9

1.4K 170 3
                                    

"Kau sudah mendengar apa yang terjadi antara Doctor J dan Doctor Hwang pagi tadi?" Tanya Suster Mina seraya berbalik kebelakang meminta Dahyun menaikan resleting seragamnya. 

"Tidak. Shift ku baru dimulai, memangnya apa yang terjadi?" 

"Aku juga kurang tahu pasti. Kata Momo mereka bertengkar hebat diluar ruang operasi. Doctor J dan Doctor Hwang meneriaki satu sama lain seperti sepasang musuh bebuyutan. They fought like a kids! Momo bilang dia tidak pernah melihat Doctor J sebegitu marah sebelumnya." 

"Damn..." Dahyun terkekeh geli mendengar informasi itu, "Memang sebabnya apa?" 

*** 

Jeongin sedang dilanda stress.

Dia sedang lelah secara emosional, fisik, dan batin.

Jeongin sudah tak pernah lagi bertemu dengan kedua kekasihnya, semenjak terjadinya sebuah kecelakaan hebat berkat jembatan penyebrangan rubtuh sekitar satu minggu yang lalu.

Jangankan bertemu, ia bahkan tidak tidak sempat pulang ke rumah untuk beristirahat. Rata-rata break time yang ia miliki saja hanya 2 atau 3 jam per-hari. Makan, mandi, tidur seperti sedang berkedip, lalu lanjut menyelamatkan hidup ratusan pasien yang dikirim ke rumah sakit ini walau keadaanya sendiri sudah nyaris seperti zombie. 

Asan Madical Centre menjadi berkali-kali lipat lebih sesak dari biasanya.

Di hari-hari pertama, pasien korban kecelakaan yang berdarah-darah dilarikan kemana-mana, kamar inap over occupancy, para dokter dan staff berteriak satu sama lain, mengomando seluruh staff yang terlihat untuk bergerak lebih cepat hingga semua orang berkerja berat dibawah tekanan. 

Mengesampingkan masalah pribadi ke tempat terjauh dalam pikirannya— Jeongin berkomitmen untuk tetap fokus bekerja dan tidak membiarkan siapapun menggangu stabilitas mentalnya saat ini.

Kemudian datanglah Seungmin dengan wajahnya yang (menurut Jeongin) sangat menyebalkan. Sebenarnya niat pria itu baik, ia hanya meminta Jeongin beristirahat sejenak, atau setidaknya makan sesuatu yang lain selain re-heated food dan kopi, sebab Jeongin benar-benar lalu lalang kesana kemari tanpa makan serta tidur yang cukup selama seminggu penuh.

Seungmin sungguh tidak tega melihat kekasih kecilnya mondar mandir ditengah ratusan pasien dengan penampilan yang nyaris menyrupai mayat hidup seperti itu.

"Aku kepala bedah disini, Doctor Hwang, aku punya tanggung jawab yang sangat besar!"

Seungmin mendesah panjang, ia tahu Jeongin sedang kelewat sensitif. Semua orang dirumah sakit ini juga begitu, sebenarnya.

Salah bicara sedikit saja, dan kau akan menyakiti perasaan seseorang dan membuat hal tidak penting menjadi masalah besar. Seungmin tidak heran belakangan ini para staff memilih bekerja dalam diam kalau bicara tidak terlalu dibutuhkan, 

"Doctor J, kau bukan robot. Ada banyak dokter di rumah sakit ini yang bisa menggantikanmu. Semuanya sudah terkendali, bukan? Para pasien intensif sudah dirawat dengan baik. Tolong jangan pasakan dirimu." 

"I'm perectly fucking fine!" 

"No you're not, Doctor. Kenapa kau keras kepala sekali? Aku tidak melihatmu makan dari kemarin, dimana tanggung jawabmu terhadap dirimu sendiri?!"

Seungmin tidak sadar suaranya mulai meninggi, dan tidak sadar juga kalau hal itu membuat Jeongin makin terpancing emosi.

"Ku bilang aku baik-baik saja! Aku makan atau tidak, tidur atau tidak, itu sama sekali bukan urusanmu! Bukankah kau juga punya pekerjaanmu sendiri, doctor? Urus semuanya dan jangan campuri milikku!"

Pills and Cigarettes Re-PublishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang