06📝

287 63 5
                                    

"E-emang Ma-malingnya mana aurel?! Kenapa juga Arthur nyuruh kamu buat jaga malingnya! gimana kalo kamu di culik! atau malah masuk kerumah. waduh gawat inih!. Awas aja Arthur kalo udah balek, mamah tak pites kaya kutu!" Heboh Annisa memekik kecil, takut malingnya dengar.

Aurel menggaruk pipinya pelan ia memandang bingung Annisa, sebenarnya Annisa ini kenapa?!

"Em tante bilang apa yah?, aulel gak ngelti" Ucap Aurel. Mana bisa Aurel ngerti worang Annisanya aja bicaranya nyerocos dalam satu tarikan napas,

"Duh! Aurel sayang mending sekarang kita Masuk rumah yah!" Ucap Annisa menarik Aurel memasuki rumahnya.

"T-tapi tante! gimana kalo malingnya kabul ntal Aulel di sembelih kaya sapi sama Om Altul!" Rengek Aurel mencoba melepaskan Tangan Annisa.

"Aurel jangan banyak tanya yah, sekarang kita masuk gak usah pikirin Kata Arthur nanti Mama yang hajar anak kurang ajar itu yah" Bujuk Annisa, Aurel mengangguk pasrah. Ia menatap nanar Gerombolan semut yang sudah lepas dari jangkauan nya, baik ia akan pasrah menerima hukuman arthur.

"Dadah semut selamat tinggal, kita gak akan ketemu lagi soale Om Altul mo nyembelih Aulel hiks!" Ucap Aurel pelan, mengusap ujung matanya seolah sedang mengusap air matanya.

.
.
.
.
.
Happy reading
.
.
.

Setelah masuk ke rumah, Annisa langsung menutup pintu dan jendela begitupun dengan pintu belakang, jaga jaga kalau Maling itu berani masuk.

Setelah di rasa beres, tidak ada yang tertinggal Annisa lalu berjalan menuju ruang keluarga yang mana terdapat Aurel yang hanya memperhatikan ibu Arthur mondar mandir mengunci pintu dan jendela sedari tadi.

"Aduh! Aurel sayang, Mama udah kunci semua kan? nggak ada yang ke tinggalan?" Tanya Annisa memastikan.

"Nggak ada tante. Semua aman"Ucap Aurel mengangkat dua jempolnya.

Annisa menghembuskan nafas pelan, ternyata capek juga.

Ingat sesuatu, Annisa mengambil ponselnya buru buru dari saku dan mencari nomor suaminya "Ah! papa mana papa! Ya Allah nama papa di mana sih! lagi keadaan genting gini mana gak ada" Panik Annisa.

Setelah dapat, Annisa lalu menelpon nomor itu. tidak peduli jika suaminya sedang bertemu klien penting atau apa! yang intinya prioritas utama adalah keluarga! uang masih bisa di cari nanti!

2× percobaan telepon berdering tapi tidak di angkat sampai panggilan ke 5 baru di angkat dan membuat Annisa greget sendiri.

Di seberang sana Arga menjawab dengan berbisik di karenakan rapat kali ini sangat penting dengan klien luar negeri "Assalamualaikum. Halo sayang kenapa? ini papa lagi ada kli-

"WAALAIKUMSALAM. PAPA ADA MALING!!" Tut panggilan langsung di akhiri Arga, tanpa pamit pada klien tersebut ia langsung berlari keluar dari ruangan mengabaikan panggilan sekretaris atau bahkan klien itu sendiri.

Tujuannya sekarang ialah sampai ke rumah dengan cepat dan menyelamatkan istrinya.

"Ish! ko' papa main matiin aja sih! Au ah kesel mama tuh!" Annisa dengan kaki di hentak hentakkan berjalan menuju sofa, merebahkan Tubuhnya karena lelah berjalan ke sana kemari.

Jika bertanya Aurel di mana? maka jawabannya ia sedang tidur dengan nyeyak tanpa menjelaskan permasalahannya lebih detail

Tok tok tok

OM ARTHUR! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang