30.08.21

2.1K 192 19
                                    

Want you...
----

Sesuai apa yang dikatakan Mark bahwa ia mengundang Nana kerumahnya. Kini mereka bertujuh termasuk Nana sedang duduk melingkar diruang tamu rumah enam bersaudara.

"Dimana makanannya? bukankah kau mengundangku untuk makan malam bersama, Mark?," Ujar Nana menatap Mark penuh tanya. Ayolah, jika hanya omong kosong maka ia tak akan mau kerumah menyeramkan ini batin Nana.

"Bersabarlah, orangku sedang menyiapkannya." Jawab Mark lembut.

"Cih, seperti babi," Celetuk Haechan pelan hingga hanya Nana yang bisa mendengarnya karena posisi mereka duduk bersebelahan.

"Kau mengataiku?"

Haechan mengedikkan bahunya lalu terkekeh, "Mana mungkin aku mengatai pria manis ini seperti babi," Ujarnya tersenyum miring.

"Aku jelas-jelas mendengarnya,"

Interaksi antara Haechan dan Nana tidak lepas dari atensi kelima pria disana.

"Sudahlah, ayo ke ruang makan." Lerai Mark lalu menarik lengan Nana agar mengikutinya.

Nana menoleh menatap Haechan, memasang ekspresi yang menyebalkan bagi Haechan.

"Sialan! awas saja kau."

Puk

"Sudahlah, kau ini seperti orang yang sedang cemburu saja." Ujar Jeno sang pelaku pemukul bahu haechan.

Haechan berdecak kesal menghentakkan kakinya mengikuti saudaranya yang sudah lebih dulu menuju ruang makan.

"Haechan, kau tidak makan?" Tanya Mark selaku yang tertua diantara mereka.

"Suka-suka," Jawab Haechan acuh.

Renjun menyenggol Haechan, "Ada apa denganmu? kau ingin Mark membunuh lagi malam ini?" Bisik Renjun pada haechan lengkap dengan tatapan tajamnya.

"Hm, iya ini makan" Dengan malas ia mengunyah makanannya menghiraukan Nana yang menatapnya penuh selidik.

Mereka makan dalam diam, sesekali Haechan dan Nana saling melirik seakan sedang berbicara melalui tatapan mata.

"Jangan saling melirik atau ku colok mata kalian," Ujar Renjun.

Haechan dan Nana terkesiap, dalam hati mereka cukup mengapresiasi kepekaan Renjun akan sekitarnya.

"Ada apa, Renjun?" Tanya Mark mewakili yang lainnya.

"Tidak ada."

Mark mengedikkan bahunya, tidak heran lagi tingkah para saudaranya sangat unik menyerempet aneh.

"Langsung pulang?" Tanya Mark pada Nana setelah selesai mengisi perut mereka.

Nana nampak berpikir namun tak lama ia menggeleng, "Boleh aku menginap disini?,"

"Tentu," Sahut Mark dan yang lainnya kecuali Haechan.

"Nuna, tidur denganku saja." Ajak Jisung hingga mendapat pelototan dari Chenle. "Yak! lalu aku akan tidur dimana?," Suara lumba-lumbanya menggelegar dikediaman enam bersaudara.

"Kau tidur dengan Jeno hyung saja." Sahut Jisung tersenyum manis.

Chenle dan Jisung itu satu kamar berdua jadi tak heran jika Chenle bertanya seperti itu kecuali Mark, Haechan, Renjun dan Jeno yang memang memiliki kamar sendiri.

"Tidak bisa seperti itu!" Ujar Chenle lagi.

"Biarkan Nana yang memilih ingin tidur bersama siapa," Ujar Renjun menengahi. Ayolah matanya sudah tidak tahan lagi untuk terkatup.

Hear me! please.. || Nana HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang