5# C'est Toi

141 77 13
                                    

Happy Reading! Enjoy it

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!
Enjoy it.





Bel Istirahat

"Jerfan, cus ke kantin." Pemuda Sipit menarik pelan lengan si Manis. Ia berniat mengajak Pemuda itu makan bareng di Kantin. Namun, Pemuda Manis secara tidak sadar menahan pergerakan tangan Jeno.

"Kenapa?" Bertanya kepada Jaemin. Ia melirik Pemuda manis lalu menoleh ke arah sorotan mata yang sedari tadi sibuk memperhatikan Pemuda Lain dari seberang bangku mereka. Dimana seorang pemuda yang sibuk menulis di bukunya.

"Oh gua tau. Mau di panggilin?"

Sontak terkejut, Pemuda Manis dengan cepat menggelengkan kepala. Ia membalas genggaman itu lalu mereka berjalan menuju pintu kelas. "A-ah? Ga usah. Ayo ke kantin."

Sebelum mereka melewati bangku Pemuda Lain-

"H-hallo, kalian apa kabar?" Sapaan lembut itu membuat seseorang menunduk tidak sadar menarik pelan jaket Pemuda Sipit. Ia cemberut.

"Gua baik, lo sendiri?"

"Baik kok. J-jefran.. Lo apa kabar?" Lirikan canggung membuat Jaemin diam. Ia masih tidak berniat menjawab saat ini.

"Baik ya? Siap hehe."

"Ga ke kantin? Mau bareng?" Jeno bertanya memandangi Pemuda itu.

Senyuman itu seketika merekah saat mereka mengajaknya. Tidak. Lebih tepatnya ajakan Pemuda Sipit. "Boleh nih? Ikut dong!"

Tapi tanpa terduga, seseorang yang sedari diam bersandar pada mejanya, kini tiba-tiba meranjak lalu memasukkan tangannya ke dalam saku. Ia berjalan santai tanpa memperdulikan ketiga orang di belakangnya.

Mereka bertiga tersontak kaget karna suara decitan yang di ciptakan oleh Pemuda Tiang. "Kenapa lo?" Pertanyaan dari Pemuda Manis tidak dihiraukannya. Ia hanya mengedikkan bahu, lalu pergi begitu saja.

Jaemin memutar bola matanya malas. Lalu menarik tangan Pemuda Sipit, hingga melupakan Pemuda Mungil jauh tertinggal di belakang mereka.

"Loh Jef, Renan kemana?" Bingung. Pemuda itu tidak ada di sebelah mereka. Kini Jaemin melirik ke arah samping kiri kanan. Tapi tidak dapat menemukan Renjun.

"Anjir! Apa jangan-jangan Mpok Malih?" Jeno berteriak histeris, membuat para murid di lorong sontak melirik heran ke arah kedua sahabat ini.

Di saat berbalik ke belakang, Mereka dapat melihat Pemuda Mungil sedang menunduk. Ia diam tak bergeming di tempat. Tapi tidak jauh di sebelah Pemuda itu, terdapat dua orang sedari tertawa tanpa melihat sekeliling.

"Renan! Sini, lambat amat." Panggilan Jeno ditunjukkan kepada Renjun. Mendengar suara yang di kenalnya, seketika netra Nana melirik ke arah mereka.

C'EST TOI °•NOMIN•°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang