BAB 4

3.6K 151 2
                                    

Selamat membaca guys, hati hati dengan typo :)






Tok tokk tokk

Ketukan tak sabar di pintu membuat Sheina menjauhkan dahinya dari dahi Samuel. Mengalihkan pandangannya pada pintu yang masih terus saja digedor dengan tidak sabar. Samuel mendengus. Mengutuk dalam hati siapa saja orang yang telah mengganggu waktunya berdua dengan Sheina nya.

"Shei, ini gue." Tara berucap hati hati dari luar pintu, karena pintu tak kunjung dibuka.

"Duduk. Biar dia yang kesini. Suruh penganggu itu masuk" Perintah Samuel dengan nada yang sangat terasa ketidaksukaannya oleh kehadiran Tara. Menahan Sheina dengan pandangan tajam nya yang akan beranjak untuk membuka kan pintu. Ditatap dan diperintah seperti itu oleh seorang Samuel membuat Sheina mau tak mau menuruti apa kata Samuel. Itu jika Sheina tidak ingin terjadi masalah!

"Masuk Tar." Kata Sheina sedikit mengeraskan suara nya karena takut Tara tidak akan mendengar suaranya.

Setelah mendengar itu Tara lalu membuka pintu ruangan itu dengan hati hati. Terlihat sedikit takut. Berbeda dengan saat ia menggedor pintu ruang itu dengan tidak sabaran tadi. Saat ini seolah olah keberaniannya hilang entah kemana. Jujur saja Tara sangat takut dengan sosok kekasih dari sahabatnya itu. Aura penuh kuasa dan intimidasi, membuat siapapun yang berada disekeliling pria itu menciut nyalinya. Jika Sheina yang kekasih Samuel saja takut dengannya, apa kabar dengan Tara yang bukan siapa siapa?!

"Ada apa Tar?" Tanya Sheina berusaha mencairkan suasana yang tiba tiba terasa dingin itu. Ditambah ia melihat raut penuh ketidaksukaan yang terang terangan Samuel tunjukkan pada Tara.

"Gu-gue mau ngajak lo pergi." Dalam hati Tara merutuki Samuel yang mengeluarkan aura negatif. Membuat Tara yang hanya ingin mengajak Sheina pergi saja harus tergagap mengatakannya.

"Kemana?" Itu bukan suara Sheina yang merespon ajakannya. Melainkan suara Samuel yang tengah menatap Tara semakin tajam dan lebih menusuk dari tadi.

Lihat Samuel, dia duduk dengan santai bersandar dengan sandaran sofa, kaki kiri ditumpukan ke kaki kanannya dengan dagu terangkat angkuh. Oh jangan lupakan pandangan tajam dan menusuknya yang ditujukan pada Tara. Pandai sekali ia dalam hal menciutkan nyali lawan bicaranya.

"Pe-perpustakaan." Sheina meringis kasihan pada nasib Tara yang harus berhadapan dengan Samuel diruang tertutup pula. Sampai sampai Tara gagap seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi, mengajak Sheina pergi maka harus siap berhadapan dengan Malaikat maut yang merangkap sebagai kekasih Sheina itu.

"Sam.." panggil Sheina pelan, ada rasa takut disuara nya yang kentara. Melihat Samuel yang tak kunjung mengeluarkan suaranya. Dapat Sheina lihat, pandangan Samuel semakin tajam. Lebih tajam dari yang tadi ketika mendengar jawaban Tara.

"Oke." Satu kata dari Samuel membuat Sheina dan Tara menghembuskan nafas dengan lega. Tak sadar bahwa mereka berdua menahan nafas selama menunggu jawaban dari Samuel.

"Makasih Sam." Sheina berterima kasih dengan senyum manisnya. Senang Samuel mengijinkan nya pergi dengan Tara. Sheina mengecup pipi Samuel sebagai bentuk terima kasihnya, dan itu membuat Samuel tersenyum tipis sambil mengelus puncak kepala Sheina lembut. Well, Samuel akan tersenyum lebar jika hanya berdua saja dengan Sheina. Ingat! Hanya berdua dengan Sheianya. Hanya Sheina yang boleh melihat sisi lain dari dirinya.

"Aku pergi." Pamit Sheina setelah memberekan barangnya juga membawa laptop barunya. Mencium pipi Samuel sekali lagi, lalu beranjak pergi.

"Jangan macam macam. Jangan membuat ulah atau melanggar aturan dari ku. Jangan berani melihat film horor sialan lagi. Aku akan tahu setiap tindakanmu. Dan aku tidak keberatan jika harus menghukum mu sayang." Kalimat panjang yang mengandung ancaman itu seketika membuat Sheina dan Tara menghentikan langkahnya yang sudah memegang handel pintu. Membuat Sheina menolehkan kepalanya kebelakang. Dan ia melihat Samuel tengah tersenyum miring padanya dengan masih mempertahankan duduk santai dan angkuhnya sambil menatap Sheina.

"I-iya Sam." Sial, kali ini Sheina yang tergagap karena intimidasi dan ancamana dari Samuel.

Lalu melanjutkan langkahnya keluar dari base camp, meninggalkan Samuel dengan senyum yang sudah lenyap digantikan dengan wajah dingin bak dewa Yunani miliknya.

Selama Sheina menurut, Samuel akan memberikan apapun yang Sheina inginkan !

~~~~~~~



"Pacar lo nakutin Shei." Celetuk Tara ketika mereka sudah mendudukkan diri di ruangan khusus untuk membaca atau mengerjakan tugas kuliah yang ada diperpustakaan itu. Ada meja juga tempat duduk.

Yaa, Tara tak mungkin berani berbohong pada Samuel. Dia masih ingin hidup dan menikmati masa masa kuliahnya dengan tenang. Walaupun sebenarnya Tara tak benar benar ingin pergi ke perpustakaan. Ia hanya ingin saja bersama sahabatnya itu.

"Emang." Jawab Sheina acuh sambil mengeluarkan laptop barunya dari dalam kardusnya yang masih tersegel rapih. Semua orang memang mengatakan kekasihnya itu menakutkan. Dan dengan lapang dada Sheina mengakui itu benar adanya.

"Laptop baru?" Tanya Tara dengan wajah yang sedikit kaget, melihat Sheina yang tengah mengeluarkan laptop baru itu dari dalam kardusnya. Sheina menganggukkan kepalanya pada Tara sebagai jawaban.

"Kali ini diapain laptop lama lo?" Tara menaikkan satu alis nya, penasaran kali ini apa hukuman yang diberikan Samuel pada sahabatnya ini.

"Dilempar ketembok" jawab Sheina dengan nada sedih nya menatap Tara. Yah, walaupun sudah diganti oleh Samuel dengan laptop baru, tetapi Sheina sudah terlanjur menyayangi laptop lamanya itu. Dan banyak sekali film film favorit Sheina didalam laptop itu hasil downloadannya sendiri. Sheina memang penggemar film, film barat terutama. Dari action sampai horor. Dari film Kingsman dengan semua series nya, Jumanji, hingga The Conjuring. Itu adalah beberapa dari banyak film koleksi Sheina.

"Gilaaaa.." Tara menggeleng gelengkan kepala nya tak habis pikir dengan kelakuan kekasih dari sahabatnya itu. Hanya karena Sheina menonton film horor Samuel sampai membanting. Ralat, menghancurkan laptop Sheina.

"Gue kalo jadi lo, gak akan diem aja Shei. Udah gue sembur tuh sama sumpah repah gue." Kata Tara dengan menggebu gebu dan tatapan matanya yang berkobar semangat. Sheina melihat itu tersenyum remeh pada sahabatnya itu.

"Kayak lo berani aja Tar." Respon Sheina membuat kobaran semangat didalam diri Tara seketika lenyap dan digantikan dengan senyum malu malunya pada Sheina. Membuat Sheina terkikik pelan.

"Jelas gue gak berani Shei. Pacar lo udah kayak Malaikat maut pencabut nyawa tau gak." Jawab Tara, pikirannya berkelana mengingat semua sifat Samuel yang ia tahu. Samuel orang yang irit bicara, dingin, tak suka dibantah, tak tersentuh, bermulut jahat, dan kejam. Juga tidak segan segan merealisasikan semua perkataan yang keluar dari mulut nya. Tara bergidik ngeri mengingat semua sifat Samuel. Malang sekali sahabatnya ini karena harus terikat dengan lelaki macam Samuel, batin Tara.

"Gue tahu. Dan gue cinta dia." Jawab Sheina dengan pandangan lurus kedepan menatap laptop nya yang sudah menyala tanpa menatap sahabatnya. Tapi ada kejujuran dan ketulusan dalam perkataan Sheina.

Sheina tahu bagi banyak orang Samuel adalah orang yang kejam. Sheina pun tak menampik hal itu. Tapi Samuel tak sepenuhnya begitu, Samuel nya juga memiliki sisi baik dalam dirinya. Dan Sheina beruntung karena hanya pada dirinyalah Samuel menunjukkan semua sikap baiknya yang tidak diperlihatkan Samuel pada orang lain. Oh, tentu Samuel juga bersikap baik pada orang tua nya dan orang tua Sheina. Sheina pikir Samuel hanya tidak bisa memperlihatkan sisi lainnya itu pada orang lain selain orang orang yang dikasihi nya.

"Lo emang udah cinta mati ya sama Samuel." Itu bukan pertanyaan tapi pernyataan yang dilontarkan oleh Tara.

"Itu lo tau." Jawab Sheina dengan senyum disudut bibirnya. Masih dengan wajah yang fokus pada laptop nya.

Fokus Sheina buyar ketika merasakan getar pada ponsel nya yang berada di dalam tas. Mengambilnya lalu melihat siapa yang sudah mengiriminya pesan. Dan Sheina tersenyum melihat nama Samuel dengan emot love sebagai nama kontak kekasihnya. Cepat cepat ia membuka pesan itu.

Samuel🖤
Pulang sama aku, sayang. Mobil kamu biar aku urus.

Sheina tersenyum, mengetikkan pesan balasan lalu memasukkan lagi ponselnya ke dalam tas. Memfokuskan lagi dirinya pada aktivitasnya tadi.
















*menerima kritik dan saran :)

POSSESSIVO [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang