ku?, Apa aku pantas untuk dia?, Apa ini takdirku?, Ya. Aku harus yakin sama keputusan yang aku pilih."
"Maaf ya jeng, sudah menunggu lama,Anak saya memang lama kalau dandan."
"Enggak kok jeng, biasa namanya juga anak gadis." Sahut mama Arga, sedikit tertawa.
"Ini loh yang nama nya nak Arga, Lexa, yang papa... ceritain ke kamu. Arga Dirgantara."
Sontak membuat jantungku berdetak kencang mendengar namanya.
"Dan ini anak saya nak Arga yang namanya Almira Alexandra yang kemarin...
Tunggu"... ucapku, memotong pembicaraan papa.
"Kamu bukan nya kak Dirgan yang dulu pernah sekolah di SMA Panca Budi?" "Dan kamu bukan nya Mira,dari ruang 10"? serunya, sambil menunjuk ke arah wajahku.
Papa, Mamaku dan Papa Mama Arga juga terkejut melihat kami saling mengenal sebelumnya. Bahkan Arga juga tidak mengenaliku sebelumnya dengan poto profil yang aku pasang di wechatt.
Akhirnya aku menerima perjodohan itu setelah memikirkannya berulang kali. Bahkan Arga juga meminta maaf padaku atas kesalahan di masa lalu.
Aku terus saja melihat cincin berlian yang melingkar di jari manisku. Tiba - tiba, aku teringat peristiwa delapan tahun silam. Dimana aku ditolak oleh kakak kelas ku Arga, yang sekarang menjadi calon suami ku. Rumor beredar, Arga menolak karena saat itu aku cukup kumel dan dekil. Namun karena perjodohan, Akhirnya kami menjadi pasangan kekasih.
Tring-Tring suara ponsel berdering tanda panggilan masuk dari Arga.
"Halo my honey Lexa, jangan lupa pakai baju hangat karena cuacanya cukup dingin malam ini. Dan jangan lupa mimpi indah, selamat malam, baby". Arga menutup telepon nya setelah itu.
