BAB 3

4.1K 176 6
                                    

Selamat membaca teman teman, maaf kalo banyak Typo :)








Samuel masih setia mengelus rambut Sheina dengan lembut, saat ini Sheina bergelung nyaman dalam tidurnya yang damai di pangkuan Samuel. Sheina tidak berbohong, bahwa ia mudah tertidur jika sudah berada dipelukan kekasihnya itu. Sheina bergerak dalam tidurnya dan semakin membenamkan dirinya dalam dekapan Samuel. Samuel sendiri yang melihat pergerakan Sheina nya, bergerak pelan berusaha menyamankan posisi tidur Sheina dipelukan nya. Sesekali Samuel mencium kening Sheina.

Samuel mengeluarkan kan ponsel nya dari dalam saku celana Jins hitam nya. Ia berniat menelfon Ricky. Samuel lalu menempelkan ponsel nya ditelinga sebelah kanan nya. "Rick, beliin gue MacBook sekarang." Perintah Samuel saat telfon itu tersambung dengan Ricky, bahkan Ricky saja belum sempat memberikan sapaan untuk teman nya itu. Ricky yang mendengar perintah Samuel, mengernyitkan dahi nya tidak paham dengan permintaan Samuel. Sepengetahuannya Samuel sudah memliki Laptop dengan logo apel itu. Versi terbarunya malah.

"Buat apaan Sam?" Tanya Ricky dengan masih kerutan yang terlihat di dahi nya. "Gak usah banyak tanya, sini ke base camp. 5 menit" Jawab Samuel, kesal dengan temannya yang banyak bertanya itu dan Samuel langsung mematikan sambungan telfon nya begitu saja tanpa menunggu jawaban dari temannya diseberang sana dan memasukkan kembali ponsel nya kedalam saku celananya lagi. Samuel melirik Sheina, memastikan bahwa Sheina masih tertidur dan tidak terusik dengan dirinya yang sedang menelfon Ricky. Samuel tersenyum tipis melihat betapa nyenyaknya kekasihnya itu tidur. 

Tak selang berapa lama Ricky datang dengan nafas yang memburu. Dia tadi sekuat tenaga berlari ke base camp mereka karena Samuel memberinya waktu hanya 5 menit, sedangkan dia dan ke tiga temannya sedang di Rooftop kampus yang jaraknya lumayan untuk ke  base camp. Ricky tidak ingin terlambat bahkan untuk satu detik pun. Ricky mengetahui tabiat Samuel yang sangat tidak menyukai keterlambatan. 

Mendapat perintah dari Samuel seperti mendapatkan perintah dari Malaikat maut. Karena itu Ricky tidak boleh melakukan kesalahan jika tidak ingin dicabut nyawa nya. Oke, ini berlebihan ! Samuel tidak sekejam itu. Terakhir kali Ricky melakukan kesalahan, Samuel membakar motor Sport nya yang baru saja dia beli. Walaupun besoknya dia sudah mendapatkan motor Sport pengganti. Tentu juga dari si pembakar motornya. 

"Ambil kartu gue." Samuel langsung melemparkan dompet nya ke arah Ricky ketika temannya itu sudah berada didepannya, masih dengan nafas yang tidak beraturan. Dengan gesit Ricky menangkap dompet Samuel. 

Lalu Ricky mengambil kartu pipih berwarna hitam yang berisi uang, yang bahkan Ricky sendiri tidak bisa membayangkan berapa jumlah uang didalam kartu berwana hitam itu. Yang pasti tak terbatas jumlahnya. Sebenarnya teman teman Samuel adalah orang berada hanya saja tak sekaya Samuel

"Cepet pergi." Usir Samuel mendesis ketika temannya itu hanya menatap senang Black Card milik Samuel dengan mata berbinar. 

"Sam, gue sama anak anak boleh beli sesuatu pake kartu ini gak?" Tanya Ricky dengan senyum yang bagi Samuel menjijikkan itu.

"Terserah. Cepet pergi." Jawab Samuel dengan wajahnya yang berubah dingin, karna temannya ini tidak kunjung pergi dan membelikan pesanannya. Dan juga menggangu waktu berduanya dengan Sheina. Samuel menolehkan kepalanya. lagi. untuk memastikan bahwa Sheina masih tertidur.

"Oke, Bro." Ricky cepat cepat pergi dari base camp begitu melihat wajah dingin Samuel. Dia tidak mau Samuel menarik kata katanya untuk memakai kartu itu, Ricky tidak ingin kehilangan kesempatan saat ini. 

POSSESSIVO [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang