Suatu kala Rigel pernah bertuah, "kita berteman bukan berarti selalu benerin segala kelakuan dia, kalau salah ya diingetin."
Kalau kata Arsa berteman dengan Starzee itu kadang kala tidak sesuai dengan namanya yang artinya kegembiraan.
"Untung kalia...
Bohong jika Fares bilang dirinya tidak bosan. Satu kelompok dengan orang-orang membosankan yang terlalu serius menjalani MOS sudah cukup untuk membuat ia ingin kabur dan menemui kembarannya. Pasti menyenangkan bersama dengan pemuda itu bayang Fares.
Setelah berkenalan dengan Shotaro dan ketiga orang lainnya tadi Fares tidak berkenalan dengan siapapun lagi jadi bisa dihitung dirinya hanya tahu enam orang. Tidak, dirinya bukan orang sombong ataupun canggung berkenalan dengan orang baru hanya saja ia selalu berusaha menghindar dari orang ambis dalam belajar dan sial nya teman satu keompoknya berjenis itu. Tidak ada alasan khusus sih hanya malas berurusan dengan orang-orang seperti itu. Egois kalau kata bayangan yang ada di kepalanya.
"Gimana jelas?" tanya perempuan dengan seragam OSIS yang tak lain adalah Kakak Pembimbing kelompoknya. Serempak sebelas siswa setingkat dirinya yang berseragam berbeda itu mengangguk. "Oke, sekarang ada ide buat yel-yel?" Semuanya diam tanda tidak ada ide atau pikirannya berkelana, seperti Fares. Pemuda berwajah cantik bak peri itu memikirkan nasib dirinya dua jam kedepan sebelum jam makan siang. Bosan.
Ting
Twinnie🤕 Bosen?
Ah, pucuk dicinta ulam pun tiba. Dengan berpura-pura seakan mencari referensi Fares membuka pesan dari kembaran 'kesayangannya'.
Me Banget hhh
Twinnie🤕 Makanya kenalan. Nethink duluan sih lo
Me Ck, gak dulu
Twinnie 🤕 Yeee songong amat si ayam Entar makan siang gabung gue aja gue kenalin sama temen gue Kasian temen lo Caraka doang
Me Kasian temen baru lo :( Buruk banget nasibnya harus temenan sama dugong
Twinnie 🤕 Gak tau diuntung, setan.
Me Jemput gue dikelompok gue dong entar
Twinnie🤕 Ogah, nglunjak lo Bareng Caraka aja lo Bye.
Me HEH!! Temenin gue dulu kek
Telat, kembarannya benar-benar mengakhiri percakapannya. Pemuda itu sepertinya mendapat teman sekelompok yang lumayan asik. Ah sudahlah.
'Fares, bertahan sedikit lagi,' batinnya dengan sedikit lebay.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Akhirnya waktu makan siang tiba juga." Pemuda dengan senyum cantik itu mengeluarkan senyum tulus pertamanya sejak acara MOS dimulai. Sekarang tinggal menunggu Caraka dan menemui kembarannya.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, seorang Caraka Zidan Amadya tidak akan pernah telat memang. "Aka, ayo ke kantin. Gue kenalin sama sahabat kembaran gue!" serunya bersemangat.
"Gak usah," balas Caraka sewot tapi tangannya berkata lain. "Gak usah geret-geret juga kali, Ka," ucap Fares yang kesusahan karena Caraka menggeretnya tanpa aba-aba.
"Lo lama. Dimana kembaran lo itu?"
"Gak ta—"
"FARES SINI!" Mereka berdua menoleh ke sumber suara dan menemukan sebuah tangan melambai dari pojok kantin. Meja itu lumayan penuh karena di isi sekitar enam orang.
"Kembaran lo, Res?" tanya Caraka yang memang belum terlalu kenal dengan kembaran Fares itu, karena Fares dan kembarannya beda sekolah sejak SMP. "Iya, yuk!"
'Kembaran beneran bukan sih?' ucap Caraka pelan sambil menyusul Fares.
"Temen lo dah banyak aja, Sa. Tumben," ucap Fares yang langsung duduk di depan kembarannya itu tanpa menoleh. "Duduk aja sih, Ka."
"Auch! Pelan-pelan dong," seru Caraka karena sahabatnya itu tiba-tiba menarik tangannya.
"Belum kenalan sih sama tiga orang di pinggir kiri itu, temennya temen sekelompok gue. Baru mau kenalan lo dah dateng," jelas satu-satunya saudaranya itu.
"Loh?!"
"Lah ketemu lagi kita,"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.