30.06.21

2.2K 208 9
                                    

Choice
---

Rasa rindu yang membuncah membuat seseorang menghalalkan segala cara untuk berjumpa , begitupun dengan lucas yang kini sudah bertemu pandang dengan sang kekasih. Melepas rindu yang kian lama semakin besar.

"Aaahh"

Tubuh keduanya mengejang merasakan orgasme kesekian kalinya menandakan akhirnya pergulatan panas dari kedua sejoli yang sedang memadu kasih tanpa mereka ketahui apa yang akan terjadi esok hari.

"Terima kasih sayang" Ucap lucas sembari menghujami nana dengan ciuman kupu-kupu diseluruh wajahnya dan nana hanya berdehem menanggapi lucas, terlalu lelah dan nyaman mengubur wajahnya didada bidang kekasih.

Jika kalian mengira bahwa mereka melakukan itu dengan membobol lubang nana maka kalian salah besar, Nana memang mencintai Lucas bahkan sangat namun ia tak bodoh untuk sekedar memberikan miliknya dimasuki oleh seseorang yang belum terikat sah dengannya. Mungkin untuk sekarang, tidak tahu kalau besok .

Lucas masih setia mengusap punggung nana, ia memang menginginkan nana namun tidak dengan memaksa nana untuk melakukan sesuatu yang lebih intim.

Pikiran nana melalang buana, ia memikirkan ayah dari kekasihnya. ia takut orang itu melakukan sesuatu yang membuat keduanya dalam kesulitan.

"Luke" Nana mendongak menatap lucas yang juga menatapnya sambil menaikkan sebelah alisnya, menunggu nana menyelesaikan ucapannya namun nana memilih bungkam.

"Ada apa? Ada sesuatu yang mengusikmu hm?" Tanya lucas menatap nana penuh kasih sayang. Nana sangat menyukai tatapan itu.

"Bagaimana kau bisa tahu aku ada disini?" pertanyaan nana membuat lucas merenggangkan pelukan mereka dan nana menyadari itu.

Lucas bingung menjawab pertanyaan nana, tidak mungkin jika ia mengatakan bahwa tempat ini adalah usulan dari sang ayah kepada yuta karena daerah ini berada dalam pengawasannya. Itu konyol.

"Luke, kau mendengarku?" Tegur nana kala tak mendapati lucas menjawab pertanyaannya "Kau menyembunyikan sesuatu dariku? Huh?"

"Tidak na."
"Tidurlah... besok akan ku ceritakan semua" ucap lucas mengusap pelan punggung nana yang polos tidak terbalut sehelai benang pun hanya selimut yang menutupi tubuh keduanya dan nana hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan perkataan lucas terlalu malas untuk berdebat. ah ia tak sabar menunggu hari esok, ia akan mengajak lucas untuk menyapa tetangganya dan berkeliling didesa ini.

Tidak lama dengkuran halus menghisi keheningan kamar nana. Lucas masih terjaga, ia melirik jam yang terletak di nakas samping tenpat tidur nana yang menunjukkan pukul 1 dini hari.

"Maafkan aku, aku akan membawamu pergi."
"Untuk saat ini aku hanya bisa melihatmu dari jauh, aku tak punya kuasa"
"Tunggu aku sebentar lagi" ucap lucas mengecup kening nana penuh sayang, perlahan ia bangkit, memakai bajunya kembali dan meninggalkan nana sendirian di kesunyian malam.

Nyatanya hari esok tak akan pernah ada untuk dilalui kedua pasangan itu secara bersama-sama, nana yang tengah bergelung diselimut hangatnya dan lucas yang sedang memacu kendaraannya diatas kecepatan rata-rata. Ia tak ingin Jung tua itu tahu bahwa ia menemui nana, khawatir nana akan dalam bahaya atau mungkin dirinya sendiri mengingat obsesi ayahnya itu. nyatanya satu langkah ia keluar dari rumah jung maka pergerakannya akan terekam jelas dilayar milik seseorang.

Do'akan saja lucas baik-baik saja atau ia akan bernasib sama seperti ibunya? Tidak ada yang tahu.

◎◎◎

Hear me! please.. || Nana HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang