you're not in love with me??? sounds fake but ok
*
Jeongin asik sendiri ditengah kerumunan orang-orang mabuk di sekelilingnya. Tubuhnya bergerak menari-nari mengikuti musik slow tempo yang sedang diputar.
Jeongin tidak malu, though. Dia tidak melakukan ini untuk menarik perhatian pria yang sedang duduk merokok diujung sana. Meh, tentu saja tidak. Jeongin sama sekali tidak tertarik dengan pria itu. Tidak pula merasa terangsang dengan tatapan tajam yang seolah meneriakan you're hot, let's fucking, dari manik matanya. Karena tidak, Jeongin tidak suka pada dia. Terlalu urakan, terlalu buas, terlalu seksi. Oke— fuck. Jangan melirik lagi.
Dari penerangan yang minim dan remang-remang seperti ini, Jeongin bisa melihat jelas banyak sekali tattoo yang menghiasi kulitnya. Pria itu terlihat seperti fuck boy pada umumnya. Dengan leather jacket, rokok serta piercing dimana-mana. Jeongin tidak pernah tertarik pada bad boy manapun. Dia lebih menyukai pria berpendidikan yang bersih dan rapi. Seperti Doctor Hwang, misalnya. Astaga, stop starring, J!
Pemuda itu membuang muka karena tidak ingin terlihat seperti tertarik pada pria urakan itu. But Jesus god damn Christ, dia benar-benar tampan. Jeongin selalu menemukan dirinya sendiri berbalik untuk memandang pria asing itu lagi dan lagi, dan setiap kali ia melakukannya, pria asing tersebut juga tengah menatapnya balik meski tanpa ekspresi yang berarti.
"Jeongin!" Wooyoung membuyarkan lamunan Jeongin dengan merangkul pundak kecil itu sambil menyerahkan sebuah cup minuman.
"Bagimana pestanya?" Tanya pria yang sedang berulang tahun tersebut kemudian.
"It's perfect." Jawabnya Jeongin. Tersenyum canggung dan meminum isi cup yang Wooyoung berikan dalam sekali tegak.
Kalau Wooyoung bukan kerabat dekat keluarganya, Jeongin pasti menolak pesta-pesta seperti ini dan memilih menghabiskan malam bersama San di apartment. Oh, dan bicara soal San, Jeongin bersumpah akan membunuh pria itu jika ia tidak datang menyusul seperti yang dijanjikannya sore tadi.
Mereka hanya berbincang sesaat sebelum Wooyoung kembali menghilang di balik kerumunan. Selepas kepergian Wooyoung barusan, Jeongin melengok lagi, memastikan apakah pria urakan disana masih memperhatikan gerak geriknya di ujung sana.
Tapi pria itu sudah tidak ada.
Jeongin mengedarkan pandangan ke sekeliling, mencari-cari keberadaannya semampu yang ia bisa. Namun sulit, ruangan ini sedang sangat ramai, dan pria itu bisa ada dimana saja—
"Hey." Jeongin terjungkat. Hampir menjatuhkan cup minuman di tangannya setelah pria urakan tersebut menyapa dan muncul dihadapannya tiba-tiba."
"Oh... Hey..."
"Kau terlihat tersesat, mencari seseorang?" Tanyanya. Dari jarak sedekat ini, Jeongin bisa menghirup aroma asap rokok keluar dari napasnya setiap kali ia bicara, and that was really hot.
"I was looking for you, actually."
Dia terlihat sedikit terkejut mendengar jawaban yang sangat percaya diri itu, "Benarkah?" Bibirnya mengulas senyum, menyentuh Jeongin tepat di pinggulnya dan membawa tubuh kecil itu mendekat.
"Tadinya aku ingin menghampirimu dan menanyakan kenapa kau terus memandangku."
Bibir Jeongin mengerucut kecil bersamaan dengan nada merajuk yang ia buat-buat."Kau sangat menawan. Siapa yang tahan untuk tidak memandangmu?"
Jeongin tersenyum miring, kepercayaan dirinya semakin bertambah,
![](https://img.wattpad.com/cover/270636913-288-k587205.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pills and Cigarettes Re-Publish
Fanfiction[COMPLETED ON JULY 2021] Cerita ini pernah debut di tahun 2019, tapi di hapus oleh wattpad (atau di report?) di tahun setelahnya. Saya upload ulang karena sayang