🍁'Roti dan Buku

10 1 0
                                    

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

🍁

🍁

🍁

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶


Steven. Hanya Steven nama seorang laki-laki bertubuh elastis,berkulit putih, wajah tampan, dan manik mata coklat terang. Namun, siapa sangka dibalik wajahnya yang tampan dia adalah seorang narapidana yang terjerat kasus pembunuh.

Beberapa bulan lalu, ia bebas dari penjara dan ia memutuskan untuk membeli rumah flat di permukiman kecil yang berada di pinggiran kota. Rumah flat itu dekat dengan Alizhe. Mungkin bisa dibilang mereka bertetangga. Bahkan bersebrangan.

"Tidak ada makanan? Aku bisa tiada jika seperti ini. Aku akan membeli saja." Ujar Steven berlalu pergi, untuk mencari makan.

Steven berjalan menelusuri kota. Banyak orang yang berlalu lalang melihat kearahnya, parasnya yang menawan membuat semua orang terpikat kepadanya. Tapi, tidak tau jika semua orang mengetahui dia seorang narapidana dengan kasus pembunuh.

Sudah jauh Steven berjalan, hingga ia tersenyum saat melihat toko roti yang ada di hadapannya.

"Toko Roti Deluna. Nama tokonya sangat menarik. Mari kita lihat apa isi toko ini semenarik namanya." Steven pun berjalan masuk ke dalam toko roti. Tapi, toko roti itu terlihat masih sepi, mungkin karena ini masih pagi. "Permisi!" Ujar Steven sedikit keras. Namun, tak ada sahutan dari pemilik toko.

"Hallo! Toko ini tutup atau buka? Jika tut..."

"Toko ini buka Tuan." Ucap seseorang dengan lembut, Steven pun berbalik badan untuk melihat siapa itu. Ia sedikit tertegun melihat gadis di hadapannya, dia gadis yang ia temui saat di tangga tadi.

"Maaf membuat anda menunggu. Saya dari belakang membuang sampah, saya tidak mendengar anda. Jadi, apa yang anda butuhkan?" Tanya Alizhe dengan sopan, sedangkan Steven masih memandang paras cantik Alizhe.

"Tuan, anda membutuhkan sesuatu?" Tanya Alizhe kembali, Steven langsung tersadar dari lamunannya. "O-oh itu, aku ingin membeli roti."

"Tentu, roti rasa apa yang anda inginkan?"

"Apapun, tapi jangan rasa kacang." Ujar Steven.

"Baiklah tunggu disini. Saya akan mengambilkannya untuk anda." Alizhe pun berjalan masuk untuk mengambil roti yang diinginkan Steven. Steven pun langsung duduk di kursi yang letaknya tak jauh dari ia berdiri. Ia terus memandangi punggung Alizhe yang berjalan kearah belakang. Manik mata itu tidak pernah lepas dari Alizhe."

"Alizhe." Gumam Steven

Belum sempat Steven mengalihkan pandanganya, Alizhe datang dengan membawa kantong berisi roti untuk Steven.

"Astaga!" Steven terkejut kalau Alizhe tiba-tiba berada di hadapannya, berbeda dengan Alizhe, ia merasa bingung dengan kelakuan laki-laki di hadapannya.

"Tuan anda kenapa?"

"Aku tidak apa-apa. Apa pesanan ku sudah siap?" Tanya Steven.

"Sudah, ini rotimu tanpa kacang..."

"Baiklah, ini uangnya dan terima kasih ." Ujar Steven sembari menaruh uang seratus ribu di atas meja dan mengambil kantong roti dari tangan Alizhe tanpa permisi.

"Ada apa dengannya? Dia sangat an...hei, uangnya kelebihan." Ucap Alizhe sembari berjalan keluar untuk mengejar Steven.

"TUAN UANG MU KELEBIHAN!" Teriak Alizhe, sementara Steven hanya menoleh dan langsung lari. "Dia sangat aneh. Aku tidak mengerti ada apa dengan dia?" Ujar Alizhe, ia pun kembali masuk untuk mengurus tokonya.

DesemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang