2# C'est Toi

296 119 112
                                        

Happy Reading! Enjoy it

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!
Enjoy it.





"Laki apa bukan? Lambat amat gerak kek siput!" Jaemin berseru saat tubuhnya menoleh ke belakang. Ia hanya melihat Pemuda Sipit itu diam sedari tadi.

Namun, Jeno itu hanya acuh. Ia terus berjalan melewati si kembar dan tidak mempedulikan perkataan Pemuda Manis, seperti angin lalu.

"Kesetanan apa lo?"

Pemuda Sipit tetap diam.

"Jawab pekok!"

Masih diam.

"Telinga lo belum di korek? Ga denger omongan gua?!"

Pemuda Sipit tidak menjawab.

Jaemin sabar Jaemin tampan (ralat Manis).

1

2

3

/Bugh

Ya, sanking kesalnya, Jaemin menendang bokong Jeno dari belakang. Yang menjadi korban hanya menatap dirinya tajam.

"Hyung.. Udah." Nana ingin menahan bahu kakaknya tapi sudah terlambat. Sudah terlanjur.

Tangan Pemuda Cantik terjulur untuk membantu Pemuda Sipit itu berdiri, namun Pemuda Sipit sama sekali tidak peduli. Ia bangkit sendiri.

"Hei kalian, mau kemana? Bolos?"

Suara asing itu menggema di seluruh penjuru ruangan. Sontak kaki mereka berlari dengan cepat. Seperti saat Jeno di kejar oleh Mpok Malih tidak henti-hentinya.

"Kenapa lo pada ninggalin gua? Ini Babang Tamvan woi." Pemuda itu berteriak kesal.

Mereka bertiga sontak berhenti lalu berbalik ke arah sumber suara. Saat Pemuda Manis melihat siapa orang itu, langsung saja ia mendekatinya lalu memukul lengannya cukup keras.

"Lo ngagetin gua anjing."

Sedangkan Jeno hanya mendatarkan wajahnya ketika mengetahuinya, ternyata si Dower. Bibirnya berdecak, sangat malas bertemu dengannya sekarang!

|| 🐰🐶🐰 ||

"Tumbenan si Nathan ikut bolos." Ya, Pemuda itu tak lain adalah Hyunjin. Ia berbisik ke telinga Pemuda Manis saat mereka hanya berdua di atap.

Oh iya, Jeno dan Nana tadi kalah suit. Jadi, mereka harus membeli minuman yang tidak terlalu jauh beberapa meter dari situ.

"Mungkin karna ada Jeno." Gumaman itu terdengar sangat lirih, namun masih didengar oleh si Dower. Ia tidak terlalu memikirkannya.

"Ciaa, masih langgeng aja sama si Heejin."

"Lo mau gua putus?"

"Yoi, kan gua cintanya sama lo. Putus sana, Jadian kita haha." Pemuda Dower tertawa saat mengatakan itu. Seketika raut wajah Pemuda Manis datar mendengarnya.

"Homo lo anjing."

"Baru tau sayang?"

Jaemin tidak segan-segan memukul kepala Harvin dengan keras. Tapi, ia hanya tertawa cengiran khas orang tidak berdosa.

Setelah menunggu beberapa menit, Jeno dan Nana kembali penuh dengan kecangungan. Pemuda Manis yang melihatnya pun semakin bingung.

"Lo berdua kenapa? Perasaan gua liat aneh dari tadi."

Tanpa aba-aba adiknya berlari cepat lalu memeluk tubuh Pemuda Manis. Tubuhnya gemetar.

"Nana kenapa?" Pertanyaan terkejut dari bibir si Manis saat adiknya mendekap erat tubuhnya hendak terjatuh. Pemuda Cantik hanya menggelengkan kepalanya.

Pemuda Manis menatap Jeno penuh dengan pertanyaan. Tapi, Pemuda sipit itu mengacuhkannya.

"Gua balik. Minuman lo pada di atas meja." Ia meletakkan minuman itu pada meja di sebelah mereka.

Saat Jeno hendak berbalik-

"Ada apa? Jelasin ke gua." Jaemin menarik lengan Pemuda Sipit secara paksa.

Secara tidak sadar Jeno menghempaskan genggaman itu. Lalu menjawab, "Ga ada." Ia melanjutkan langkahnya pergi.

|| 🐰🐶🐰 ||

Flashback

Sesampainya kedua Pemuda itu ke Vending Machine, mereka berdebat terlebih dahulu siapa yang harus membayar minuman itu.

Berakhir Pemuda Sipit mengalah. Ia memasukan koin kedalam mesin minuman lalu memilih minumannya.

Setelah itu, ia mengambilnya. Tapi, sebelum memberikan minuman itu ke Nana, netranya tidak sengaja melirik wajah Pemuda Cantik memerah entah dikarnakan apa.

"Lo kenapa? Liat muka lo mirip babi."

Saat mendengar perkataan jelek itu lagi, sontak Pemuda Cantik membalas lirikan Jeno dengan gugup. Ia juga tidak tau ada apa dengannya.

Nana langsung berbalik. ia menunduk dalam sambil meremas ujung celananya.

"Maaf.." Lirihan itu terdengar lagi.

Seakan Jeno tau arah Pembahasan Nana, "Lupain. Semalam ga sengaja." Lalu berjalan mendahului si Cantik.

Pemuda Cantik menarik pelan ujung jaket Jeno. Ia mengerucut lucu lalu tangannya gemetar. Ternyata sedang menangis.

Reflek Jeno menghempaskan tangan itu. Dalam benaknya, 'Bangsat!' Lalu meninju dinding dengan keras, ia pergi begitu saja.

"Jenoo.. maafin Nana.. Nana begini karna ada sebabnya, Nana ga mau hyung---"

Tersadar hendak mengatakan apa yang membuat dirinya sakit, Nana menggelengkan kepala lalu menyusul Jeno dari belakang.

Tersadar hendak mengatakan apa yang membuat dirinya sakit, Nana menggelengkan kepala lalu menyusul Jeno dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc or Unpub?
Vomment:)

Hanya karangan cerita biasa.
Seperti biasa, tolong jangan siders. Hehe, Terimakasih atas waktunya🙏🏻

C'EST TOI °•NOMIN•°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang