Part 5

7 7 0
                                    

Masih di hari yang sama. Pukul 16:00 Lettha dan Arum keluar dari komplek. Ya berniat untuk ketemuan dengan kaka tingkatnya.

"Gua kira ka Chay udah disini" gumam Arum yang masih bisa didengar oleh Lettha.

"Tunggu aja. Paling bentar lagi sampe"

Ting

Suara notifikasi membuat kedua nya membuka handphone masing masing.

Bidadari ( 3 )

Chayra
Gaes gua otw ye

Bangsat. Gua kira udah jalan daritadi. Batin Arum

"Jawabin noh kaka lu" ujar Arum setengah kesal.

"Yeh tai"

Alettha
Oke, gua sama Arum udah ditempat ka

Chayra
Sip, tunggu ye

Sekitar 15 menit Arum dan Lettha menunggu kaka tingkatnya yang tak kunjung datang.

Dengan emosi yang memuncak, Arum bangun dari duduknya, niatnya ingin meninggalkan Lettha "Anjir lah, mao balik aja gua"

"Sabar Rum baru nunggu bentar. Udah sini duduk, ntar juga dateng"

"Bukan gitu anjeng, gua ga tidur siang. Ngantuk"

"Ye siapa suruh"

Arum hanya berdecak mendengar jawaban Lettha, ya memang itu salahnya karena tidak tidur siang.

"Aduh maap gua telat"

"Dua puluh menit gua sia sia. Udah ayo tar keburu sore" ujar Arum lalu pergi dari hadapan Lettha dan Chayra.

Lettha menepuk bahu Chayra, "Gapapa, dia orangnya emang gitu. Kuy lah"

Chayra mengangguk. Kemudian Lettha dan Chayra menyusul Arum yang sudah jauh didepan sana.

Akhirnya mereka berlari lari kecil di sekitaran alun alun kota Bandung. Mau malam minggu, jadi lumayan ramai. Banyak yang membawa anak anak nya kulineran, dan banyak juga yang membawa pacarnya alias malam mingguan.

"Gamau duduk dulu Rum?" tanya Chayra.

Arum mengangguk, lalu berjalan menuju bangku taman yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri disusul oleh Chayra yang berjalan disamping Lettha.

"Rum, gua minta maap ya"

Arum tersenyum, "Gapapa kalem. Gua emang lagi emosi aja, jadi kebawa. Maap juga ya"

"Alhamdulillah baean, gitu kek daritadi" kalian sudah pasti tau dia siapa, ya Lettha.

"Berisik, gua jejelin kaos kaki mao lu?"

Lettha membentuk tameng dari tangannya, "Kalem brow"

"Em gaes. Adek sepupu gua mau kesini. Gapapa kan?" tanya Chayra sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Arum hanya mengangguk, sementara Lettha ..

"Ganteng gak? Kalo gak ganteng gaboleh"

Arum menoleh kearah Lettha, "Buaya betina lu"

"Pitnah aja lu Rum. Kaga bege ka, hoax dia"

Chayra terkekeh, "Ganteng ko Lett. Nanti gua kenalin"

Lettha cengengesan sambil mengacungkan jempol.

Tidak lama, terlihat segerombolan lelaki yang menghampiri mereka bertiga. Lettha sudah bergidik ngeri, karena takut mereka adalah rampok. Tapi, masa iya rampok berpakaian olahraga?

"Ka" ucap salah satu lelaki yang berjalan paling depan.

Kek kenal suaranya. Saha ya tapi. Batin Arum tanpa minat untuk melihat orangnya, ia masih setia bermain handphone.

"Eh Cak, kirain bakalan lama"

Cakra tersenyum, lalu beralih pandangan ke Lettha dan Arum. Lettha yang tidak sengaja bertatapan dengan Cakra langsung menunduk malu.

"Temen lu ka?"

"Eh iya. Lett, Rum tuh kenalan sama adek sepupu gua"

Cakra menyondorkan tangan kanan nya kearah Lettha, "Cakra"

Dan dengan senang hati ia menerima sondoran tangan Cakra sambil tersenyum manis, "Alettha"

Cakra membalas tersenyum manis pula. Lalu ia kembali menyondorkan tangan kanan nya didepan Arum yang masih belum memalingkan pandangannya dari handphone, "Cakra"

Arum yang tidak asing dengan namanya pun langsung mendongak, "Loh?" ia terkejut, karena ia sudah kenal dengan Cakra.

Cakra juga sama terkejutnya, kemudian tersenyum, "Keknya Bandung sempit banget"

Sementara Cahyra dan Lettha melongo, tidak mengerti dengan keduanya. Lalu dengan senang hati Cakra menjelaskan.

"Gua udah kenal Arum, dari pas hari pertama masuk kuliah"

Lettha dan Chayra hanya mengangguk menanggapi. Sementara Arum kembali fokus dengan handphone nya, ntahlah sedang apa dia.

"Ehem, kita gak dikenalin nih?" basa basi salah satu lelaki yang berdiri disamping Cakra.

Cakra menepuk jidatnya, "Oiya gua lupa. Kenalin, ini temen temen gua"

"Yang ini namanya Rayhan, itu Luki, dan yang tinggi itu namanya Bayu" sambungnya.

Lettha tersenyum, "Alettha"

"Arumi"

Bener bener anjir. batin Lettha

Setelahnya tidak ada obrolan. Sampai beberapa menit kemudian, Bayu memecah keheningan.

"Eh nongki bareng kuy?" ajaknya.

Semua menoleh ke arah Bayu, "Kemana?" tanya Rayhan.

"Mpo Mumun. Es kelapa nya boleh tuh anjir"

Setelah mendengar kata 'es kelapa' ntah kenapa Arum terlihat sangat semangat. Tapi tidak dengan Cakra yang terlihat agak murung?

"Lu kenapa Cak?" tanya Luki sebelum menyusul yang lain, namun karena suaranya lumayan besar teman teman nya yang sudah jalan duluan pun menengok.

Cakra menggeleng, "Gapapa"

Rayhan berbalik lalu merangkul Cakra, "Kalem aje bro. Ngapa lu ngapa?"

"Ka Chay, bukannya lu gasuka buah?"

Semuanya kaget mendengar penuturan Cakra, sementara Chayra hanya tersenyum.

"Masih bisa kalo cuma kelapa, udah ayo" ajaknya.

Akhirnya Cakra mengikuti langkah teman teman nya menuju kedai es kelapa Mpo Mumun.

Setelah sampai dan memesan beberapa gelas es kelapa, Chayra, Arum, dan Lettha mengambil posisi di meja pojok. Ntahlah, mereka lebih suka di pojok karena biasanya di pojok itu lebih sepi.

"Woi ciway ciway. Jangan misah, sini atuh" ujar Bayu yang kepala nya langsung ditoyor oleh Rayhan.

"Bodoh. Kita lah yang nyamperin, ayo" ajak Rayhan yang langsung di angguki oleh Cakra dan Luki. Sementara Bayu? hanya misuh misuh.

Luki menoleh ke arah Bayu, karena ia berjalan paling belakang jadi ia mendengar misuhan Bayu, "Cepet bege Bay"

"Ck. Iya iya kalem bosku"

Malam minggu yang indah bagi Cakra.

- • -

hallo. jangan lupa voment ya !
terimakasih

- :)

ARUMI -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang