14❗

793 36 58
                                    

a/n maaf dianggurin lagi. kali ini udah 10 bulan. hayo sini marah-marah gak papa 🙂

********************

Setelah kepergian Tiway dan para pembantunya. Anak-anak juga terlepas dari sihir. Mereka menghampiri Felix yang tersungkur di lantai. Menangis.

Sky, Han, Nana, Ren bersama-sama membopong Felix untuk duduk di kursi.

"maafin kita lix. Sumpah tadi gak bisa gerak sama sekali!"

Felix nangis sesenggukan, "Chris..."

Tak kuat melihat sahabatnya terluka. Kini Sky membawa tubuh ringkih itu dalam pelukannya.

"Sshhh... semua bakal baik-baik aja.."

"Engga! Gue ngerasa Chris bakal mati."

"Heh! Gak boleh ngomong gitu! Kita bakal ngebebasin Chris. Pasti bisa. Sekarang kamu tenangin diri kamu dulu okey?"

Felix mau tak mau mempercayai kata-kata Sky.

Nana mengangkat poni Felix lalu meringis setelahnya, "Ren ambilin obat yang dipake Chris tadi dong! Kepala Felix luka."

"Gak perlu! Gue baik-baik aja." Tolak Felix

"Tapi kepala lo berdarah." Nana bersikeras.

"Luka gue gak penting. Lo pada lupa apa yang kita hadapin sekarang?"

Jeno mendelik tajam, "Gausah sok deh lix. Ini semua juga gara-gara lo."

"Bener. Lo sama Abang lo tepatnya. Coba aja Abang lo gak sok kritis. Kita bisa pulang sekarang."

Dari awal Sun emang paling ngebet buat pulang. Jangan lupakan mulut berbisanya yang suka gak liat kondisi. Semua yang awalnya bisa setuju bisa ragu-ragu gegara dia. Apalagi kalau ditambah Jeno.

"Lagian apaan sih, emang sperma dia seberharga itu? Biasa juga dibuang dalam kondom. Ah, lo sama Chris kan saling nyicip satu sama lain. Halah! Tai."

"Anjing lo Jen!"

"Lo yang anjing!"

Malah berantem.

"Heh! Udah! Udah!"

Sky dan Nana menengahi dua cowok itu.

"Jeno! Ini bukan saatnya emosi."

"Maafin gue Na."

Nana menghela nafas, memeluk Jeno agar dia pun tak ikut frustasi. Sebenarnya jauh di lubuk hati Nana juga merasa gak adil. Sudah capek-capek mengumpulkan paling banyak, eh, disuruh ngumpulin lagi.

"Gue bisa nyelesain ini demi kita pulang. Gue relain lubang gue kalian masukin bareng-bareng."

Han memegang tangan Felix, "Lix.. Kita bisa nyari solusi dulu."

"Bener. Mungkin kita bisa bicarain baik-baik ke Tiway."

"Udah gak ada solusi. Gue yang disuruh ngehasilin dua botol lagi. Gue harus tanggung jawab sama kesalahan kami." Felix mendelik ke Jeno dan Sun.

"Tapi gue juga gak bisa apa-apa tanpa kalian. Jadi please... Please bantu gue. Ya?"

Tak ada yang menjawabnya.

"Tapi Lix, lo terluka."

Sky gak bisa nahan. Felix tetap kekeuh naik ke atas meja. Mengangkat kemeja dan melebarkan kakinya didepan mereka.

"Siapa duluan?"

Felix sungguh tak ada malu lagi. Penis dan lubangnya tersaji apik diatas meja.

"Jen, lo gih!" Sun menyenggol pundak Jeno. Dia mana mau jadi pertama setelah ngata-ngatain Felix.

No Signal [00line skz nct dream]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang