Gus Jamal-Part 2❤️

36 4 3
                                    

-
-
-
-
Happy Reading guys


Nayya sedang memainkan ponselnya sembari menunggu seseorang datang.
Ntah sudah berapa lama ia sendirian ditempat itu.Kemudian,yang ditunggu datang juga.Siapa lagi kalau bukan vivi.Vivi langsung menghampiri Nayya dengan berlari kecil.

"Habis mampir ke arab dulu yah?lama amat,hampir setengah jam nungguin kamu."sewot Nayya memanyunkan bibirnya.

Vivi yang tau ekspresi sahabatnya itu mulai badmood ia langsung memeluknya,"Tadi tuh aku mampir dulu ke jepang,trus ke inggris,karna hawanya panas aku singgah dulu sebentar ke Belanda liat kincir angin.Ehhh,aku inget ada janji ketemu kamu.Langsung deh balik ke indonesia."Beo Vivi meledek sahabatnya itu.

"Dasar kamu yah."

Vivi duduk disebelah Nayya.
Nayya langsung saja membuka obrolan yang ingin ia curhatkan tanpa basa basi.

"Vi,aku udahan sama dia."ucap Nayya yang membuat vivi kebingungan.

"Loh kenapa?"cetus vivi.

FLASBACK ON

Didepan Nayya sudah ada Laras yang sedang sibuk mencuci motor barunya.
Meskipun begitu,laras tetap baik menyambut kedatangan Nayya.
Mereka sudah akrab seperti kakak adek.Tidak ada kata sungkan lagi.

"Laras,ada hal apa yang pengin kamu omongin?"tanya Nayya sembari melihat laras yang masih sibuk dengan motornya.

Laras menghentikan aktifitasnya, "gini Nay,semalem aku udah inbox pacarmu.Dia itu jadi penghambat buat kamu."jelas laras dengan lemah lembut.

Nayya terdiam.Hatinya serasa dicambuk saat kata-kata itu terlontar begitu saja dengan santainya.

"Aku nggak pacaran sama dia.
Tapi komitmen.Ia sih,aku nggak boleh post foto di medsos."cicit Nayya,ia mulai memperluas pemikirannya.

"Nah itu.Dia nggak ngedukung kamu dong?Padahal kamu butuh suport.
Sekarang gini,bukannya gimana ya aku cuma ngomong apa yang ayah sampaikan ke aku.Kamu milih impian apa milih dia?"To the poin dari seorang Laras mampu membuat Nayya lemas dan nangis sejadi jadinya.

Laras diam melihat temannya itu menangis.Ia kemudian duduk di samping Nayya.

"Emang kamu udah bareng dia berapa lama?"tanya Laras lagi.

"Dua,hiks hiks"jawab Nayya sesenggukan.

Laras mengangkat alisnya keatas,"Dua bulan??"tanya nya lagi.

"Du-a hiks tahun kenal hiks,Du-a hiks hiks tahun komitmen.Kurang le hiks hiks bih empat hiks tahun hiks."cetus Nayya mengusap air matanya yang tiada henti membasahi pipi cabinya itu.

"Sekarang pikir,kalau kamu milih si dia.Belum tentu dia jodohmu kan?Belum tentu kamu bahagia bareng dia nantinya.Apalagi ajarannya berbeda.
Udah jelas belum kalau ortu ngasih restu?"Laras mulai menjelaskan satu persatu.

"Sedangkan,kalau kamu milih impian.Kamu bisa mendapatkan
apa yang kamu mau.Kamu bisa banggain ortumu.Kalau kamu sukses usia muda mah kamu gampang ini itu.Bukan cuma itu aja,pasti banyak cowo yang antri buat dapetin kamu.Itu bedanya.Udah jelas kan kamu harus milih mana?"

Nayya masih menangis sesenggukan.
Tapi ia bisa mencerna apa yang dikatakan laras.Emang ada benernya juga sih.Lepaskan satu,akan datang seribu.Jika kamu kehilangan seseorang yang sangat berarti untukmu,Maka kamu akan kedatangan pula seseorang yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Laras terseyum,"kalau aku sih udah jelas harus milih yang mana.Aku juga pernah ada diposisimu.Trus aku lepasin dia gitu aja.Dan Alhamdulillah aku dapet yang lebih baik.Bahkan sekarang dia ngejar aku.Nay,kamu itu duplikasiku."

Tak bisa berkata-kata lagi,Nayya meninggalkan laras dan duduk di motornya yang tak jauh dari laras.
Ia hanya ingin menenangkan dirinya,ingin menyembuhkan hatinya yang terluka,ingin melupakan tangisnya.Laras memaklumi sikap Nayya,karna ia tau rasanya kehilangan seseorang dalam kehidupan untuk selamanya.

"Ras."panggil Nayya untuk seseorang yang  kini sedang mengelap motor.

"Iyah,ada apa Nay?Sok mangga carita atuh."

Masih dengan mengusap air matanya dan menahan sesenggukannya, "Semalem aku pengin martabak.
Trus dia bawain martabak sama es pisang ijo buat aku.Kebetulan aku lagi nggak di rumah.Dia baik banget."

"Emm susah,susah."cetus laras lirih yang masih terdengar di telinga Nayya.

Gadis yang sedang duduk dimotor itu kembali menghampiri temannya.
Bersama dengan pilihan yang tepat
ia katakan,"Ras,Bismillah aku milih impianku.Aku akan lepasin dia meskipun hatiku belum ikhlas.
Aku cuman butuh waktu untuk bisa mengikhlaskannya dengan sepenuh hati."

Senyum dari temannya itu merekah.
Ia bangga dengan pilihan Nayya yang tepat.Allah menitipkan seorang Nay untuk Laras.Dia harus bisa menjaga titipan-Nya.

Setelah selesai mencuci motornya sampai bersih,gadis berambut panjang itu langsung membereskan alat-alat yang tadi digunakan.
Adzan berkumandang terdengar merdu.Memanggil umat muslim untuk melaksanakan sholat.
Mereka bersiap-bersiap pergi ke mushola terdekat untuk sholat dhuhur berjamaah.Setelah itu mereka akan pergi Home Sharing di rumah ayah dan bunda.

FLASBACK OFF

Vivi menganggukan kepalanya,
"Oh gitu ceritanya."

Nayya menggerutu,"ishh sebel aku sama orang satu ini."

Vivi menanggapinya dengan candaan.
Ia tidak mau sahabatnya tercinta itu larut dalam kesedihan.

"Berarti mulai besok,depan rumahku nggak jadi tempat parkir motor kamu lagi dong?wkwk canda."ledeknya lagi.
Spesies langka nih orang kaya vivi gini.Sukanya becandain orang mulu.

Tanpa sengaja setetes air mata itu turun.Dan rasa hangat terasa saat sahabatnya itu memeluk erat tubuh mungilnya.Kata sabar dan tenang tak henti sahabatnya itu lantunkan di telinga Nayya.Beruntung sekali Nayya punya sahabat seperti vivi.Sejak di jenjang smp mereka selalu bersama,maka tak salah jika mereka sehangat itu.

Kruuuk kruuuk

Vivi membisikan sesuatu ditelinga Nayya.Ternyata itu bunyi perutnya yang kena demo sama cacing perut gara gara belum makan siang.
Nayya pun langsung gercep turun kebawah untuk memesankan makanan kesukaan sahabatnya yaitu
Kebab,nasgor,dan jus mangga.
Ia pula memesan mie level 5 dan es jeruk nipis.

"Jadi gimana vi,keputusanku udah tepat belum?"tanya Nayya sembari menaiki anak tangga.

Vivi berfikir sebentar,
"Keputusan apa?kalau masalah yang udahan sih aku setuju.Dia pasti banyak maksa kamu supaya kamu bisa kaya dia kan?"

"Iya."jawabnya singkat.

"Belajar mengikhlaskan.Nanti kamu juga akan belajar menerima orang baru yang datang dalam hidupmu.
Yang jauh lebih baik dari dia.Aku yakin kamu bisa Nay."sebuah kalimat bijak untuk pertama kalinya yang vivi ucapkan.

Nayya kembali diam dalam lamunanya.Sedangkan vivi sedang asyik memainkan ponsel.
Tak lupa ia mengambil gambar dirinya.Dan mengajak Nayya fotbar mengabadikan moment bersama.

Chapternya lumayan panjang nih.
Maaf kalo banyak dialognya.
Boleh dong di coment.Mungkin kurang ini,kurang itu.

Jangan lupa follow akun
wp:alpras_13
Ig:alpras_13
Fb:Al Alpras

Thanks you




















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Guz JamalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang