🍁'Kembalian

7 1 0
                                    

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

🍁

🍁

🍁

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Waktu sudah memasuki petang, Alizhe kini sudah berjalan santai untuk pulang ke rumah. Ia selalu menebar senyum ke setiap orang yang berlalu lalang. Ya, meskipun keluarga Deluna adalah keluarga sederhana dan kelas menengah, namun siapa sangka keluarga itu sangat dihormati di permukimannya.

Alizhe terus berjalan hingga ia sampai di daerah permukimannya. Ia berjalan menaiki setiap anak tangga. Saat ia melewati rumah Steven matanya tak sengaja melihat Steven yang tengah membaca di ruang tamu dengan ditemani sebotol minuman.

Entah dorongan dari mana Alizhe mulai berjalan ke arah rumah Steven.

Toktok...mendengar suara pintu diketuk Steven langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Di sana ia melihat Alizhe yang tengah tersenyum manis kearahnya.

"Ada apa?"

"Apa aku boleh masuk?"

"Tentu, masuklah." Setelah mendapatkan izin dari Steven, Alizhe langsung masuk kedalam rumah Steven dan mengambil duduk di hadapan Steven. "Kau membaca bukunya?"

"Aku tau kau tidak buta?" Ujar Steven, Alizhe pun terkekeh mendengar hal itu. Sementara Steven hanya memandang Alizhe tanpa ekspresi.

"Kenapa kau kesini?" Tanya Steven.

"Kalau seseorang datang kerumahmu itu artinya bertamu. Kau ini kenapa? Setiap bertemu dengan ku kau mendadak aneh. Apa aku menakutkan?"

"Hmm, kau sangat menakutkan dengan mata empat mu itu." Ujar Steven, Alizhe yang mendengarnya bukan merasa sakit hati malah tertawa dengan pertuturan Steven.

Mendengar tawa Alizhe untuk beberapa detik Steven terpaku dengan suara khas Alizhe, matanya yang menyipit saat tertawa dan lesung pipi terlihat jelas diwajahnya. Alizhe yang merasa diperhatikan pun segera menatap kearah Steven, kedua pasang manik mata kini bertemu. Memancarkan perasaan dari masing-masing yang tak diketahui. 

"Hallo tuan Steven. Apa anda mendengar saya? Saya sedang mengajak anda berbicara oke?" Ucap Alizhe menyadarkan Steven dari lamunannya.

"Katakan apa maksud tujuanmu kesini?"

"Aku ingin memberikan kembalian mu."

"Kembalian?" Ujar Steven

"Hm, kembalian dari uang yang kau beli roti tadi siang atau pagi ya? Kau membeli roti siang atau pagi?" Tanya Alizhe yang lupa kapan Steven membeli roti di tokonya.

"Sebelum Masehi." Ujar Steven seraya duduk kembali.

"Benarkah? Apa kau sudah lahir?"

"Hm, aku lahir di setiap abad. Tapi, aku lahir di abad ini begitu sengsara."

"Kenapa?"

"Apa aku harus mengatakan alasannya." Ujar Steven.

"Iy..."

DesemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang