Drabble : Dandelion

18 2 22
                                    

Pria itu datang melamarku tepat diatas Namsan Tower. Tangan kanannya memegang setangkai Mawar merah, sedangkan tangan kirinya memegang sekotak cincin berlian berwarna Peach.

Angin malam di Yongsan cukup dingin, namun hal itu sangat terbayar ketika melihat pemandangan nan Indah di atas Namsan Tower.

"Will You Marry Me ?" Ucap seorang pria tinggi bernama Lee Dae-Hyun.

Aku hanya tersenyum haru, tanpa tersadar air mata mulai membasahi pipiku.

"Mengarungi derasnya waktu. Jika selama ini aku mampu, ragukah Kamu untuk menjadikan kebersamaan ini jadi selamanya? Aku mencintaimu, itulah alasannya. Be my wife !" menekuk lututnya, lalu membuka kotak cincin berwarna Peach.

"Yes,..." kataku menangis bahagia.

"Yeayy, Asiik Hyerin bahagia... bangett" kata anakku.

Rasanya aku masih tidak percaya dilamar untuk yang kedua kalinya. Perasaan bahagia, sedih, takut semua menyatu sampai-sampai dadaku terasa sesak.

Aku mengenal Dae-yun saat kuliah di Tokyo, dia juga sahabat Suamiku. Kami bertiga sering pergi ke Perpustakaan bersama, belajar bersama, hingga suatu hari salah satu dari mereka mempunyai perasaan yang lebih terhadapku. Begitu juga denganku, Aku menyukai salah satu dari mereka yaitu Jae-Yoon. Sampai kami lulus dan bekerja, Jae-Yoon datang ke Jakarta untuk melamar dan menikahiku. Sejak saat itu aku pergi untuk tinggal di kota Seoul dan hidup untuk membesarkan anak bersama Jae-Yoon.

"Aku sudah berada di depan rumahmu, mari pergi ke kantor bersama" Dae-Hyun menutup teleponnya.

" Hai..." sapaku sambil membuka pintu mobil.

"Bagaimana tidurmu akhir-akhir ini, Apakah Insomniamu mulai membaik???" tanyanya.

"Hmm...sudah mulai membaik, ketika aku minum teh Chamomile sebelum tidur dan minum beberapa vitamain" kataku.

"Baguslah...Aku sedikit lega, jangan lupa hari ini kita ada agenda rapat dan bertemu beberapa klien. Aku harap kamu tidak kelelahan" sambil memarkirkan mobil nya.

"Siap pak bos!" kataku tersenyum.

"Hey, Karina selamat ya" beberapa teman kantor memberikan ucapan selamat atas pertunanganku.

Lima tahun yang lalu Aku mengalami kecelakaan mobil, Saat hendak pergi berlibur ke puncak bersama Suamiku. Hari itu adalah hari yang sangat indah bagi kami. Karena tujuan berlibur adalah untuk menghilangkan penat, serta merayakan atas kehamilanku. Tanpa di duga hari itu adalah hari yang menyedihkan. Aku tidak menyangka nasib malang menghampiri. bahwa maut memisahkan di saat keadaanku sedang hamil muda. Suamiku meninggal dalam kecelakaan itu. Sementara aku dan Bayiku masih hidup walaupun mengalami luka berat di sekujur tubuh, bahkan harus menggunakan kursi roda.

Sejak peristiwa kecelakaan itu, keluarga Jae-Yoon mulai menjauhiku bahkan mengolok-olok, mengatakan bahwa bayi yang aku kandung bukan anak Jae-Yoon. Mereka beranggapan karena diriku Jae-Yoon meninggal, sebab ingin menyenangkan diriku sampai harus berlibur ke Puncak.
Aku sangat tertekan, dan depresi menghadapi kondisi seperti itu. rasanya aku tidak kuat harus menanggung derita yang berat.

Sore ini, Aku Dae-Hyun dan Hyerin mengunjungi pemakaman Jae-Yoon. Hyerin menangis terisak-isak ketika melihat poto sang ayah di pemakaman.

Sebenarnya bukan tanpa alasan aku menerima lamaran dari Dae-Hyun, Aku hanya ingin melihat Hyerin tersenyum kembali.

"Dae-Hyun ah, Aku berjanji akan merawat serta menjaga Anak dan Istrimu. Aku harap kamu tenang disana" Ucap Jae-Hyun sambil menangis.

Tugas : 6 (Drabble)
Date : Jumat 11 Juni 2021
Words: 495

YooFreiZhuhAsterAzaleaXiao_YuviRaindeAltheraCandleMitsRinniettelorddevil__

YooFreiZhuhAsterAzaleaXiao_YuviRaindeAltheraCandleMitsRinniettelorddevil__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

YooFreiZhuhAsterAzale

aXiao_YuviRaindeAltheraCandleMitslorddevil__Rinniette

Tugas PhoenixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang