0.2

148 37 7
                                    

ONE CLASS WITH YOU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ONE CLASS WITH YOU

"Soalnya, kamu itu spesial."
...

ZIDAN mengamati dirinya dari pantulan cermin. Mulai hari ini, ia resmi menjadi bagian SMA Danuwarta. Kemeja abu-abu dengan dasi serta celana panjang senada. Ah, seragam sekolah ini jauh lebih bagus daripada bayangannya.

Tanpa banyak bicara, ia segera turun ke lantai dasar dan menemukan Brawijaya---sosok laki-laki yang lebih tua 4 tahun darinya yang merupakan penanggung jawab Zidan selama di dunia manusia. Laki-laki yang sedang menempuh studi Kedokteran itu menyambut Zidan dengan senyuman.

"Selamat pagi, Tuan Zidane," ucap Brawijaya sumringah setengah meledek.

"Pagi." Zidan menjawab dengan santai tanpa membalas tatapan mata milik Brawijaya.

Brawijaya mendengus, "Sama Raya aja manis banget kayak gula, giliran sama gue aja kayak gitu lo."

"She's different, isn't she?"

"Iya-iya gue tau."

"Good."

Percakapan mereka terhenti tatkala makanan yang Brawijaya masak sudah matang dan siap untuk dimakan. Zuppa soup dengan jus mangga yang merupakan makanan favoritnya selama di dunia manusia. Entah Zidan akan suka atau tidak, yang terpenting dirinya sendiri merasa senang dan suka. Persetan dengan Zidan yang akan menatapnya tajam saat merasa tak senang.

Namun, Zidan tak berkomentar. Laki-laki itu malah menikmati makanan buatannya dengan tenang. Brawijaya tersenyum, Zidan jauh lebih baik daripada saat ia kecil.

Zidan Abraham, menurut Brawijaya sendiri, Zidan adalah laki-laki yang cukup memegang kendali Alister World dengan kekuasaannya sebagai Prince of Alister World, yang memiliki daerah kekuasaannya sendiri. Dalam hidupnya, Zidan selalu dididik untuk menjadi anak yang bertanggung jawab pada perbuatannya. Dengan didikan yang keras itu, menjadikan Zidan sosok laki-laki dengan segala sifat baik dan buruknya. Namun sifat acuhnya yang dominan membuat Zidan menjadi sosok yang dikagumi oleh perempuan-perempuan Alister.

Zidan bangkit tanpa pamit kepada Brawijaya. Laki-laki hanya mengelus dada berusaha untuk memaklumi kelakuan Zidan.

"Untung lo anak Raja, Zidan."

Felicity

Sedangkan di lain tempat, Raya baru saja turun dari lantai atas dengan tergesa-gesa. Ada beberapa tugas yang belum ia selesaikan, tapi malah berangkat pada pukul tujuh kurang lima belas.

𝐅𝐄𝐋𝐈𝐂𝐈𝐓𝐘 [𝐍𝐞𝐰 𝐕𝐞𝐫𝐬𝐢𝐨𝐧]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang