4. Tadir kali ya?

209 22 1
                                    

"Lah kok lo udah kenal duluan sih?" protes Arsa kala mendapati ternyata kembarannya itu sudah mengenal tiga orang yang semeja dengannya itu.

"Lo kurang gercep berarti," balas Fares santai.

"Kok kalian bisa semeja sama ini anak sih?" tanya Fares tanpa peduli saudaranya itu menggerutu. "Ini anak ini anak, gue punya nama tau," kesal Arsa.

"Kebetulan temen gue temenan sama dia(?)" jawab Rigel sedikit ragu pasalnya hubungan temennya dengan anak yang sepertinya dekat dengan Fares sedikit aneh. Fares hanya meng ohh, seolah mengerti padahal dia bingung temen Arsa yang mana? Pasalnya dia dimeja ini sekarang ada dua orang lagi yang asing dimata Fares.

"Eh, kayaknya gue pernah liat lo deh," ucap Aka tiba-tiba sambil menunjuk Arsa. Fares turut menaikkan alisnya, bingung. Seingatnya dia belum pernah mengenalkan Aka pada kembarannya.

"Gue? Dimana?" sahut yang ditunjuk bingung. 

"Muka lo pernah pernah menang lomba fotografi gak sih?" tanya Aka ragu. Arsa langsung mengerti dan menyahut, "APANYA YANG MUKA??! Pipi sama tangan doang gitu. Tapi lumayan sih dapet traktir makan seminggu karena muka gue dicolong," jawabnya sambil menggebu.

"A-anu boleh minta kenalin sama fotografernya gak? Gue sedikit tertarik sama hasilnya, makanya gue ngenalin muka lo karena sering stalk acc fotografernya. Lo harusnya kenal kan ya soalnya muka lo sering nampak di feed dia," pinta Aka.

"Kenalan aja sendiri, mumpung orangnya lagi di depan lo."

"Hah? Eh?" bingung Aka yang tadinya menatap Arsa yang di depan Fares kini memutar pandangannya ke sosok di depannya. Bukan hanya dirinya, semua penghuni meja itu juga menatap sosok yang dimaksud Arsa karena mereka merasa orang itu terdengar menakjubkan.

"Lo Caraka kan? Gue Nalen, salam kenal."

"Kok lo tau?"

"Gue juga anak RedriPhoto kalau lo gak tau," balas Nalen. RedriPhoto, semacam tempat buat orang-orang belajar photographi.

"Wah, jodoh tuh berarti," sahut sosok Jibran yang sejak tadi menyimak percakapan itu.

"Omongan lo, urus dulu tuh keenam pacar lo," balas Jenan sinis. "Bangsat, itu pacar apa mata dadu," sahut Yangs.

"Yangs, sekali ngomong langsung kasar begitu. Tobat lo, anjing," balas Arsa. "Dih homo!" ucap Jenan kala mendengar panggilan Arsa untuk cowok yang menurut Jenan mencolok, karena warna rambut Yangs saat ini blonde dengan warna pink diujungnya.

"Gue emang homo sih," balas Arsa santai. "Ya udah sama," balas Jenan lagi.

"Apasi gak jelas," sahut Rigel kesal karena percakapan enggak berguna itu. "Nama gue Rigel, btw," lanjutnya.

"Gue Jenan dan si pacar enam itu Jibran."

"Tinggal lima, baru putus lima detik yang lalu." Jibran membenarkan ucapan Jenan itu. "Anjir," balas serempak penghuni meja itu.

"Gue Nalen temen sekelompok Yangs, sohib sejak bocil Arsa, baru kenal sama Haega tadi dan senang ketemu kalian," sahut Nalen yang dipendengaran Fares terlalu formal. Ngomong-ngomong siapa Haega?

"Gue Caraka panggil Aka aja dan dia." Caraka menatap Fares dan melanjutkan, "Fares, kenalan sendiri aja deh."

Fares berdecak dan mengenalkan diri, "Fares, percaya gak percaya gue kembaran Arsa."

"Kembar beneran?" tanya Jibran meragukan.

'Tuh kan bukan cuma gue yang ragu kalau mereka beneran kembar,' batin Aka.

"YA IYA LAH! Gue kakaknya," balas Arsa sewot.

"HAH?? KOK BEDA?! Muka lo adem, cantik, keliatan pinter, tapi si Arsa kok muka penipu," sahut sebuah suara. Pemilik suara itu tiba-tiba datang dan duduk di tempat yang tersisa.

"Lo masih dendam sama gue ya, Ga?" balas Arsa sewot.

"Gue Haega ngomong-ngomong dan dia Taro." Bocah yang terlihat sedikit 'tidak akur' dengan Arsa itu menatap Fares dan juga Caraka. "Halo, kalian!" sahut Taro lebih dulu, menjelaskan jika mereka sudah kenal sebelumnya.

"Silahkan dimakan baksonya, porsi kalian berdua juga udah ada. Arsa yang nyuruh sih tadi, kirain dia mau makan tiga porsi soalnya lemak pipinya keliatan numpuk. Buat Jibran juga udah gue pesenin juga karena lo kenalan Rigel."

Sekarang Fares paham kenapa hubungan Arsa dan Haega sedikit berbeda. Mereka sejenis. Tidak tahu malu. Bedanya Arsa sedikit punya rasa malu di awal, sedangkan pemuda tan yang tak kalah gembil dengan saudaranya itu sejak awal sudah tidak tahu malu.

°°°°°°°°°°

RendriPhoto dan tetek bengek fotografi itu aku ngarang.... Jadi maaf kalau kesannya salah kaprah.

starzee | 00l nct & skzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang