30.05.21

2.7K 251 25
                                    

Obsesi
---

Nana masih tidak mengerti kehadiran sosok didepannya ini, menatapnya dengan senyum tipis tanpa rasa bersalah perihal kejadian tadi yang sempat melecehkan dirinya.

Larut dalam keheningan hingga tak sengaja mata pemuda jangkung itu berhenti disalah satu box besar di pojok ruangan, tidak jauh dari tempat duduk mereka berdua.

Pemuda jangkung itu beranjak menuju box itu berada lalu membawanya ke hadapan nana.

"Selain mesum ternyata kau juga kepo" ucapan sinis dari mulut nana menginterupsi kegiatan pemuda jangkung itu yang sedang sibuk membuka box.

"Maafkan aku nona" lalu ia kembali ketempat duduknya menghiraukan tatapan nana yang menatapnya.

"Aku bahkan lebih tau apa yang ada didalamnya itu, nona" batin pemuda jangkung.

Lalu tangan putih nana menggapai tutup box itu membukanya sedikit lalu menutupnya kembali, ia sedikit penasaran namun perasaan takut lebih mendominasi.

"Ah begini saja, aku akan membuka box nya dan kau harus beritahu namamu"

Nana merutuki mulutnya dalam hati. Apa-apaan persayaratannya itu! Sangat tidak bermutu.

Pemuda jangkung itu menaikkan alisnya, mencerna apa yang dikatakan nana dan setelahnya tawa menggelegar di kediaman nana "Kau juga kepo, nona" Ucapnya. "Namaku Jung jisung ah maksudku Park jisung eh kurasa Jung jisung"

"Jadi sebenarnya margamu itu Jung atau Park?"

"Molla, aku tidak tahu margaku nona"

Giliran nana yang dibuat kebingungan olehnya, marga sendiri saja tidak tahu? Apakah dia memiliki banyak ayah? Batin nana bertanya.

"Panggil aku jisung saja, nona" finalnya dan hanya dibalas anggukan oleh nana, tetapi marga Jung yang disebutkan oleh pemuda jangkung itu tadi sedikit menarik perhatiannya.

"Ah baiklah jisungii" Nana menghiraukan pertanyaan yang ada dibenaknya tentang marga ia lantas menarik kembali tutup box lalu membukanya.

"A-apa ini?" Tangan putih itu menarik keluar apa yang ada didalamnya box nya, terdapat foto ayah dan ibunya yang sedang bersenda gurau, kegiatan ayah beserta ibunya dan foto dirinya sendiri saat berganti pakaian.

Oh astaga, siapa yang melakukan semua ini pikir nana. Ia tidak memiliki fans juga keluarganya bukanlah keluarga yang memusatkan diri di lensa kamera. Keluarganya tidak akan pernah ingin berurusan dengan benda itu, namun apa ini?

Tangannya bergetar memegang beberapa foto itu, matanya tak lepas menelisik. Ia sedikit lega melihat orangtuanya baik-baik saja dan tidak larut dalam kesedihan karena dirinya yang jauh dari mereka atau mereka benar-benar bahagia sebab nana jauh dari mereka hingga uang mereka tak terkuras? Kini nana sedang bergulat dengan pikiran buruk terhadap ayah dan ibunya.

"Nona!"  Bentakan keras itu menyadarkan nana dari lamunannya, lantas tangannya menggeplak kepala jisung yang entah sejak kapan sudah bertengger dibahunya.

"ih babinye"

"Sialan bocah" nana terkekeh melihat ekspresi jisung yang kesakitan, tangannya kembali memungut foto yang jatuh sebab terkejut dengan teriakan jisung lalu meletakkannya kembali semula kedalam box.

Hear me! please.. || Nana HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang